21

35.6K 2.6K 347
                                    

⚠️ lil bit 18+
⚠️ Minor DNI

****

Sebulan berlalu, hubungan Nathan dan Jexar masih tetap sama. Sembunyi-sembunyi, karena Yuda belum juga memberikan restunya kepada Jexar. Jexar juga masih gencar melakukan segalanya untuk meluluhkan Yuda, namun belum berhasil.

Saat ini, Nathan dan Jexar tengah berada di ruang BEM FEB yang sepi, hanya ada mereka berdua saja di ruangan itu. Nathan yang duduk di pangkuan Jexar dengan mangalungkan lengannya di leher laki-laki itu, sementara Jexar sendiri tengah memeriksa proposal proker yang baru saja dikirim oleh sekretarisnya. Sesekali, Jexar mengecup dan menggigit pelan pundak Nathan dengan gemas.

"Nana bosen, nggak? Hm?"tanya Jexar, lalu mengecup leher Nathan dengan lembut.

Nathan menggelengkan kepalanya dan mengeratkan pelukannya di leher Jexar. "Biarin kayak gini dulu, nanti satu jam lagi Papa jemput Nana, abis itu kita gak bisa peluk lagi."

Jexar terkekeh pelan, lalu menutup laptopnya karena laporan tadi sudah selesai ia periksa. Jexar berdiri dari duduknya dan menggendong Nathan ke sofa. Kedua tangan kekar Jexar memeluk erat pinggang ramping Nathan, ia menatap si manis itu sambil tersenyum.

"Kakak,"panggil Nathan sambil menatap Jexar dengan polos.

"Hm? Apa, sayang?"sahut Jexar.

"Eum... Apa ngelakuin itu... Enak?"tanya Nathan ragu-ragu.

"Itu? Itu apa?"

"H-having... sex."

Jexar terkejut dengan pertanyaan Nathan yang tiba-tiba, ia menatap bingung pada si manis kesayangannya itu.

"Kok Nana bisa kepikiran buat nanya itu?"

"N-Nana... Nana gak sengaja liat Eja sama kak Mark ngelakuin itu pas Nana main ke rumah Mae."lirih Nathan yang entah kenapa ia merasa berdosa setelah melihat dimana Herza berhubungan badan dengan Marco minggu lalu.

Flashback on,

Nathan dan Rainer datang ke rumah Herza karena Tendra meminta mereka untuk menemani Herza sementara ia dan Jonathan ke luar kota selama 2 hari untuk urusan bisnis, sedangkan Hendery sudah pulang ke Chicago dan Sandy yang baru akan datang malam hari.

"Si gendut itu gak angkat telepon gue kayaknya dia tidur deh!"gerutu Rainer yang sudah 10 menit duduk di ruang tamu bersama Nathan menunggu Herza turun. "Lo duluan aja naik ke kamarnya Eja, gue mau telepon Levin dulu, dia lagi ngambek sama gue, ntar gue nyusul abis jinakin si kingkong."

"Ya udah, Nana ke atas ya."

Nathan menaiki tangga menuju lantai 2 di kamar Herza berada. Saat menginjakkan kakinya di anak tangga paling atas, sayup-sayup Nathan mendengar suara rintihan dan desahan dari kamar Herza yang pintunya tidak tertutup rapat. Nathan terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk mendekat.

Mata Nathan langsung melotot ketika melihat Herza yang tengah menungging di atas kasur dengan Marco yang menggerakkan pinggulnya brutal menumbuk lubang Herza.

"Hnggg... Ahhh... D-dalem banget sialan... Ahhh... Fasterhhh..."

"Jangan diketatin bear... Ahhh aku susah gerakhh..."

"Ahhh brengsekhhh... Enakh bang-ngethhh..."

"Lubang kamu sempit bear... Padahal hampir aku pake tiap hari... Ahhh, jalanghh... Lo jalang gue herza... Bangsathhh..."

Nathan yang akhirnya tersadar dari keterkejutannya pun langsung berbalik dan turun ke lantai bawah. Ia menarik Rainer untuk segera pergi dari rumah Herza.

Entire || Nomin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang