Mobil hitam milik Yuda berhenti di depan lobby sekolah Nathan. Seperti biasa, Yuda memang selalu mengantar Nathan sampai ke depan lobby, bahkan sampai ikut turun untuk memastikan anaknya itu aman.
"Nana!"
Nathan dan Yuda kompak menoleh ke arah dua orang yang kemarin baru mendeklarasikan diri sebagai teman baru Nathan. Herza dan Rainer.
"Pagi Nana, pagi Om."sapa Herza dan Rainer dengan kompak.
"Pagi. Kalian sekelas sama Nana, kan? Saya titip Nana, ya."ucap Yuda pada kedua teman anaknya itu.
"Siap, Om! Kita berdua pasti jagain Nana!"
"Hmmm... Papa, Nana masuk dulu. Papa hati-hati di jalannya kalo udah sampe rumah sakit langsung kabarin Nana ya, nanti Nana balas kalo udah istirahat."ucap Nathan pada sang Papa.
"Iya, pasti. Ya udah gih masuk, Papa liatin Nana dari sini."balas Yuda mengelus kepala Nathan.
Nathan pun langsung mencium tangan Yuda diikuti oleh kedua temannya, lalu mereka masuk ke dalam area sekolah bersama. Setelah Nathan dan kedua temannya tidak terlihat lagi, barulah Yuda beranjak menuju mobilnya untuk pergi bekerja. Ya, Yuda bekerja di salah satu rumah sakit swasta terkenal sebagai dokter bedah jantung sekaligus menjabat sebagai kepala dokter di sana.
"Pagi, Met!"sapa Sonia dan Rexa begitu melihat Herza yang datang bersama Rainer dan Nathan.
"Pagi, blay."jawab Herza dan Rainer, sementara Nathan hanya tersenyum canggung.
"Lo manis banget dah Nath, gue baru liat lo btw. Lo dulu anak kelas mana?"tanya Rexa.
"N-Nana kelas 10 IPA 1."jawab Nathan sedikit gugup.
"Nana? Lucu banget, anjing! Gue boleh cubit pipi lo gak sih? Duuuhhh, sini sama Mommy, sayang~"
"SONIA!!! JAUH-JAUH LO, BANGSAT!!!"teriak Rainer yang langsung berdiri di hadapan Nathan untuk melindungi si manis itu dari Sonia yang sudah kesurupan hantu sugar mommy.
Nathan meringis pelan sebelum ditarik Herza untuk duduk di bangkunya.
"Lo bawa baju olahraga, kan?"tanya Herza pada Nathan.
"Iya, bawa kok."jawab Nathan sambil menunjuk paper bag berisi seragam olahraga yang ia bawa dari rumah.
"Ganti sekarang, kuy!"ajak Herza, lalu menoleh pada Rainer yang masih berdebat dengan Sonia. "Rai, ayo ganti baju dulu, jangan adu bacot sama Sonia jamet!"
"HERZA! GUE PENGEN NYUBIT PIPI NATHAN SEKALI DOANG, ANJENG!!!"
"Gak ada! BURUAN RAI!!!"
"IYE, ANJING!!!"
Nathan hanya terdiam sambil meringis, ia seperti terkena culture shock karena di kelas sebelumnya tidak ada yang seheboh teman barunya itu, tapi setidaknya yang ia syukuri adalah kehidupan SMA nya tidak terlalu monoton dan ia merasa keluar dari zona nyamannya.
Nathan, Herza, dan Rainer pun langsung kelar dari kelas menuju ruang ganti. Setelah memakai baju olahraga, mereka menyimpan seragamnya di loker masing-masing.
"Nana ke toilet dulu ya, Eza sama Rai duluan aja nanti Nana nyusul."ucap Nathan.
"Gak mau kita tungguin aja, Na?"tanya Rainer.
"Nggak usah, Rai. Nana sendiri aja."jawab Nathan.
"Ya udah, kita tunggu di lapangan ya."
"Iya, Eza."
Nathan pun segera beranjak menuju toilet untuk buang air kecil. Setelah selesai, ia langsung keluar dan tiba-tiba ia dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang melintas di depan toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entire || Nomin 🔞
Teen FictionTentang Jexar si penguasa jalanan yang berkedok putra mahkota pewaris kerajaan bisnis pertambangan terbesar di Asia, Halim Corp. Jexar si pemimpin Warlock dan Jexar si putra mahkota. Apa yang ia inginkan harus ia dapatkan dan ia tidak menerima kekal...