" Mau kemana Chan?"
Tanya Ten melihat Haechan yang mengambil bantal serta selimut yang ada di kamar papinya itu. Sejak Jaemin tinggal di rumahnya Haechan tidur bersama dengan papinya sedangkan Jaemin dikamarnya.
" Tidur lah mau kemana lagi..."
" Udah dong jangan ngambekan gini... kan tadi udah dibujuk Mark..."
"Echan ngga ngambek papi.... echan mau tidur..."
" Yaudah sini sama papi.... di ruang kerja Ayah tu dingin... nanti kamu sakit"
" Lah echan mau tidur di kamar echan..."
Ten terdiam menatap Haechan sedikit tidak percaya.
" Itu kan kamar Echan... enak aja jadi kamar PANGERAN itu..." Haechan sedikit menekankan suaranya pada kata pangeran dalam ucapannya
" Chann...."
" Iya pi iya... ngga bakal echan apa apain juga anaknya! Echan numpang tidur doang!" Kesal Haechan dan meninggalkan kamar papinya
Ten tersenyum tipis, ia tau sebenernya Haechan itu ingin berbaikan dengan Jaemin, hanya saja dia terlalu gengsi.
Haish.... Gengsi mu mendarah daging pada anak mu John....
Cicit Ten sendu menatap foto pernikahnnya yang terpajang di dinding.
.
.
.
Jaemin terlonjak kaget ketika Haechan tiba tiba membuka pintu. Jaemin pun menatap Haechan heran karena Haechan tiba tiba merebahkan tubuhnya di kasur.
" Apa? Kasur ku ini ukuran king size! Jangankan berdua berlima pun muat!"
Jaemin hanya diam masih menatap Haechan takut-takut sekaligus bingung.
" Dengar ya aku tau kau pangeran, tapi serakang kau ini hanya masyarakat biasa. Jadi aku beri tau kau satu pelajaran yang namanya berbagi paham?!"
Jaemin mengangguk kaku
" Yasudah tidur sana! Selamat malam tuan muda!"
Haechan pun membalikkan badannya memungguni Jaemin.
" Se-Selamat Ma-Malam..."
Jawab Jaemin kaku dan kembali merebahkan badannya. Mendengar hal itu Haechan tersenyum tipis dan perlahan menutup matanya.
.
.
.
" Yak! Itu punya ku!"
Kesal Haechan ketika Mark dengan seenaknya mengambil sepotong Steak dari piring Haechan.
" Yaampun kalian tu berantem terus, lagian itu masih banyak kenapa harus rebutan"
Ten mencoba menengahi perdebatan Mark dan Haechan yang selalu terjadi hampir setiap hari.
" Ya abisnya dia ngambil dari piring echan pi! kan punya dia ada!"
" Dih pelit banget jadi orang!"
" Rakus!"
Ten hanya bisa geleng-geleng kepala karenanya, sedangkan Jaemin hanya menatap heran Mark dan Haechan, sudah hampir 2 minggu ia berada di rumah ini dan Jaemin mulai terbiasa dengan pertengkaran antara Mark dan Haechan.
" Bukankah kau bilang kita harus saling berbagi"
Potong Jaemin tiba-tiba membuat Mark dan Haechan menghentikan berdebatan mereka.
YOU ARE READING
[COMPLETED] Replaced || Markhyuck
FanfictionHaechan selama ini hidup dengan sangat bahagia, dengan kedua orang tuanya dan sahabat terbaiknya Mark. Selama hidupnya Haechan tidak pernah merasa sendiri ataupun dicampakkan karena orang-orang disekitarnya selalu menyayanginya, memberikan kasih sa...