Nathan membuka matanya pelan, ia melirik jam dinding di kamar Jexar yang menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Sudah waktunya ia bangun dan menyiapkan segala keperluan Jexar yang sudah menjadi rutinitasnya selama ia tinggal di rumah itu.
Dengan gerakan hati-hati, Nathan melepaskan diri dari pelukan Jexar yang masih tertidur sambil memeluknya. Ia mengecup pipi tirus laki-laki itu sekilas, sebelum akhirnya melangkah ke kamar mandi untuk bersih-bersih.
Selesai mandi dan berpakaian, ia menyiapkan air dan baju yang akan Jexar kenakan ke kantor. Setelah selesai menyiapkan semuanya, Nathan keluar dari kamar mandi dan membangunkan kekasihnya itu.
"Kak... Bangun, yuk. Udah jam 6, kakak ada meeting pagi lho."Nathan mengusap lengan berotot milik Jexar, karena laki-laki itu terbiasa tidur tanpa memakai atasan.
"Kak... Ayo ba---eh!"
Nathan memekik pelan, ketika Jexar menarik tangannya cukup kuat dan berakhir terjatuh ke pelukan Jexar.
"Moring, sayang."sapa Jexar dengan suara serak dan beratnya khas bangun tidur.
"Pagi, kakak. Ayo bangun, terus mandi. Nana udah siapin air sama bajunya, terus Nana mau ke bawah buat ikut siapin sarapan."
Jexar tersenyum mendengar ucapan Nathan. Ia memang tidak salah pilih, Nathan benar-benar bisa mengurusnya dengan baik tanpa ia minta. Hal itu membuat tekad Jexar semakin kuat, ia tidak akan pernah melepaskan Nathan-nya.
"Wangi. Kesayangan aku wangi banget."gumam Jexar yang mengendus-endus leher Nathan.
"Geli kak~ ayo mandi! Nana harus cepet-cepet ke bawah, gak enak sama Bubu nanti."
"Sebentar, sayang."
Nathan menghela nafasnya, Jexar memang susah untuk lepas jika sudah begini. Kekasihnya itu sangat betah memeluk dan menciuminya, apalagi bagian lehernya yang menjadi favorit Jexar.
Cup!
Cup!
Cup!
Cup!
Cup!
Cup!
Nathan memberikan kecupan di kening, kedua pipi, hidung, dagu, dan terakhir di bibir Jexar agar kekasihnya itu mau melepaskannya. Biasanya itu senjata paling ampuh yang Nathan miliki.
"Mandi, ya? Hum?"
Jexar mengangguk sambil tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. "Iya, sayangku."
Cup!
Jexar memberikan kecupan basah di bibir Nathan sebelum akhirnya berlari kecil ke kamar mandi. Sementara itu, Nathan merapihkan tempat tidur, lalu keluar dari kamar menuju dapur.
"Selamat pagi, Bubu."sapa Nathan sambil tersenyum pada Tio.
"Pagi, sayang. Duduk aja, ini udah mau selesai, tinggal tirisin ayam goreng doang kok."balas Tio.
"Maafin Nana ya, Bubu. Nana gak bantu Bubu, soalnya kak Jexar agak susah dibangunin tadi."
"Gakpapa, Nana. Lagian cuma masak doang, Bubu juga kan di bantu pelayan."
Nathan yang merasa tidak enak pun akhirnya membantu menata peralatan makan dan menuangkan air putih ke dalam gelas untuk empat orang.
"Pagi, Bubu."sapa Jexar mengecup pipi Tio, lalu duduk di kursi meja makan.
Tak lama kemudian, Jeffrey datang sambil menenteng jas dan tas kerjanya. "Selamat pagi, semuanya."
"Pagi, Daddy."sahut Nathan. Sementara Jexar dan Tio hanya berdehem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entire || Nomin 🔞
Teen FictionTentang Jexar si penguasa jalanan yang berkedok putra mahkota pewaris kerajaan bisnis pertambangan terbesar di Asia, Halim Corp. Jexar si pemimpin Warlock dan Jexar si putra mahkota. Apa yang ia inginkan harus ia dapatkan dan ia tidak menerima kekal...