Huuuffttt...
Helaan nafas berat terdengar begitu pria berwajah manis itu sampai di rooftop. Ia menyeka keringat di dahinya dengan sebelah tangan yang memeluk kotak bekal serta botol minumnya erat. Ia sudah berjuang keras untuk bisa sampai ke rooftop, karena biasanya ia akan memakan makan siangnya di dalam kelas seorang diri, tapi karena hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru yang dimana teman-teman kelasnya berubah secara acak ditentukan oleh pihak sekolah membuatnya sedikit tidak nyaman. Yap, Nathaniel Skylen Wihardja, si pintar yang tidak populer karena sifatnya yang sangat tertutup dan membuat semua orang enggan mendekatinya.
Nathaniel atau akrab disapa Nana itupun melangkah menuju sofa usang di sana. Ia sempat mengerutkan dahinya, bingung. Kenapa ada sofa dan meja di sana?
Tanpa mau berlarut-larut dalam pikirannya, Nathan langsung meletakkan kotak bekal fan botol minumnya diatas meja dan membukanya perlahan. Lalu, kedua tangannya mengepal di depan dada dan si manis itu mulai memejamkan matanya untuk berdoa sebelum makan.
"Selamat makan Papa, Baba."gumamnya dengan senyuman.
Nathan menyukai suasana dan pemandangan rooftop sekolahnya, lain kali ia harus kesini lagi untuk sekedar menenangkan diri karena sejujurnya ia mulai sedikit bosan dengan suasana perpustakaan dan UKS.
Ditengah-tengah acara makannya, tiba-tiba suara berat seseorang menginterupsi.
"Lo siapa?"
Nathan terlonjak kaget dengan mata terbuka lebar. Tanpa basa-basi, ia langsung membereskan kotak makannya dan melangkah dengan terburu-buru sebelum lengan kekar laki-laki itu menahannya dan membuat kotak bekal serta botol minumnya jatuh ke lantai rooftop yang lumayan kotor.
"Kalo orang nanya tuh dijawab!"tegas laki-laki itu yang membuat Nathan memekik tertahan.
"M-maaf kak,"lirihnya sambil menunduk.
"Nathaniel Skylen Wihardja. Lo anak baru?"
Nathan menggelengkan kepalanya yang masih dalam posisi yang sama. Menunduk takut pada laki-laki di hadapannya itu.
"Lo tau gue siapa?"
Lagi-lagi Nathan menggelengkan kepalanya, yang membuat laki-laki itu terkekeh sinis. Rupanya masih ada yang tidak mengenal laki-laki dengan titel 'Pangeran sekolah' itu.
"Menarik. Lo juga..."laki-laki itu mengangkat dagu Nathan dan memajukan wajahnya "manis,"sambungnya.
"Jexar Tunggal Halim. Lo inget nama gue baik-baik di kepala kecil lo itu dan karena gue tertarik sama lo, gimana kalo kita buat kesepakatan?"
"S-sa-saya ng-nggak mau... Kak."tolak Nathan ketakutan.
"Kalo gitu siap-siap karena gue bakal bikin neraka buat lo, yakin masih mau nolak kesepakatan gue?"
"J-jangan. I-iya, s-saya mau."
Jexar tersenyum sambil mengelus rambut Nathan. "Kalo sampe kita ketemu tiga kali berturut-turut, lo harus jadi milik gue. Paham?"
Nathan langsung mengangguk karena saat ini otak pintarnya tidak mampu bekerja, ia terlalu takut pada Jexar.
Jexar kembali terkekeh melihat tingkah Nathan yang seperti kelinci kecil yang ketakutan saat berhadapan dengan harimau. Lalu, ia mundur dua langkah, membentang jarak diantara mereka dengan kedua tangan berada di saku celana sekolahnya.
"Lo boleh pergi."
"T-terimakasih, kak."jawab Nathan yang tanpa ba-bi-bu langsung membungkuk dan mengambil kotak bekal serta botol minumnya yang tadi terjatuh, dan cepat-cepat pergi dari tempat itu meninggalkan Jexar sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entire || Nomin 🔞
Teen FictionTentang Jexar si penguasa jalanan yang berkedok putra mahkota pewaris kerajaan bisnis pertambangan terbesar di Asia, Halim Corp. Jexar si pemimpin Warlock dan Jexar si putra mahkota. Apa yang ia inginkan harus ia dapatkan dan ia tidak menerima kekal...