29

976 76 1
                                    


 " Ayaaaaah!" Pekik Chenle kesal ketika Mark mengangkat ayam goreng terakhir yang ada di piring

" Ayah juga lapar nak...lihat kau sudah memakan 3 potong ayam sedari tadi"

" Ndaa mau itu ayam lele!"

" Hey sudah sudah.... Chenle ngga boleh gitu, kasihan Ayah Mark dia baru makan satu potong lho..."

Mark mencibirkan lidahnya karena mendapat pembelaan, Chenle pun semakin kesal dan matanya mulai berkaca-kaca

" Yak! Aku susah payah menghiburnya jangan menggodanya seperti itu makan sana!"

Mark mempoutkan bibirnya karena dimarahi oleh Haechan, Chenle pun sedikikit terkekeh melihat ekspresi ayahnya itu setelah habis dimarahi. 

" Chenle ngga boleh gitu ya? Tidak boleh serakah...."

" Tapi lele mau makan ayam..." 

Haechan terkekeh dan mengelus pelan kepala Chenle. 

" Yasudah, ini untuk mu" Haechan menaruh ayam goreng dipiringnya pada piring Chenle membuat anak itu tersenyum girang. 

" Aigo...kau sesuka itu sama ayam goreng buatan paman?" Chenle mengangguk girang, kembali melahap makan malamnya

Haechan geleng-geleng pelan dan mulai menyantap makannya. Melihat hal itu, Mark tiba tiba saja membagi dua ayam yang ia ambil tadi dan menaruh sebelahnya di piring Haechan. 

" Kenapa kau?" Tanya Haechan sambil mengembalikan potongan ayam itu 

" Kau jadi tidak makan ayam.... ambilah kita berbagi"

" Heol... Mark umurku sudah hampir 30 , aku tidak akan menangis tidak mencicipi ini ayam goreng buatan ku sendiri"

Mark terkekeh kembali menaruh potongan ayam itu pada piring Haechan 

" Hahah, makanlah aku yang tidak enak karenanya, seharunya aku yang melakukan itu pada Chenle..."

" Bagus lah kau sadar diri! Tidak becus sih jadi ayah!"

" Heol...jadi menurutmu Chenle lebih menyayangi mu dari pada aku ayahnya sendiri?"

" Hah! Mau bertaruh?"  Haechan mengangkat alisnya sedangkan Mark tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. 

Sudah jelas taruhan mutrak dimenangkan oleh Haechan. Haechan pun terkekeh dan mulai menyantap makanannya begitu juga dengan Mark.

 Jaemin terdiam menatap Mark dan Haechan yang tengah makan bersama. Sudah hampir satu minggu sejak kepulanganya kembali ke rumah, Jaemin merasa berbeda dirumah, seolah ia terasingkan.Lalu yang terjadi barusan keberadaan Jaemin seolah tidak ada, mereka bertiga sibuk dengan dunia mereka seolah Jaemin tidak bisa masuk ke dalam sana.

" Jaemin-ah"

Jaemin tersadar dari lamunannya ketika Haechan memanggilnya. Jaemin hanya tersenyum tipis sambil mengangkat alisnya pelan .

"Aku bisa bicara dengan mu setelah ini?"

" Kenapa tidak sekarang saja?" Tanya Jaemin heran 

" Uhm...aku tidak ingin dia mendengarnya"  Haechan melirik Chenle pelan. 

" Hmm kalau begitu biar aku yang menjaganya"

Haechan dengan cepat menggelengkan kepalanya.

" Kau juga"

Jaemin dan Mark saling menatap dan keduanya benar benar tidak ada bayangan apa yang akan Haechan bicarakan dengan mereka, sedangkan Haechan hanya tersenyum tipis. 

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now