26

1K 79 1
                                    

Sudah satu minggu lamanya Haechan kembali tinggal di rumah Mark, Semenjak ada Haechan, Jaemin benar benar memindahkan tanggung jawabnya untuk mengurus Chenle pada Haechan. Awalnya Haechan sedikit kesal, bagaimana pun Jaemin orang tua Chenle, setidaknya Jaemin tetap memberikan perhatian kepada Chenle, tapi sepertinya Jaemin lebih mementingkan kekuasaannya dari pada Chenle.

Haechan tersenyum sendu melihat Jaemin yang terburu-buru keluar kamar dan bergegas untuk pergi. 

" Uhm...kau yakin tidak akan pamit dengan Chenle...? " Tanya Haechan sedikit ragu. 

" Masih pagi, lagi pula ia masih tidur... aku sudah terlambat...aku pergi dulu ya titip Chenle, mungkin aku akan kembali dalam 2 atau 3 bulan"

Haechan mengangguk pelan

" Aku mengantar Jaemin kebandara sebentar ya..." Bungkuk Mark sopan dan mengikuti Jaemin yang sudah duluan keluar dari pintu. 

" Haaah....tidak heran Chenle merasa jauh darimu...kau sendiri yang menjauhkan diri darinya" Cicit Haechan pelan menatap mobil Mark yang sudah keluar dari pekarangan rumah mereka. 

.

.

.

.

.

" Sedang apa kau?"

" Ha!"

Haechan terkejut karena tidak menyadari keberadaan Mark dan tidak sengaja memukul kepala Mark dengan spatula yang sedang ia pegang. 

" Huft...beruntung kau memegang spatula...bayangkan pisau" Mark mengelus pelan kepalanya 

" Ehehe...maaf refleks....lagi pula kau sendiri muncul tiba tiba!"

" Tiba-tiba? Aku sedari tadi meneriaki namamu, tapi kau tidak merespon.... kau tidak berubah ya...." Mark tersenyum gemas dan mengusak kepala Haechan 

" Tidak berubah apanya?"

" Ya...kau jika fokus melakukan sesuatu,  selalu tenggelam dalam hal itu sampai tidak mendengar suara apapun..."

" Benarkah? Heol aku saja tidak sadar...."

Mana mungkin aku bisa melupakan kebiasan mu itu....karena dulu aku selalu meneriaki mu...

" Lalu pertanyaan ku...apa yang kau lakukan?"

" Oh... membuat sarapan untuk Chenle, Jaemin bilang Chenle tidak suka makan sayur dan kuperhatikan anak itu memang selalu menyisakan sayur di piringnya, jadi ini aku sedang mengakalinya supaya anak itu tidak tau ada sayur dimakanannya"

" Mau ku bantu?"

" Boleh...cuci dulu wajahmu, kau terlihat mengerikan setiap bangun pagi "

" Hahaha siap" 

Mark dengan segera membasuh wajahnya dan bergegas kembali ke dapur, kemudian mulai membantu Haechan, Haechan membuat roti goreng isi sayur dan daging, Haechan sengaja memotong sayuran menjadi potongan potongan kecil sehingga Chenle tidak akan sadar. 

" Mark coba" Haechan dengan santai menyodorkan satu sendok adonan campuran sayur dan daging yang sudah ia racik sebelumnya

Mark sempat terdiam pasalnya ia sedikit terkejut seolah Haechan yang menyuapinya, melihat Mark yang hanya diam, Haechan kembali menyodorkan sendok itu, Mark pun dengan gugup menyuap sendok itu dan ia juga tidak mengerti kenapa jantungnya berdebar. 

" Gimana?"

" Huh?"

" Iya... terlalu asin kah?ngga ada rasa? atau kepedasan...atau apa gtu..." Tanya Haechan santai

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now