38

31.7K 2.2K 391
                                    

Jexar berdiri di altar dengan balutan tuxedo putih. Ia tampak gugup menanti Nathan untuk melangsungkan prosesi pernikahan mereka dengan sama-sama mengucap janji suci di hadapan Tuhan.

Cklek...

Jexar langsung memutar tubuhnya begitu mendengar suara pintu besar ballroom tempat resepsi pernikahan terbuka. Seketika, Jexar meneteskan air matanya saat melihat betapa cantiknya Nathaniel yang kini berjalan ke arahnya dengan diapit oleh Yuda.

 Seketika, Jexar meneteskan air matanya saat melihat betapa cantiknya Nathaniel yang kini berjalan ke arahnya dengan diapit oleh Yuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaga anak saya, Jexar. Jangan sakiti dia. Jika suatu hari kamu merasa sudah tidak mencintai anak saya lagi, tolong bilang secara langsung pada saya, jangan bilang padanya, biar saya sendiri yang menjemputnya pulang. Saya serahkan separuh hidup saya untuk kamu jaga dan kamu bahagiakan, jangan pernah sekalipun membuatnya menangis, jangan pernah berani menyakitinya barang sedikitpun, karena kamu bukan hanya melukai anak saya, tapi kamu juga melukai saya, Papanya. Separuh dunia saya begitu rapuh, Jexar. Jadi, tolong jaga dia dengan baik."tegas Yuda dengan mata berkaca-kaca sambil menyerahkan Nathan pada Jexar.

"Terimakasih, sudah merestui kami, Om. Sekarang, Nathan adalah dunia saya, saya akan menjaganya dengan seluruh hidup saya. Om bisa melakukan apapun, kalau sampai saya menyakiti Nathan, bahkan jika Om mau membunuh saya, saya siap."balas Jexar tak kalah tegas.

"Laki-laki sejati adalah laki-laki yang bisa memegang ucapannya, dan saya harap kamipun begitu."

"Jangan meragukan saya, Om."

Yuda mengangguk, lalu berjalan menuju kursi di barisan paling depan di sebelah orangtuanya dan juga orangtua Winata yang hadir.

Sementara Jexar membawa Nathan ke hadapan pendeta dan bersiap mengucap janji suci mereka untuk sehidup semati kepada Tuhan.

Prosesi sakral itupun berlangsung khidmat. Setelah mereka resmi menjadi sepasang suami 'istri', pendeta meminta Jexar untuk mencium Nathan.

"Sayang, terimakasih karena kamu mau berjuang bareng sama aku. Ayo, kita buka lembaran baru dengan penuh kebahagian."bisik Jexar menatap Nathan dengan tatapan memuja.

"Terimakasih juga karena kakak udah pilih Nana sebagai orang yang kakak ajak berjuang bersama. Ayo, tetap saling genggam sampai akhir."balas Nathan sambil tersenyum manis. Jexar pun langsung mencium bibir Nathan dengan lembut dan penuh cinta yang membuat seisi ballroom bersorak untuk kebahagiaan mereka.

Setelah itu para tamu undangan langsung dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang ada. Seharusnya ada sesi pemberian ucapan dan salam-salaman antara pengantin dan tamu undangan, tapi Jexar dengan tegas meminta acara itu dihilangkan, ia tidak mau si manis kesayangannya di sentuh oleh orang lain, ia sendiri juga tidak mau bersentuhan dengan mereka. Jexar posesif Tunggal Halim.

"Nana, selamat ya. Cepet-cepet punya momongan, biar anak gue ada temennya!"ucap Herza dengan heboh yang tanpa sadar membuat ekspresi wajah Jexar menjadi semakin datar.

Entire || Nomin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang