" Kan? gue bilang juga apa? nyesel kan Lo?"Bisikan itu, seakan menjadi suara genderang peperangan, karna Mara rasa, sosok disampingnya ini, telah puluhan kali, mengatakan hal yang sama. Mau tak mau, bisikan itu seolah menyadarkan nya, dari kejadian yang terjadi tiba-tiba dalam kehidupan damainya, dan saat ini, kehidupan itu, telah kembali menjadi kacau. Ini semua diluar perkiraan nya.
Tepat tiga hari yang lalu, sesuai dengan dugaannya, keluarga besarnya, baik sang Papa Aditya, Nindira sang Mama, kecuali keluarga kecil sang kakak Maura, serta kakek dan neneknya, orang tuanya sudah ada disini, di Zelenograd. Mereka sangat bahagia, tepat satu minggu sebelum nya, Mara memang telah mengirim email pribadi, khusus untuk sang Papa, dan disinilah mereka sekarang, setelah sang Papa, meniadakan atau lebih tepatnya memusnahkan makam jadi-jadian, yang mereka kunjungi selama 6 tahun terakhir.
Tamara bahagia, tapi? kenapa? sang asisten pribadi, atau mungkin mantan karyawan setianya itu, ikut terbang ke sini, bersama sang suami dan putranya Geo. Ada-ada saja. Dan selama itu pula, Sisil tak ada kesibukan lain, selain menempel pada seorang Tamara, ditambah kedatangan sosok wanita cantik, yang dulu sempat ingin Mara jadikan tempat pembuangan, untuk seorang Daniel Baneet.
Rebeca.
Tiga hari lalu, saat ia menunggu kedatangan keluarganya, yang ternyata didahului oleh kedatangan sang Mama mertua, Adel Baneet, Disusul Ami dan Abe bersama putri mereka yang bernama Casandra Anderson. Mereka hanya berkunjung sebentar, karna Abe harus mengurus pekerjaan nya, disebuah rumah sakit swasta. Dan tepat saat kedua nya bertemu, Mara yakin, ada tatapan kebencian di mata sang mertua, tapi entahlah, ia sudah tak perduli.
Belum sempat ia tersenyum, muncul satu sosok, yang teramat ia kenal, seorang wanita, yang dulu sempat menjadi bagian tim lapangan dan promosi di perusahaan nya.
Rebeca
Mara kembali mengingat setiap informasi yang ia peroleh, karna dari yang ia ketahui, Rebeca keluar dari perusahaan, dua tahun setelah dirinya menghilangkan diri, ternyata wanita itu menjadi sekretaris pribadi sang Mama mertua. Dunia benar-benar adil.
" Ra, Mara!"
" Apa sih Sil? Nggak liat gue lagi buat apa? minggir deh Lo!"
" Lo denger gue ngomong nggak sih? Lo serius? nggak bakal balik sama Mr. kaya raya Lo itu, sayang banget! padahal dia masih setia sama Lo"
" Urusin aja suami Lo, gemetar satu badan, si Dion disana bareng sama keluarga besar seorang Baneet!"
" Biar, itung-itung membiasakan diri, lagian yang harus diperhatikan tuh, sikap manis cabe merah disana"
Tak beberapa lama, setelah semua keluarga Niel datang dan bertemu El dan Al, malamnya, keluarga Mara tiba, tangis haru dan segala hal yang telah lama padam, kembali muncul ke permukaan. Sama halnya dengan keluarga Niel, orang tuanya sangat bahagia bertemu si kembar. Jangan tanyakan reaksi seorang Sisil, dari awal, matanya sudah seperti bola api, saat melihat ada sosok Rebeca di sana, dan Sisil lebih suka memanggilnya cabe merah.
" Bukan urusan gue Sil, udah deh, kita siapin makan malam, terus kita bisa tidur!"
" Gue rasa, Lo lupa? menurut gue, ini karma, benar! kata orang, ucapan adalah doa, amit-amit! pokoknya jangan lagi-lagi deh, awas aja kalau Lo, ngomong bakal nyumbangin orang lagi, dulu Lo bilang, mau nyumbangin suami Lo, dan sekarang, kotak sumbangan terbuka lebar menunggu sang sumbangan!"
" Terserah, gue nggak perduli Sil, itu urusan mereka, bukan gue!"
" Lo gitu banget sih, yakin?"
" Anak-anak gue, prioritas gue Sil, bukan yang lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Vs Mr.(End)
Ficción GeneralSexy? pasti! cantik? jangan ragukan! Ia terlahir sebagai sosok bersendok Emas! menjadi satu-satunya wanita pemegang dua bahtera kekayaan, tak pelak membuat Tamara Abrata Geralds menjadikan dirinya sebagai prefectsionis sejati. Tamara lebih akrab di...