13.Alta

2.1K 94 0
                                    

Malam mulai larut,sepi dan hening begitu lah cerminan suasana malam itu.

Tapi Alena belum juga tidur,ia malah sibuk mundar mandir di depan jendela kamar nya yang tertutup gorden.sembari mengigit jari telunjuk nya.

Malam malam Alena selalu ia lewati dengan kegelisahan.bayang bayang kematian orang tua nya selalu saja menghantui fikiran nya.ia tak akan bisa hidup tenang sampai dalang kematian orang tua nya terungkap.

Hingga suara ketukan dari balik jendela membuyarkan segala nya.Alena mengerutkan kening nya,sembari menatap lekat ke arah jendela yang berada tepat di hadapan nya.

Dengan gerakan
Sangat pelan,dan hati hati.perlahan Alena membuka gorden yang menjadi penghalang itu.

Dan-

"HAPPY BIRTHDAY!".pekik seseorang yang membuat Alena kaget bukan main.sembari membawa sebuah kue cake lengkap dengan lilin di atas nya.

"eh setan!" ujar Alena kaget,kemudian membekap mulut nya sendiri.

"yee mana ada setan seganteng gue!". Ujar orang itu lagi menatap Alena malas.

"A-Alta! Lo Alta kan?". Ujar Alena memastikan.

"iya gue,emang lo pikir siapa?! Setan beneran?". Ujar Alta lagi,dengan raut datar khas milik nya.

"yaa abis muka lo 11,12 sama setan". Ujar Alena dengan mudah nya.

"puas ngehina nya?! Buruan nih tiup lilin nya,udah meleleh nih!" intruk si Alta.

Alena memejam kan mata nya sejenak,seolah sedang berdoa pada sang pencipta tentang harapan nya.

Buush-

"yeey cie yang udah makin deket sama ajal nya".tutur Alta dengan raut tengil nya.

PLAAK.

"reze lo yah!" kesal Alena,sembari menjitak kepala Alta keras.

"makin tua makin galak". Gumam Alta sengat pelan.

"lo bilang apa?!". Alena memicingkan matanya membuat nya malah terlihat mengemaskan.

"hehe gue bilang lo makin cantik len". Ujar Alta ngeles.

"emang dari lahir!" ujar Alena sembari mensugar rambut indah nya kebelakang dengan raut sombong nya.

"Lo selalu jadi yang pertama Al". Eskpresi Alena seketika berubah,menjadi jauh labih kalem.

Alta menatap ke arah nya sembari mengangkat satu alis nya penuh tanda tanya.

"lo selalu jadi orang pertama yang ngucapin HBD ke gue,bahkan di saat gue lupa sama ultah gue sendiri." ujar Alena penuh ketulusan.

Alta tersenyum tipis."terus kapan gue bisa jadi orang pertama di hati lo?" ujar Alta menatap Alena teduh.

Mendapati pertanyaan itu Alena seketika memaling kan wajah nya,ke arah lain.

"gue tau mungkin ini udah yang ke sekian kalian gue ngomong kayak gini ke lo.tapi lo harus tau Len perasaan gue ke lo ga pernah berubah". Ucapan Alta itu benar benar terdengar tulus dan datang dari hati.

Alena menarik nafas berat,lalu kembali menatap Alta.

"maafin gue ya Al,tapi untuk sekarang gue belum mikir sampai sana.lo tau kan kejadian apa yang baru aja nimpa bokap,nyokap gue".

Alta tertunduk dalam,ia harus menerima kenyataan bahwa Alena belum bisa menerima nya,ini sudah kesekian kali nya Alta mengungkap kan isi hati nya walau untuk kesekian kali nya pula ia di tolak oleh gadis yang sama.

"gue ngerti kok!". Alta mengerak kan tangan kanan nya,untuk meraih pipi mulus Alena.

Ia mengelus halus pipi Alena."gue bakal selalu nunggu lo,sampai kapan pun!" ujar Alta dengan penuh kesungguhan.

Gavriel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang