25. Ketemu

1.2K 54 2
                                    

"Jadi Ibu ini tipe orang yang nerima apa adanya gitu ya?" tanya Indra mengekeh.

"Enggak tahu Pak, saya cuma bingung gimana nentuin pasangan saya. Belum pengalaman mengenai itu soalnya." ujar Lisa ikut mengekeh.

"Kayaknya Ibu bakal cepat dapat pasangan deh. Sepenarawangan saya." ujar Indra. Lisa tertawa kecil.

"Oh ya? Kenapa gitu?" tanya Lisa penasaran.

"Bapak bakat nerawang nih kayak BMKG." Lisa kembali berkata seraya mengekeh.

"Haha. Soalnya ada alasan kenapa saya ngomong kayak gini Bu." ujar Indra.

"Apa alasannya?" tanya Lisa.

"Karena Ibu cantik." ucapnya seraya tersenyum. Lisa langsung bersemu merah wajahnya. Ia tersipu malu.

Belum pernah ia dikatakan cantik oleh seorang pria, kakak lelakinya saja ogah-ogahan mengatakan dirinya cantik, sekalipun diupah mencuci bajunya juga.

Apalagi, dikatakan oleh Indra yang notabene adalah orang luar, yang mungkin perkataannya itu bisa menjadi penilaian semua orang terhadapnya.

"Bapak nih bisa saja." ujar Lisa tertawa kecil, Lisa yang salah tingkah pun segera memakan kembali baksonya, sibuk mengunyah, Indra yang menyadari kalau ada sisa kuah di ujung bibir Lisa segera mengambil tisu dan menyekanya.

Lisa tersentak, jantungnya berdebar kencang. Ia langsung menyudahi diri menatapnya, mengalihkan mata ke arah lain, sama halnya dengan Indra.

"M-maaf. Saya biasa kayak gini kalau didepan adik saya yang perempuan. Dia suka belepetan kalau makan." ujar Indra terkekeh. Lisa memaklumimya dan tersenyum canggung.

"Adik Bapak yang perempuan itu ya? Yang jaraknya jauh itu umurnya?" tanya Lisa.

"Iya, dia. Adik terakhir saya dan Rian. Waktu itu ibu saya ngerasa ah mungkin Rian bakal jadi bontot... Eh tahunya si Hilya berojol. Enggak jadi dia anak bontot. " ucap Indra. Lisa tertawa.

"Haha miris banget si Rian." ujar Lisa.
Selepas memakan bakso, mereka pun menunaikan shalat ashar sekalian.

Kebetulan sudah waktunya shalat ashar ketika itu. Kata Indra lebih hemat waktu, supaya nanti dirumah bisa langsung beristirahat.

Indra mengambil cuti selama empat hari hanya untuk mencari dimana keberadaan Rian, ternyata meskipun perlakuannya terhadap Rian agak kasar, akan tetapi disaat Rian menghilang seperti ini dirinya justru mencari keberadaannya hingga sampai meliburkan diri begini.

Lisa yang sedang berdoa tampak diperhatikan oleh Indra yang baru selesai shalat dan kini sedang berjalan menuju luar.

Lisa merasa malu diperhatikan seperti itu, dia kenapa sih ya? Kok ngeliatin gitu?

Bahkan Indra seperti sedang tersenyum memandangnya, meski hanya sekilas hingga ia akhirnya pergi dari sana.

Lisa segera menyudahi shalatnya, melipat mukena lalu masukkan ke dalam lemari, ia mengikuti Indra keluar masjid.

Indra sudah berada diatas tunggangannya sedangkan Lisa sedang memakai kaus kaki dan sepatu. Jarak diantara mereka saat itu berdekatan jadi mereka sambil mengobrol.

"Saya enggak salah ngomong kayak gitu tadi." ujar Indra. "Ngomong apa?" tanya Lisa heran.

"Ibu cantik." ucapnya seraya tersenyum. Lisa sepintas berdebar dan langsung melengos salah tingkah.

Senyam-senyum sendiri.

"Apalagi kalau pake mukena, jadi tambah cantik." ucapnya lagi. Lisa semakin diterbangkan saat itu. Kok rasanya dikatakan oleh lelaki ini serasa berbeda ya?

Kuserahkan Istriku Pada Adik Lelakiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang