19 : Tentang Mommy dan Masa Lalu

377 69 6
                                    

"Hyunjin, tidak sarapan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyunjin, tidak sarapan?"

Kepala Lino menyembul di sela pintu yang sedikit terbuka. Ia ditugaskan untuk menjemput Hyunjin sebab hanya tinggal adiknya itu yang belum muncul di meja makan. Kedua alisnya naik saat melihat Hyunjin sedang berbaring menyamping sambil terus memandangi ponselnya.

"Hyunjin?" Yang dipanggil tetap tidak bergeming. Matanya terfokus pada layar ponsel yang entah memperlihatkan apa hingga ia tidak menyadari keberadaan Lino.

"Hyunjin!" panggil Lino agak keras.

Bagai di setrum, tubuh Hyunjin terlonjak kaget hingga terduduk dengan raut terkejut menatap kearah Lino yang mengerutkan alisnya melihat reaksi Hyunjin. "Hyung, sedang apa?"

Lino bersidekap dada, sebelah bahunya bersandar pada kusen pintu. Matanya memicing. "Melamunkan apa sepagi ini?" Bukannya menjawab pertanyaan dari adiknya, Lino malah melontarkan pertanyaan lain pada Hyunjin.

Hyunjin menelan ludah gugup. Melirik ponselnya sejenak sebelum kembali menatap Lino. Kepalanya menggeleng pelan. "Tidak kok, aku tidak melamun."

Mata Lino memandangi ponsel Hyunjin penuh curiga. Gelagat Hyunjin seperti sedang menyembunyikan sesuatu dan Lino tidak suka merasa penasaran sepagi ini. Ia takut ada yang mengganggu Hyunjin dan membebani pikiran anak itu. Setahu Lino, ujian akhir sudah usai jadi tidak ada alasan lagi untuk membuat Hyunjin terlihat seperti banyak pikiran kan?

"Iya tidak melamun sampai kau tidak menyadari kedatanganku ya," sindir Lino.

"Maaf Hyung hehehe...." Hyunjin cengengesan sendiri.

"Memikirkan apa? Hm? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

Hyunjin menggeleng lagi. "Tidak."

Jawaban kelewat singkat itu hanya membuat Lino semakin ingin mencerca adiknya dengan berbagai pertanyaan. Hyunjin tersenyum kelewat manis berharap itu dapat mengakhiri sesi introgasi yang membuatnya gugup ini. Tapi reaksi Lino tetap dengan wajah seriusnya membuat Hyunjin lagi-lagi menelan ludahnya kasar.

"Sudahlah Hyung, ayo kita sarapan." Hyunjin langsung beranjak dan menarik tangan Lino untuk segera pergi ke meja makan. Apapun pertanyaan yang ada di kepala Lino, sebaiknya tidak ditanyakan saat ini karena Hyunjin belum menyiapkan alibi. Jiwanya masih terguncang sesudah mendapati pesan mengerikan dari nomor tidak dikenal.

Sang Kakak hanya pasrah saja dan mengikuti langkah kaki Adiknya dengan hati yang bertanya-tanya. Lino tidak bisa bertanya lebih banyak karena anggota keluarga lain sudah menunggu di meja makan.

Rumah Lim Namjoon itu besar. Besar sekali menyerupai mansion mewah di dalam film. Dilindungi dengan pagar besi setinggi lima meter dengan tiga orang penjaga di pos depan. Halaman depannya banyak ditumbuhi bunga dan juga tanaman hias milik mendiang Keira. Ada sebuah pohon Tabebuya dengan bunga berwarna kuning cerah yang menyegarkan mata. Tak lupa juga sebuah kolam ikan yang Namjoon buat belakangan ini sebab dirinya memerlukan pelepas stress lain selain bonsai-bonsainya. Kebanyakan tamu yang berkunjung pasti akan berdecak kagum dengan desain modern dan perpaduan warna hitam dan abu yang begitu mencerminkan jika penghuni rumah ini semuanya pria.

Brothers - SKZ x BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang