16

1.1K 93 1
                                    



Hmm apa tidak usah saja ya....

Cicit Haechan dalam hati merasa panggilannya tidak akan mungkin diangkat..... 

Kemudian ketika Haechan ingin mematikan panggilan itu, seseorang dari seberang mengangkat panggilannya. Haechan yang tidak siap dengan itu terdiam, pasalnya ia hanya bisa mendengarkan suara deru nafas seseorang, suaranya sangat tenang, selayaknya orang tertidur.

" Ya...Halo?"

Akhirnya setelah beberapa saat, Haechan bisa mendengar suara Mark dari seberang. Sepertinya dirinya setengah sadar, dilihat dari suaranya yang sangat serak dan rendah. Jantung Haechan seperti diajak lari marathon saat ini, pasalnya ia sudah lama tidak mendengar suara Mark. Terakhir kali ia mendengar suara Mark itu saat kelulusannya dari Universitas dan itu tiga tahun yang lalu.

" Ha-Halo..." Jawab Haechan canggung

" Haechan-ah?"

Jawab Mark sedikit terkejut, tapi sepertinya Mark masih belum sadar dari suaranya yang masih lemah dan serak.

" Ya... ini aku...Uhm apa aku mengga-"

Haechan menepuk pelan keningnya, bagaimana mungkin Haechan lupa bahwa saat ini ia dan Mark berada di belahan dunia yang berbeda. Jika saat ini Haechan menatap langit biru, maka saat ini Mark tengah tertidur dengan nyaman di tempat tidurnya.

Siaaal...aku lupa perbedaan waktunya....

Cicit Haechan mengutuki kebodohannya.

" Ah...maaf aku mengganggu tidurmu, aku lupa dengan perbedaan waktunya, lain kali akan ku hubungi...selamat mal-"

" ekhm... tak apa ...aku sudah bangun kok"

Mark menetralkan suaranya, dan Haechan bisa mendengar suara Mark yang bangun dari tidurnya.

" Jangan dimatikan...aku cuci muka sebentar..."

Haechan ingin menolak, tapi Haechan bisa mendengar suara ponsel Mark yang sudah ditaruh diatas meja  dengan terburu-buru dan suara pintu yang dibuka. Haechan juga bisa mendengar suara langkah kaki Mark yang sedikit berlari. 

Haaah.... ingat kata Jeno...hadapi Chan...hadapi...

Haechan hanya bisa menghela nafas pasrah, merebahkan wajahnya pada meja dan menetralkan detak jantungnya, karena bisa bisa Haechan bisa mati karena detak jatungnya yang sangat cepat saat ini.

" Haechan-ah...kau masih disana?"

Tanya Mark dari seberang setelah beberapa saat

" Ya..ya...aku masih disini, Ah..maafkan aku, aku tidak berniat membangunkan mu"

" Sudahlah...waktu kita terbalik jadi ya tidak akan ada waktu yang pas.... lagipula ini juga sudah lama sejak terakhir kali kau menghubungi ku...bagaimana kabarmu?"

" Baik... kau sendiri?"

" Ya.. biasalah kerjaan dan hal lainnya terkadang membuat ku lelah dan jenuh tapi aku baik"

" Baguslah..."

Haechan tesenyum tipis, mendengar Mark yang baik baik saja, bahkan dari suara dan gaya bicaranya pun Mark masih seperti dulu, sedangkan Haechan masih merasa canggung saat ini.

" Jadi kenapa kau menghubungiku ? Ah! Tapi sebelum itu aku kesal dengan mu!"

" Huh?" 

" Iya..... kenapa kau begitu jahat padaku! Aku mengirimmu pesan panjang lebar , kau hanya membalasnya singkat! Aku bahkan mengirimmu beberapa email dan kau hanya membalasnya dengan satu email dan itu sangat lama! Dan lagi kenapa kau tidak pernah mengangkat telfon ku?! Apa menjadi seorang psikolog sesibuk itu? Heol... aku akan membenci pekerjaan itu jika benar... "

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now