Hi hi!!!
Aku update karena gabut banget di jalan macet 😵
Semoga suka part kali ini dan selamat membaca 🥰****
Nathan tampak terkejut dengan apa yang ia lihat pagi-pagi begini. Ia tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Ia menoleh ke arah Tio yang hanya tersenyum bangga.
"Gimana? Nana suka? Atau masih kurang?"
Nathan kembali menatap tumpukan belanjaan di hadapannya itu dengan tatapan yang masih sama. Lagi-lagi ia terkena culture shock.
"Bubu, belanjaan sebanyak ini b-buat apa?"tanya Nathan. Ia mau bertanya pada Jexar pun percuma. Kekasihnya itu sudah pergi ke kantor bersama Jeffrey.
"Ya buat Nana pake lah, anggap aja ini hadiah kecil dari Bubu buat Nana soalnya udah mau jadi anak Bubu."jawab Tio sambil tersenyum tanpa beban.
"Tapi, Bubu-"
"Gak ada tapi-tapi. Ini tuh masih banyak yang belum Bubu beli buat Nana, gimana kalo besok kita belanja bareng, biar Nana bisa milih sendiri."
"Nggak usah, Bubu. Ini aja udah banyak banget, Nana berterimakasih banget sama Bubu untuk hadiahnya. Cukup ini aja ya, Bubu. Sayang uangnya, mending dipake buat hal lain."
Tio tersenyum sambil mengusap rambut Nathan dengan sayang. "Nana, jangan sungkan. Bubu emang udah lama pengen belanjain Nana, uang Bubu sama Daddy banyak, jangan khawatir."
"Tapi Nana gak enak, Bubu. Nana harus gimana? Please, Nana harus ngapain?"
Tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikiran Tio. Ia menatap Nathan penuh arti, seolah baru saja menemukan sesuatu yang sangat berharga.
"Gimana kalau Nana jadi model Bubu buat BA butiknya Mae Ten? Kebetulan dia minta model dari agensi Bubu tapi Bubu maunya Nana yang jadi modelnya, gimana?"
"Eum... Nana bilang dulu sama Papa sama kak Jexar, boleh?"
"Nana bilang ke Jexar aja, biar Papa Nana jadi urusan Bubu!"pekik Tio dengan semangat.
Nathan bingung. Bagaimana caranya ia membicarakan hal ini bersama Jexar karena jelas-jelas ia sudah tahu jawabannya. Jexar pasti tidak akan mengizinkannya tapi ia merasa tidak enak pada Tio yang sudah membelikannya banyak barang-barang mewah.
"Nana harus gimana?"batin Nathan bingung.
****
Siang ini, Nathan tengah mengunjungi Jexar di kantor, sekalian mengantar makan siang karena kekasihnya itu mengeluh capek dan butuh pelukannya. Maka, di sinilah Nathan. Duduk di sofa ruang kerja Jexar sambil menyuapi bayi besarnya yang masih harus menyelesaikan pekerjaannya itu. Nathan sebenarnya sedikit heran karena akhir-akhir ini Jexar semakin sibuk dengan pekerjaannya, bahkan tidak jarang laki-laki itu begadang demi menyelesaikan pekerjaannya.
"Masih banyak, kak?"tanya Nathan sambil mengusap bibir Jexar yang terkena noda makanan menggunakan ibu jarinya.
"Sedikit lagi, sayang. Tapi nanti satu jam lagi aku ada meeting."jawab Jexar yang menoleh sekilas pada Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entire || Nomin 🔞
Teen FictionTentang Jexar si penguasa jalanan yang berkedok putra mahkota pewaris kerajaan bisnis pertambangan terbesar di Asia, Halim Corp. Jexar si pemimpin Warlock dan Jexar si putra mahkota. Apa yang ia inginkan harus ia dapatkan dan ia tidak menerima kekal...