Epilog

6.2K 212 3
                                    


Dengan terampil sosok gadis kecil berambut kucir kuda itu menyusun beberapa balok membentuk menara, sampai satu sosok lagi datang menghampiri dan mengambil satu balok disana, membuat menara yang hampir setengah jadi itu hancur seketika, melihat itu membuat gadis itu sepontan berdiri, mengambil apapun di sekitarnya dan melempari bocah yang berusia 7 tahun lebih tua  diatasnya itu.

" Mom! Kak Al menghancurkan menaraku, aku membencinya!"

Ucap Lay, dengan intonasi tinggi.

Mendengar pertengkaran antara keduanya yang terjadi hampir setiap saat itu, membuat Mara, Niel, tak dapat berkata-kata, Al yang teramat menyayangi Lay lebih dari apapun, hingga tak ada hari tanpa kejahilannya usai pada sang adik.

Berbeda dengan Al, El masih menjadi sosok yang pendiam, bahkan tergolong irit omong, dia melebihi kedataran sang ayah, bahkan kadang Mara tak mengerti, kenapa kedua putranya begitu bertolak belakang. Hanya saja, El lebih menghawatirkan dari pada Al dalam bertindak, anak itu akan penuh totalitas melakukan segala hal, baik dalam belajar, olahraga, bahkan membalas anak-anak yang kadang menganggu kedua adiknya.

Pernah dulu, saat Al terjatuh dari sepeda akibat beberapa anak yang bermain bola sembarangan, El hanya pulang dengan wajah datarnya, sembari melaporkan peristiwa itu pada sang ayah, sampai keesokan harinya, Mara kedatangan tamu.

Mereka adalah anak-anak yang menendang bola sembarangan, dan saat beberapa bocah itu datang, mereka membawa beberapa buah tangan, mereka meminta maaf pada Al, dan sebelum pulang, samar-samar Mara dapat mendengar kalimat yang diucapkan El pada anak-anak itu.

" Lain kali kalian harus hati-hati, mungkin bukan hanya ban sepeda kalian yang akan aku rusak, tapi juga kaki kalian, mengerti!"

Astaga? bagaimana mungkin? anak berusia 8 tahun bisa melakukan intimidasi dan perbuatan seperti itu, ia bahkan tak habis pikir, kemana perginya sosok sang putra panutannya itu, sejak saat itu, Mara memilih untuk selalu menasehati El, agar putranya itu dapat mengendalikan sifat balas dendam nya yang ekstrim itu.

Dan kini, ketika sang putri lahir melengkapi keluarga kecilnya, Mara benar-benar bersyukur, karna ia yakin bahwa putrinya akan penuh kasih sayang dan santun seperti nenek serta grandma nya, dan sialnya itu hanya impian belaka.
Karna Mara rasa, baik Daleel, Dalveen, dan Layra, menuruni gen dominan seorang Daniel, mereka benar-benar hanya manis di depan orang yang mereka sayangi, selebihnya kalian bisa menebaknya sendiri.

" Mereka ribut lagi?"

Ucap Niel saat ia keluar dari ruang bacanya, akibat ulah kedua anaknya.

" Coba saja kau lerai mereka"

" Tidak perlu, kau bisa lihat disana"

Ucapan Niel membuat Mara kembali melihat kearah Al dan Lay saling mengejar, tak jauh dari mereka, ia dapat melihat El yang datang dengan wajah yang sedikit kesal. Kacau!

Ia lupa, bahwa ini adalah jam membaca seorang Daleel Abrata Baneet, ia tak yakin bahwa adu kejar antara Dalveen Abrata Baneet dan Layra Geralds akan berakhir singkat, karna Mara yakin, kedua bocah itu akan di babat habis oleh sang kakak.

" Bantu aku melerai mereka Niel!"

Ucap Mara yang sudah bersiap menghampiri anak-anaknya.

" Biarkan saja, mereka akan kembali berbaikan nanti, kita lihat saja dari sini!"

Dan benar saja, ketiga nya telah diam, lebih tepatnya, El berhasil melerai kedua adiknya, kini ia mengiring keduanya berjalan menuju Mara dan Niel yang sedari tadi duduk menyaksikan aksi ketiganya, dapat Niel lihat dengan jelas, bagaimana Al dan Lay tak berkutik. Dan saat mereka telah sampai dihadapan dirinya dan Mara.

" Cepat!"

Ucap El.

" Lay, cepatlah!"

Ucap Al.

" Kak Al saja dulu!"

Balas Lay.

" Lay---"

" Kalian bisa melakukannya bersama!"

Ucap El cepat.

" Dad, Mom, kami---"

" Kalian tau, siapa yang paling dirugikan disini?"

Ucap Niel pada keduanya.

Tanpa bersuara, baik Al maupun Lay menatap El dan berucap maaf tanpa suara, dan kemudian masuk ke dalam pelukan sang kakak. Itu merupakan kebiasaan anak-anak nya, mereka akan berpelukan setelah bertengkar, hal itu telah mereka lakukan saat Lay berusia 3 tahun.

Kini El dan Al berusia 13 tahun, dan Lay akan berulang tahun yang ke 7 dalam beberapa bulan kedepan. Melihat bagaimana mereka berinteraksi, membuat Niel tersenyum.

Setelah berpelukan, Lay berjalan menghampiri sang ibu, dan duduk dalam pangkuannya, sedangkan Al dan El duduk disamping Niel, mereka benar-benar bahagia, bahkan bagi keduanya kehidupan mereka telah teramat lengkap, tak ada hari tanpa gelak tawa, hari-hari mereka terisi dengan penuh kebahagiaan.
Niel harap kebahagiaan ini akan selalu memenuhi keluarganya, hingga nanti mereka dapat melepas putra putri mereka bersama seseorang kelak.

Seseorang yang dapat melengkapi kehidupan anak-anak nya, layaknya ia dan sang istri, dan sampai saat itu tiba, ia berdoa agar mereka senantiasa selalu bahagia.

***

Cukup ya! hehehe

Sekali lagi terima kasih, yuk mulai baca cerita ke-3 ku Choose You!

Besok akan mulai up ya, setelah itu baru aku terusin panel dari Remember Of Me, berhubung ini masih proses pencarian filenya, huhu

Sampai jumpa

AranNara🌵

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ms. Vs Mr.(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang