Mark memijit pelan lehernya menatap jam dinding kantornya dan meja kerjanya bergantian.
" Aah... sudah jam 10 ya.... masih ada 2 berkas lagi, aku harus menyelesaikannya segera"
Cicit Mark meregangkan tangannya dan kembali fokus pada berkas berkasnya, Mark kembali menatap foto Haechan dan dirinya, tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.
Fokus Mark...jika kau ingin pulang cepat.
Mark membuka perlahan pintu rumahnya, keadaan sudah sunyi bagaimana tidak saat ini sudah menunjukkan pukul 11 malam. Perlahan Mark menuju kamar Haechan, sedikit heran pasalnya dari luar Mark bisa melihat lampu kamar Haechan yang masih menyala. Mark tau Haechan tidak akan bisa tertidur dengan lampu yang menyala.
" Chan...."
Panggil Mark pelan sambil mengetok pelan pintu kamar Haechan, tapi dari dalam sana tidak ada panggilan. Mark kembali mengetok tapi lagi lagi Haechan tidak menyauti. Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Mark perlahan membuka pintuk kamar Haechan dan ternyata tidak dikunci, ia pun sedikit terkejut melihat kamar Haechan yang berantakan dan dilantai berserakan mainan Chenle.
" Astaga... anak itu"
Cicit Mark pelan melihat Haechan yang tertidur di sofa yang ada di kamarnya dengan tangan kanan yang masih memegang mainan robot-robatan Chenle sambil memeluk Chenle yang tertidur di atas tubuhnya.
" Pasti karna tidak ada aku, mereka bermain hingga larut" Cicit Mark menghela nafasnya pelan dan mengambil mainan yang masih berada di tangan Haechan dan Chenle.
Mark ingin memindahkan mereka berdua, karena pasti rasanya tidak nyaman tidur seperti itu, Mark tidak masalah memindahkan Chenle, sudah hal biasa baginya, tapi Haechan? Mark takut anak itu malah bangun dan mengganggu tidurnya.
" Biarkan begini saja..." Cicit Mark pelan, mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Haechan dan Chenle.
Mark menghela nafas panjang sambil mengelus pelan kepala Chenle
" Aigo.... kau membuatnya kelelahan seperti itu"
Mark menatap sekitar, kamar Haechan benar benar berantakan seperti kapal pecah. Mark melepas jas miliknya, melonggakan dasi yang ia pakai, dan menggulung lengan bajunya.
" Yaah...sedikitnya aku harus membantunya dengan membersihkan kekacauan ini"
Cicit Mark sambil mulai memungut mainan-mainan Chenle.
Mark menghela nafasnya, bersandar pada sofa Haechan sambil mengurut pelan pundaknya. Mark tidak menyangka hanya membersihkan mainan-mainan Chenle bisa semelelahkan ini, rasanya sama seperti ia duduk berjam-jam membaca berkas berkas kantornya yang menggunung. Mark menatap jam tangannya, sekarang sudah pukul 12 malam dan ia benar benar mengantuk, bahkan ia hampir saja tertidur di lantai.
" Aku tidak boleh tertidur disini..."
Cicit Mark pelan bangun dari duduknya, menatap Haechan dan Chenle bergantian. Mark tersenyum tipis, dua duanya seperti anak bayi yang tengah tertidur, Mark sedikit membetulkan selimut yang menutupi tubuh Haechan dan Chenle, kemudian mengecup pelan kening Chenle dan Haechan bergantian. Setelah itu Mark mematikan lampu dan perlahan keluar dari kamar dan menutup pintu.
Ketika Mark baru saja menutup pintu, ia baru menyadari sesuatu.
Bodoh! Apa yang baru saja kau lakukan!
Mark menutup mulutnya dengan tangannya, Mark bersumpah ia tidak sadar mengecup kepala Haechan. Mark terkadang suka mengecup pelan kepala pria itu ketika ia tertidur, salahkan saja wajah polos Haechan yang terlihat seperti bayi sehingga Mark selalu lupa kalau pria itu kini sudah dewasa. Belum lagi tadi Chenle yang tertidur nyenyak diatas tubuhnya,Mark benar benar tidak sadar.
YOU ARE READING
[COMPLETED] Replaced || Markhyuck
FanfictionHaechan selama ini hidup dengan sangat bahagia, dengan kedua orang tuanya dan sahabat terbaiknya Mark. Selama hidupnya Haechan tidak pernah merasa sendiri ataupun dicampakkan karena orang-orang disekitarnya selalu menyayanginya, memberikan kasih sa...