5

1K 92 2
                                    

Jaemin jengah....

Ia benar benar tidak mengerti dengan dunia yang baru saja ia tinggali ini. Jaemin itu seorang putra raja Jepang yang terhormat. Apapun yang ia inginkan Jaemin pasti mendapatkannya, Antensi, perhatian, cinta, semua berpusat padanya. Tapi saat ini Jaemin tidak mendapatkan satupun dari apa yang biasa ia dapatkan. 

Haechan...

Hanyalah seorang anak biasa, bahkan jika Jaemin boleh jujur, tampangnya lebih masih dan tampan dari pada Haechan, tapi Jaemin tidak mengerti kenapa Haechan yang menjadi pusat perhatian. Dirumah, disekolah, bahkan saat Jaemin dan Haechan bermain di taman kompleks, semua orang mengenali yang namanya Haechan. 

Jaemin kesal, padahal ia yang seorang pangeran, tapi Haechanlah yang terlihat seolah ia seorang pangeran. Bagi Jaemin, Haechan itu sombong dan serakah. Ia mendapatkan semuanya. Ketua osis, ketua club olimpiade, anggota band sekolah, model sekolah dan masih banyak lagi hal yang semuanya Haechan menjadi pusat perhatian. Bahkan hampir disetiap lorong sekolah, nama serta foto Haechan ada disana. Di setiap upacara, Haechan tampil baik itu untuk berpidato ataupun penyerahan medali karena lomba yang ia ikuti. 

Jaemin iri?

Tentu sangat iri. Haechan memiliki segalanya, ia pintar, pandai bersosialisasi, berjiwa seni, bahkan memiliki fisik yang bagus. Hampir semua nilai raport Haechan itu A. Dan jangan lupakan bahwa Haechan itu anak kesayangan guru-guru disekolah. 

Dari semua hal yang membuat Jaemin iri, satu hal yang benar-benar membuat Jaemin iri pada Haechan, 

Mark..

Setelah semua kesempurnaan yang Haechan miliki, Haechan juga memiliki satu orang yang setia dan sangat sayang padanya, yaitu Mark. Mark akan mengikuti Haechan kemanapun, selalu ada disaat Haechan membutuhkannya dan selalu membela Haechan apupun kondisinya. 

Jaemin benar benar kesal, ia tidak mengerti apa tujuan Haechan berbaik hati padanya, ingin melihatkan bahwa sebenarnya Haechanlah yang seorang pangeran disini? Atau melihatkan pada Jaemin bahwa dirinya bukanlah apa-apa dibandingkan Haechan? Atau ini adalah sebagai bentuk pembalasan dendam karena kematian ayahnya?

Entahlah Jaemin juga tidak tau apa alasan sebenarnya, tapi satu hal yang pasti Jaemin yakini. Jaemin mengingkan itu semua. Ia adalah seorang pangeran, bahkan saat ini Jaemin adalah seorang raja, jadi sudah sepantasnya ia mengambil apa yang seharusnya miliknya. 

" Jaemin-ah!"

Jaemin tersadar dari lamunannya ketika Haechan menyadarkannya. 

" Ayo 5 menit lagi pelajaran olah raga"

" Uh.. iya.... "

Jaeminpun mengikuti langkah Haechan dan menuju lapangan sekolah. Jaemin sebenarnya tidak terlalu kuat untuk mengikuti kelas olahraga karena masalah kesehatan jantungnya. Jaemin itu memiliki jantung yang lemah, terlebih lagi karena kejadian traumatis itu membuat Jantungnya semakin rentan. Hanya suara dentuman kecil atau bentakan, Jantungnya langsung kambuh. Apa lagi dipaksa untuk melakukan kegiatan olah raga yang cukup berat bisa bisa ia pingsan hanya karna berlari. 

Tapi Jaemin tetap memaksa, karna ia ingin seperti Haechan, tidak....lebih tepatnya ingin dilihat seperti Haechan, karena itu apapun yang Haechan lakukan Jaemin juga akan melakukannya karena hanya dengan itu Jaemin juga mendapatkan perhatian seperti yang Haechan dapatkan. 

.

.

.

Haechan menundukkan wajahnya kala Ten memarahinya. 

" Kan papi udah bilang Jaemin itu punya jantung yang lemah! Kamu itu gimana sih!"

Haechan hanya bisa menghela nafas pasrah menatap Jaemin yang masih terbaring lemah di UKS. Haechan mengakui kesalahannya karena lupa bahwa Jaemin itu memiliki jantung yang lemah dan malah mengajak ia bermain bola tadi, tapi bukankah ini bukan 100 persen kesalahannya? Jaemin kan sudah besar dan bisa menilai dan memilih apa yang ia mau sendiri. 

" Sudah pi... tidak apa apa, Haechan ngga salah kok, Jaemin tadi yang maksa main"

Ucap Jaemin menenangkan Ten, sudah hampir 3 bulan lebih Jaemin tinggal bersama Haechan, Haechan mengizinkan Jaemin memanggil Ten dengan panggilan "Papi" juga. 

Tak lama kemudian teman teman kelas Haechan ikut menjenguk dan melihat Jaemin ke UKS. Melihat hal itu Haechan hanya bisa pasrah pasalnya tatapan teman temannya seolah menyalahkan dirinya.

Jaemin yang awalnya merasa sedih dan terhina karena ia pingsan dan digotong oleh Haechan, menjadi sedikit senang pasalnya karena ia yang tiba tiba pingsan membuat teman teman menjadi khawatir padanya dan secara tidak langsung kini atensi berada padanya. 

Ya..benar jika aku tidak bisa kuat dan bersinar seperti mu...

Aku hanya perlu menjadi lemah... dengan begitu orang orang akan kasian padaku 

dan semua atensi menjadi padaku. 

Senyum Jaemin miring melihat Haechan yang tertunduk lemah keluar dari ruangan. 

.

.

.

" Yak! Haechan-ah... kita boleh ganti tempat duduk?"

Haechan yang sedari tadi sibuk dengan buku, hanya mengerutkan keningnya bingung dengan pernyataan Felix ketua kelasnya. 

" Uhm... kenapa?"

" Aku ingin duduk dengan Jaemin...uh maaf Pangeran Jaemin, lagi pula aku kan ketua kelas aku harus menjaga teman teman kelas ku dong"

Haechan menghela nafasnya pasrah, kini teman teman kelasnya tau bahwa anak itu adalah seorang pangeran Jepang pasalnya ayahnya tidak sengaja memanggilnya dengan Tuan Muda.

" Tak apa Jaemin-ah?" Tanya Haechan dan langsung dibalas dengan anggukan semangat oleh Jaemin. 

Tepat setelah Haechan mengemasi barang-barangnya, seluruh teman kelasnya menghampiri meja Jaemin dan menanyakan hal hal terkait dengan kerajaan kehidupannya sebagai seorang pangeran dan selebihnya. 

Haechan awalnya  tidak masalah dengan hal itu, hanya saja ia takut jika mereka menanyakan terlalu banyak hal mengingatkan Jaemin pada hal traumatis itu. 

" Yak! Kalian itu bisa tenang tidak! Jangan buat dia tidak nyaman" Bentak Haechan 

" Tak apa Haechan-ah... aku baik baik saja"

" Ta-"

" Kenapa sih Chan!Kenapa kau egois sekali.. kami hanya ingin berteman dengannya memangnya tidak boleh?!" Celetuk salah satu teman kelasnya 

" Iya! Alasan kami takut mendekati Jaemin karena kau yang terlalu membatasi!Lagi pula kami juga tau dia itu pangeran dan kami itu bukan penjahat chan! Kami hanya ingin berteman dengannya!"

" Benar... kenapa kau tidak ingin teman pangeran mu ini diambil? Kan dia tinggal bersamamu, jadi kenapa kau sangat sangat serakah?"

Haechan mengalah... ia sadar dan paham, selama ini ia terlalu membatasi Jaemin berteman dengan anak-anak lain karena Haechan takut Jaemin tidak bisa beradaptasi dan malah dirundung. Haechan hanya ingin membuat Jaemin nyaman berada di sekolah. 

" Ba-Baiklah.. maaf"

Ucap Haechan dan kembali duduk, niat Haechan hanya baik, tapi ia tidak menyangka teman-teman kelasnya menyalah artikannya. Semenjak Jaemin yang pingsan, Haechan memang merasa teman-temannya sedikit kesal padanya. 

Haechan memang menjadi primadona atau bahkan disebut sebagai pangeran sekolah karena prestasi-prestasinya, tapi dibalik semua itu, Haechan tau bahwa sebenarnya teman temannya tidak benar benar baik padanya. 

Mereka hanya ingin Haechan membagikan kisi-kisi ujian, atau dimudahkan urusan administrasi lomba, meminta contekan, atau berkompromi dengan guru. 

Haechan tau dirinya hanya dimanfaatkan, karena itu ia tidak ingin Jaemin juga diperlakukan seperti itu, hanya karena ia seorang pangeran Ia dimanfaatkan karena ketenaran yang ia punya. Haechan selalu diajarkan oleh Johnny untuk bersikap rendah hati dan tidak termakan oleh namnya " Ketenaran " dan " Atensi", karena jika hidup dengan hal itu bisa menjeratnya pada keburukan. 

Karena itu Haechan selama ini berbuat baik, sabar saat dirinya dimanfaatkan karena sejujurnya Haechan juga tidak ingin menjadi pusat perhatian seperti itu, Haechan hanya ingin melakukan yang terbaik, melakukan apa yang ia cintai, dan membantu sesama.

[COMPLETED] Replaced || MarkhyuckWhere stories live. Discover now