36. Ditolong

1.2K 48 0
                                    

Lisa berjalan menuju tengah pasar, memilih tukang sayur mana yang akan ia hampiri. Ternyata disana ada beberapa pilihan tukang sayur terjaja dihadapannya.

Ia pun memilih tukang sayur sebelah kanan. Mengingat dirinya hanya makan sendirian dirumah, dirinya jadi hanya memasak sedikit saja makanan.

Ia juga membeli bawang satu kilo maupun cabai, untuk stok selama satu minggu.

Di samping membeli bahan-bahan makanan, dirinya juga menghampiri tukang perabot untuk membeli perabot rumah tangga, kebetulan harganya sedang diskon yaitu lima ribu rupiah per satu barang.

Setelah pergi dari sana dan berniat pulang, tiba-tiba saja Lisa merasakan pening di kepalanya.

Seperti vertigo, ia bahkan tidak bisa berdiri dengan baik ketika itu, ia meraba-raba sekitar, mencoba mencari sebuah pegangan untuk bersandar.

Disaat yang sama tiga orang mendekatinya. Lisa terkejut saat samar-samar tiga pria itu mirip seperti... Tiga preman yang memalakinya beberapa bulan lalu.

Ketika ia mencoba untuk menegaskan kembali pandangannya, Lisa tersentak. Ternyata memang benar, itu tiga preman yang waktu itu!

Lisa mulai ketakutan. Ia mencoba untuk menghindar atau pergi, akan tetapi sulit. Ia gontai.

Pusing di kepalanya benar-benar tidak bisa dikompromi lagi. Ia merasa sangat pening. Lisa pun memilih untuk tetap terdiam memegang kepalanya, menahan sakit.

"Kenapa Ibu cantik? Ibu pusing ya? Mau saya temenin enggak ke dokter?" tanya salah satu preman dengan seringaiannya yang begitu ditakuti oleh Lisa.

Lisa tentu menolak. Ia segera menepis tangan mereka yang coba memegangnya atau merangkulnya.

"Ibu jangan galak-galak dong." ucap salah satu pria masih terus menyeringai.

Lisa kembali menepisnya dan berniat pergi akan tetapi pusing. Salah satu dari mereka pun memapah Lisa saat itu, pergi dari sana.

"Udah Bu jangan melawan, kita niat baik kok. Yuk kita ke dokter." ucap preman itu.

Lisa terus di bawa oleh mereka, ia benar-benar setengah sadar ketika itu.

Tiba-tiba seorang wanita mendekatinya, menarik tangannya dan menghajar para preman itu hingga mereka babak belur. Lisa tersentak.

Ia samar-samar melihat sosok perempuan berambut pendek itu. Namanya adalah Karin.

Dirinya sukses menghajar semua preman itu hingga mereka kabur terbirit-birit dari sana.

"Pergi yang jauh lo, sialan!" pekik Karin. Setelahnya ia lantas menghampiri Lisa.

"Mbak enggak apa-apa?" tanya Karin seraya memegang pundak Lisa, menopang tubuhnya.

"M-makasih Mbak, saya enggak tahu harus ngomong apa ke Mbak. Kepala saya rasanya pusing sekali." ucap Lisa.

"Kalo begitu saya antar Mbak ya pulang. Ayo Mbak saya papah." ucap Karin sambil memapah Lisa yang tampak tidak berdaya.

Lisa hanya ikut dengannya ketika itu, menuju motornya.

Sepanjang perjalanan, Lisa terus ditanya oleh Karin.

"Mbak rumahnya dimana? Biar saya antar sampai ke rumahnya Mbak." ucap Karin.

"Makasih ya Mbak. Rumah saya masuk ke perumahan depan gardu itu." ucap Lisa seraya menunjuk ke lurus ke gardu didepannya.

"Oh perumahan Griya Lestari, satu perumahan dong sama saya Mbak. Blok dan Rt berapa Mbak?" tanyanya.

"Blok A nomor 1 Rt 02 Rw 30." ucap Lisa.

"Oh deket rumah saya berarti. Saya di gang sebelahnya, Blok B 2." ucapnya.

Kuserahkan Istriku Pada Adik Lelakiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang