Hari yang tak diinginkan pun tiba, Niel sudah merasa was-was saat sepupunya Jo mengatakan padanya bahwa Ia akan menikah di tahun depan. Dan saat ini Ia harus menerima kenyataan saat sang Mama menyumpah serapah dirinya lewat panggilan videocall.
" Mama rasa kau harus diperiksa Niel, apa perlu Mama datangkan dokter Jems ke Indonesia sekarang?"
" Oh astaga Niel, berapa usiamu? 30, 31, ckckck sudah 34 tahun sayang, dan kau masih betah dengan status kejombloanmu yang mengenaskan itu !"
" Niel? Daniel Kavkael Baneet?!"
" Ya, Mom?"
" Kau lebih memilih tumpukan berkas dibanding kelangsungan penerus keluarga Baneet, Niel? entah apa yang akan Ayahmu katakan disurga, bila melihat putra kesayangannya memilih jalan yang salah!"
" Niel masih normal Mom, tak ada yang menyimpang sedikitpun!"
" Lantas dimana calon pendampingmu bila kau masih normal Niel, karna Mama merasa dengan tampang dan kekayaan yang kau miliki bahkan Janda di pinggir jalanpun ingin kau hidupi Baneet!"
" Bisakah kita hentikan pembahasan membosankan ini?"
" Oh astaga! bagaimana mungkin pembahasan tentang kelangsungan dan kenormalan putra serta penerusku kau anggap membosankan Niel?! bahkan Mama masih syok kala menerima telfon dari Adam yang mengatakan Jo akan segera menikah!"
" Dan apa urusanku bila Jo menikah?"
" Mungkin bukan urusanmu, tapi bom bagi Mama yang bahkan tak pernah mendengar gosip tentang skandal ataupun pacar-pacarmu Niel, seakan kau memang tak menyukai wanita!"
" Aku masih menyukainya!"
" Kalau memang kau masih memiliki hati pada kaum wanita, lebih baik cepat kau bawakan calon menantu pada ku Niel!"
" Ya, akan ku usahakan"
" Aku tak meminta usahamu Niel, Tapi janji mu sebagai seorang Pria dan anak pada Mamanya, camkan itu!"
Sambungan Videocall itu terputus secara sepihak meninggalkan keresahan pada hati seorang Daniel Baneet.
Niel berlahan berdiri dari kursi kebesarannya dan keluar pada balkon luas yang memamerkan keindahan kota di malam hari, pikirannya terus menerawang mencari sosok seperti apa yang ingin ia cap sebagai seorang pendamping atau bahkan benar-benar menjadi istrinya.
Sampai otaknya kembali memikirkan seorang wanita yang beberapa minggu lalu berhasil mengusik malam dan tidurnya. Wanita yang ternyata adalah cucu tunggal dari sahabat sang kakek Tuan Kelvan Abrata, membuatnya merenung.
Paras cantiknya, mata tajamnya, tubuh indahnya, dan jangan lupakan bibir merah merekah yang bahkan tak bisa Ia lupakan di malam hari.Niel sempat merasa bahwa itu hanya kejadian biasa saat dirinya terpaksa membantu seorang wanita untuk mengancingkan gaun malamnya, sampai sosok itu kembali hadir di jangkaukan matanya, berdiri anggun dengan kalimat yang begitu singkat, Ia bahkan sempat mengeratkan rahangnya kala semua mata pria diruangan itu menatap penuh minat pada wanita diatas podium itu.
Dan entah takdir yang berpihak padanya, wanita yang sedari tadi menghantui pikirannya itu menabrak punggungnya, bahkan Niel yakin wanita yang akan memakinya kala itu seketika pergi darinya begitu saja.
Mengingatnya membuat senyum tipis diwajah datarnya terbentuk.Niel sempat berhalusinasi bahwa wanita itu ada di dekatnya kala Ia melihat seorang wanita bersama anaknya berada tak jauh dari nya saat Ia sedang melakukan survei pada salah satu pusat perbelanjaan milik keluarganya. Atau bahkan wanita akan berbeda bila dibalut oleh pakaian yang berbeda pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Vs Mr.(End)
General FictionSexy? pasti! cantik? jangan ragukan! Ia terlahir sebagai sosok bersendok Emas! menjadi satu-satunya wanita pemegang dua bahtera kekayaan, tak pelak membuat Tamara Abrata Geralds menjadikan dirinya sebagai prefectsionis sejati. Tamara lebih akrab di...