08 : Sebuah Izin

406 79 7
                                    

"Hah? Russelia Art School yang itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah? Russelia Art School yang itu?"

Jeno mengangguk sebagai tanda jawabannya. Ia baru saja mengungkapkan pada Hyunjin bahwa ia akan masuk ke sekolah itu. "Sepupuku alumni sana, dan anaknya teman-teman Ibuku juga alumni sana. Saat Ibuku tahu aku suka menari, dia langsung ingin aku sekolah disana, karena kata mereka di Russelia cukup bagus, hampir menyaingi SOPA." jelas Jeno.

"Wah!" Soobin yang ikut dalam percakapan langsung buka suara sambil menggelengkan kepalanya. "Kok bisa sama?" serunya pada Jeno, sedangkan Jeno menatapnya tidak mengerti. "Aku juga mengincar sekolahan itu!"

Jeno tersenyum lebar lalu berseru seperti anak kecil. Ia melakukan tos dengan Soobin. Itu artinya mereka berdua satu sekolah lagi tahun depan.

Hyunjin tertawa kecil melihat Jeno dan Soobin. "Kalau kau, Soobin? Kenapa mau sekolah disana?" tanya Hyunjin penasaran.

Soobin berdehem. "Dekat dengan rumah sih," Soobin menjawab dengan cengiran diakhir kalimatnya. "Juga beberapa rekomendasi dari internet tentang Russelia Art School." lanjutnya.

Hyunjin mengangguk paham.

"Kau juga kan, Hyunjin?"

Hyunjin mendongak, gerakan pensilnya yang sedang menggambar itu terhenti kala Jeno bertanya. Dahi Hyunjin berkerut dalam, seolah tidak mengerti. "Apa maksudmu?" tanya Hyunjin memastikan.

Jeno berdecak. Hampir saja kelepasan ingin menjitak kepala Hyunjin. Padahal jelas-jelas dulu Hyunjin pernah mengatakan padanya bahwa ia tertarik dengan Russelia Art School ketika salah satu murid memberinya kertas brosur. "Kau dulu ingin masuk kesana, 'kan?"

"Ooh," Hyunjin menegakkan punggungnya, pegal karena terlalu lama membungkuk hanya untuk menggambar sebuah karikatur. "Iya, aku sudah dapat restu dari Changbin-Hyung dan Lino-Hyung," jawab Hyunjin membuat senyum Jeno dan Soobin terbit. Bagi mereka, itu adalah salah satu berita baik. Namun kelanjutan Hyunjin yang membuat senyum mereka luntur. "Tapi belum izin pada Chris-Hyung dan Ayahku."

"Ah!" Soobin berdecak bersamaan dengan Jeno. Keduanya tahu seperti apa Chris, sebab Hyunjin pernah cerita pada mereka. Kata Soobin, kalau sedang ada masalah ia boleh cerita sepuasnya, dan Hyunjin pun menurut. "Pasti susah kalau begitu."

Jeno mengangguk menyetujui ucapan Soobin. "Tapi, aku yakin kau pasti bisa membujuk Kakakmu yang itu."

"Semangat, Hyunjin-ah!" Soobin berseru, senyumnya terbit lagi dan kali ini sangat lebar sehingga dapat membuat Hyunjin ikut tersenyum.

Jeno juga tersenyum. Mengepalkan kedua tangannya di udara bersamaan dengan Soobin. "Ayo, semangat! Kalau dapat izin, kita bisa bertiga lagi tahun depan!"

Brothers - SKZ x BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang