28.

1.8K 91 8
                                    

Sebuah kedai kopi tampak ramai,dengan keberadaan anak-anak muda berjaket hitam.
Ada yang ngopi,main game,gobrol bahkan ada yang tidur terlentang di kursi kayu.

Yaa itu adalah warkop tempat anak-anak Retro nongkrong untuk menikmati secangkir kopi,apa lagi waktu malming seperti sekarang.warkop itu tidak jauh dari markas Retro,jadi wajar saja bila tempat itu selalu ramai walau didalam gang sekalipun.

Jovanka,pria itu asik menikmati secangkir kopi.ditemani Alta dan Raken yang duduk di kanan dan kiri nya.

"gimana kabarnya Alena Gav?,dia gpp kan? Atau mungkin masih kepikiran sama kasus pembunuhan siswi itu?".tanya Alta,setelah meneguk kopi.

"gue ga tau pasti,lo tau sendirikan Alena tuh orangnya kayak gimana?, Dia itu suka mendem semuanya sendiri".ujar Jovanka.

"emm lo tau ga sih Van?,tadi siang waktu gue dateng kesekolah Alena buat ngejemput dia,gue ngeliat dia lagi bareng Gavriel!".

"HAH?".sentak Jovanka dan Raken kompak.

"bahkan dia nawarin Alena buat pulang bareng".sambung Alta.

"sumpah tu orang ga jelas banget,kemaren aja dia jadi orang yang paling kekeh nuduh Alena,dan sekarang sok-soan jadi orang yang paling peduli sama Alena!".ujar Raken kesal.

DREETT..DREETT...

Nada dring pertanda pesan masuk membuat obrilan mereka terhenti,Jovanka segera mengecek henphone miliknya.
Jovanka manautkan kedua alisnya ketika tertera username 'Alena'.

Jovanka buru-buru membuka pesan whattsap tersebut.Jovanka terdiam mematung beberapa saat.membuat Alta dan Raken saling melempat tatapan penuh tanda tanya.

"lo kenapa Van?".tanya Alta panik.

Jovanka masih saja diam tanpa merespon pertanyaan Alta,hingga Jovanka tampak menghubungi seseorang.

Via call

"Hallo dengan kentor polisi?".

Mendengar kata 'polisi' membuat Raken dan Alta semakin penasaran.

"lo ngapain nelfon polisi Van?".tanya Raken berbisik,namun lagi-lagi tak direspon oleh Jovanka.

"Saya sudah menemukan bukti yang lebih kuat soal pelaku pembunuhan bapak Azgara beserta istrinya,dan juga dicurigai sebagai dalang dibalik pembunihan saudari Dinda. Saya butuh bantuan bapak,dan puluhan personil polisi lainnya.tolong kalian datang ke kompleks barawangsa kepung rumah no 54 tapi tolong jangan melakukan apapun sebelum saya temen-temen saya datang,karena saya udah punya rencana......".Jovanka lanjut mengarahkan polisi itu,mengenai rencananya.

Jovanka memutuskan sambungan telfonnya.
"RETRO!".sentak Jovanka.

Membuat seluruh anak Retro yang tadinya asik bercanda ria serempak berdiri dan menatap Jovanka.

"malam ini kita pecahin semua misteri soal kematian om Azgara!.kalian siap?!".

"SIAP!".sentak semuanya kompak.

Jovanka melangkah keluar lebih dulu,di ikuti segerombolan seluruh Anggota Retro.

****

Persimpangan jalan yang tadinya sepi,seketika diisi oleh suara gerumuh druman motor yang berasal dari dua sisi.

Persimpangan yang menjadi saksi pertemuan antara dua kubu yang saling memanas.

Segerombolan orang-orang bermotor tersebut,yang di pimpin oleh pimpinan mereka masing-masing tampak kompak memberhentikan motor mereka.

Gavriel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang