03 : Chris Yang Meragu

466 85 7
                                    

Menjadi murid semester akhir memang tidak menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi murid semester akhir memang tidak menyenangkan. Dibalik tugas yang menumpuk ada juga tekanan untuk menjadi yang terbaik, atau minimal tidak gagal di setiap mata pelajaran. Ujian akhir seolah menjadi penentu masa depan bagi kebanyakan orang. Belum lagi otak yang dipusingkan dengan tujuan sekolah selanjutnya. Salah-salah melangkah bisa menyesal berkepanjangan.

Hyunjin membuang nafas kasar. Memakai jam tangannya sambil berkaca pada cermin besar yang ada di sudut kamarnya. Sedari kemarin pikirannya dipenuhi dengan tujuan sekolah dia selanjutnya. Sejujurnya dirinya masih bimbang dengan apa yang akan menjadi pilihan hidupnya. Dia tidak tahu akan menjadi apa ke depannya kendati dia sudah memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang melukis. Entah, jika memilih seni sebagai tujuan selanjutnya Hyunjin takut mengecewakan Namjoon dan Chris yang terjun ke dunia bisnis.

Helaan nafas kembali terdengar di dalam ruangan yang penuh dengan alat lukis itu. Hyunjin memakai tas selempangnya dan segera melangkah ke luar kamar.

Keadaan rumah besar ini cukup sepi di hari minggu pagi. Ah tidak pagi juga, matahari sudah hampir diatas kepala tapi beberapa penghuni kamar nampaknya masih berada di alam mimpi mereka. Hyunjin berjalan menuruni anak tangga dan belum menemukan siapapun selain pengurus rumah ini.

"Oh, Hyunjin. Mau kemana?"

Lino yang sedang menikmati serealnya seorang diri di ruang tv bertanya dengan alis berkerut. Pasalnya ini hari minggu. Biasanya adik-adiknya akan memulai aktivitas mereka ketika matahari sudah hampir tenggelam.

"Hyung, kau sudah bangun? Aku akan ke toko buku," jawab Hyunjin.

"Aku bangun beberapa menit yang lalu. Persiapan untuk ujian akhir?"

Hyunjin mengangguk. "Aku perlu beberapa buku untuk latihan, sekalian membeli cat air juga."

Lino tersenyum. Tidak biasanya Hyunjin yang susah dibangunkan setiap pagi tidak bermalas-malasan di hari minggu seperti adiknya yang lain.

"Baiklah. Sudah sarapan?"

Hyunjin menggeleng, tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit yang sempurna. "Nanti saja Hyung. Aku akan makan di tempat ramen langganan kita ketika sudah membeli bukunya."

"Tidak mau makan disini saja? Hyung buatkan makanannya."

Buru-buru Hyunjin menggeleng untuk menolak permintaan kakaknya. Dia tidak mau merepotkan Lino di hari minggu ini. Sudah cukup Lino selalu menggantikan Bibi Nam membuatkan sarapan di hari biasa. "Tidak perlu Hyung. Lagipula ini sudah terlalu siang. Aku akan makan ramen saja saat makan siang nanti."

Akhirnya Lino mengangguk menyetujui keinginan Hyunjin. "Baiklah. Hati-hati di jalan ya. Kalau ada apa-apa langsung kabari Hyung oke?" Lino mengusap rambut Hyunjin dengan sayang.

Hyunjin tersenyum. Merasakan kehangatan dari sentuhan Lino. "Oke Hyung."

...

Jeongin berlarian di koridor lantai dua. Berusaha membuka satu per satu pintu kamar milik kakaknya. Dia bosan, hari minggu sudah hampir berakhir dan dia hanya mengahabiskan waktunya membaca novel di dalam kamar. Entah pergi kemana semua kakaknya hari ini.

Brothers - SKZ x BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang