18

42.3K 2.7K 243
                                    

Jexar datang ke kampus pagi-pagi buta, bahkan ia tidak sempat menghubungi Nathan, selain ia sibuk, ia juga takut mengganggu tidur Nathan karena masih sangat pagi.

Jam menunjukkan pukul enam lebih 15 pagi, selesai mengecek ulang ruangan yang kemarin, kini Jexar, Marco, dan Levin tengah berada di kantin belakang untuk sarapan.

"Nih, bayar!"ucap Jexar sambil meletakkan uang seratus ribuan satu lembar, lalu ia mematik rokoknya.

"Kopi lagi gak?"tanya Levin sambil berdiri hendak membayar makanan mereka.

"Kagak! Eh, tadi gue tambah gorengan 2!"sahut Marco sambil meraih kotak rokok milik Jexar di atas meja.

"Oke, gue bayar dulu!"

Jexar mengangguk, lalu meraih ponselnya di atas meja dan menyelipkan rokok yang masih menyala di sela jari telunjuk dan jari tengah kirinya. Sementara jempol kanannya bergerak lincah mengetikkan pesan pada Nathan.

"Gue cabut!"pamit Jexar yang langsung mematikan rokoknya di asbak, kemudian berlari meninggalkan area kantin belakang yang membuat Marco kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue cabut!"pamit Jexar yang langsung mematikan rokoknya di asbak, kemudian berlari meninggalkan area kantin belakang yang membuat Marco kebingungan.

Sementara itu, Jexar terus berlari ke tempat Nathan. Ruang A303 dimana ruangan kelompok Nathan berada.

"Nana!"panggil Jexar yang langsung melepas jaket jeans nya dan memakainya pada Nathan.

"Pake bajunya yang bener, sayang. Itu dada kamu keliatan, aku gak suka!"ucap Jexar yang membenamkan wajah Nathan di perut berotot miliknya.

"Gak ada yang salah dari baju Nana, Eja sama Rai juga sama kok, tuh liat!"ucap Nathan dengan suara teredam perut Jexar.

"Aku gak peduli sama mereka, yang penting itu kamu. Sayang, aset aku jangan diumbar lagi."

"Heh! Minggir!"

Pelukan Jexar pada Nathan terlepas karena Sagara yang baru saja datang dari toilet itu langsung mendorong tubuh Jexar menjauh dari Nathan.

"Napa? Gak seneng?"ejek Sagara dengan wajah songongnya.

"Aga~"tegur Nathan dengan lembut.

"Apa, Nana? Aku cuma jalanin tugas dari Om Yuda buat jauhin kamu dari Jexar."bantah Sagara dengan enteng.

"Kak Jexar, Aga! Pake 'kak' manggilnya, gak sopan ih!"

"Aku gak harus sopan sama orang yang udah nyakitin kamu, Nana!"tegas Sagara.

Nathan menghela nafas dan menatap tidak enak pada Jexar. Namun, yang ditatap hanya tersenyum ke arahnya.

"It's okay, sayang. Itu emang salah aku, wajar kalo Sagara dan Papa kamu larang aku. Hari ini aku izin berjuang ya, doain aku, semoga aku bisa dapet restu dan kepercayaan dari Papa kamu lagi."

Nathan mengangguk dan masih menatap Jexar, kali ini mata bulatnya nampak berkaca-kaca yang membuat Jexar panik dan langsung mendekat ke arah Nathan yang berada di bekalang tubuh Sagara.

Entire || Nomin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang