1. Malam pertama yang ditolak

16.1K 267 4
                                    

-POV Lisa-

Malam hari setelah acara pernikahan kami diadakan. Aku yang kini sudah mengenakan baju lingerie berwarna biru tua, berjalan langkah demi langkah memasuki sebuah kamar.

Tepatnya itu adalah kamar kami berdua, aku dan Mas Indra. Suami tampanku yang saat ini sudah berganti pakaian memakai baju kaos dan celana pendek.

Aku merasa sangat berdebar ketika mendekati Mas Indra yang sedang terduduk diatas kasur. Bagaimanapun ini adalah malam pertamaku dan suamiku tercinta.

Bagi sebagian orang, mungkin malam pertama adalah hal yang paling ditunggu-tunggu bagi kedua pasangan yang sudah terikat janji suci.

Pengalaman mendebarkan yang tak mungkin terlupakan. Kesenangan dan kepuasan yang bercampur jadi satu, sebuah nafkah yang direstui oleh Tuhan. Nafkah batin.

"Mas." ucapku yang lantas duduk disamping Mas Indra, sejak tadi suamiku? itu terus terdiam.

Sebetulnya sudah seminggu Mas Indra terlihat tidak baik-baik saja dan hanya menjawab singkat semua pertanyaanku.

Tapi yang cukup membuatku yakin jika suamiku ini baik-baik saja adalah karena dia selalu menjawab semua pertanyaan itu dengan senyuman lembut.

Seolah diriku tahu, jika lelaki ini masihlah tambatan hatiku yang begitu kubanggakan sejak lama.

"Kenapa?" tanya Mas Indra.

"Kamu kok masih berpakaian Mas?" tanyaku heran. Mas Indra termenung, seolah ia sedang dihadapkan oleh pikiran yang sulit hingga membuatnya terkesan mendiamkanku.

Tentu diriku sendiri yang tak mendengar respon balasan dari Mas Indra lantas mencolek tangan suamiku itu.

"Mas?" tanyaku dan langsung membuat Mas Indra tersadar lalu berkata.

"Kok aku merasa sangat lelah ya malam ini? Maaf Lis.. aku harus tidur dulu. Lain kali saja ya?" ucap Mas Indra tersenyum, dan langsung membaringkan tubuhnya ke atas ranjang.

Meninggalkanku begitu saja terdiam di tempat, kecewa. Tampaknya percuma diriku memakai lingerie hadiah pemberian Rhena yang katanya bakal ampuh memikat siapapun melihatnya, nyatanya... ah sudahlah.

Diriku pun beranjak tidur disamping kiri Mas Indra sedangkan Mas Indra sendiri berposisi tidur menyamping ke arah kanan dan membelakangiku.

Sekitar jam 5 subuh, diriku terbangun dan mendapati suamiku sedang terduduk disebelahku. Aku terkejut saat melihat suamiku muntah-muntah, bahkan ketika cairan itu mulai keluar dari mulutnya.

Mas Indra pun sesegera mungkin beranjak dari kasur menuju kamar mandi dan mengeluarkan semua cairan di dari dalam perutnya.

Aku khawatir, Mas Indra kenapa?

Dia bahkan terlihat sangat lemas saat itu. Aku menguruti punggungnya berulang-ulang.

"Mas, kamu masuk angin ya?" tanyaku cemas

"Aku bikinin minuman hangat ya?" tanyaku lagi.

Ia masih terus mengeluarkan cairan itu dari mulutnya, bahkan perutnya terus dipegangi saat itu.

Seakan dia merasakan rasa tidak enak di perutnya. Ia hanya sibuk membuka keran di wastafel, agar muntahannya itu luruh oleh air, tanpa menghiraukanku.

Aku ambil dua lembar tisu padanya dan ia menerimanya setelah membasuh wajahnya terlebih dahulu.

Aku papah dia kembali menuju kasur dan biarkan dia duduk disampingku.

Ia memandang wajahnya yang terlihat pucat saat itu, aku mengusap tangannya yang masih terus memegang perutnya tanpa sedikitpun berkata.

Kuserahkan Istriku Pada Adik Lelakiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang