29 : Berdamai

334 65 4
                                    

"Ayenie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayenie." Hyunjin memanggil Jeongin yang duduk di sebrangnya. Mereka akhirnya memutuskan untuk makan ramen di kedai yang sebelumnya Hyunjin tuju sambil menunggu Minho menjemput mereka. Ya, pada akhirnya Hyunjin pasrah saja untuk dibawa pulang. Lagipula ia lebih tidak mau tidur di tempat Paman dan Bibinya lagi.

"Ya, Hyung?" Jeongin mendongak.

Hyunjin mengaduk kuah ramennya yang tersisa. Ia sedikit menimbang harus menanyakan hal ini atau tidak. "Kau tidak ingin memberitahu Daddy tentang Ayahmu?"

Jeongin terdiam sejenak. Ia tidak pernah berpikiran untuk memberitahu Namjoon tentang Ayahnya yang suka meminta uang. Tapi kemudian Jeongin tersenyum kecut. "Hyung juga tidak mau memberitahu kami dimana Hyung menginap semalam?"

Mata Hyunjin melotot terkejut dengan balasan Jeongin. Memang sedadari tadi Jeongin sudah memborbardir Hyunjin dengan berbagai pertanyan. Dimana Hyunjin tidur, siapa yang mengantar Hyunjin sekolah, atau bagaimana bisa Hyunjin tidak bertemu dengan Chris atau Changbin.

"Kan sudah Hyung bilang, Hyung menginap di rumah teman." Hyunjin menjeda untuk meminum air dinginnya. "Kai namanya."

Hidup bersama selama bertahun-tahun tentu membuat Jeongin tahu gelagat mencurigakan dari saudara-saudaranya. Radarnya menangkap jika Hyunjin menyembunyikan sesuatu saat ini. Tapi ia tidak mendapat petunjuk untuk mengetahuinya. "Setahuku temanmu hanya Soobin dan Jeno Hyung. Jujur saja Hyung, kau menginap dimana?"

Lagi-lagi. Hyunjin mendesah lelah sambil menyandarkan tubuh sepenuhnya di kursi. Ia sudah terjebak di situasi ini tiga puluh menit yang lalu sesaat setelah mereka duduk disini. Ia tidak tahu jika Jeongin sebebal ini. "Ayen, jika Hyung memberitahumu apa kau akan memberitahu lagi ke semua orang di rumah?"

"Tentu saja!" balas Jeongin terlalu bersemangat.

Hyunjin sebenarnya hanya takut dengan reaksi Namjoon setelah mengetahui jika ia menginap di rumah Paman dan Bibinya. Ia takut Namjoon akan memburu kedua orang itu. Ia tidak ingin menambah masalah. Belum lagi, ia masih abu-abu perihal bagaimana reaksi Namjoon saat melihatnya pulang nanti. Hal itu membuat Hyunjin tidak tenang.

"Kalau begitu, Hyung juga akan memberitahu Daddy tentang Ayahmu yang suka meminta uang jajanmu itu."

Jeongin melotot, tubuhnya langsung maju. "Jangan, Hyung." Ia menatap Kakaknya dengan bersungguh-sungguh. "Biarkan Ayah hidup dengan bebas di luar. Jika Daddy tahu masalah ini, besar kemungkinan Daddy akan menjebloskan Ayah ke penjara lagi." Suara Jeongin melemah di akhir, ia menunduk.

"Hey," Hyunjin mengusap kepala Jeongin yang menunduk. "Kalau begitu kita buat kesepakatan saja bagaimana?"

Kepala Jeongin terangkat secara otomatis. "Huh? kesepakatan apa?"

"Aku tidak akan memberitahu Daddy apapun tentang Ayahmu dan kau anggap saja aku benar-benar menginap di rumah temanku. Pokoknya kau tidak boleh memasang wajah tidak percaya seperti tadi di depan semuanya. Bagaimana?"

Brothers - SKZ x BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang