BAB 12

4.7K 150 0
                                    


Sisil merenung beberapa saat, mencoba memahami kenapa, dan mengapa, sampai detik ini, tak ada tanda-tanda kebucinan pada sosok di hadapannya, yang mana sudah hampir tiga bulan berlalu seorang Tamara Geralds menjadi Ms. Baneet dan dia masih tampak lempeng. Apa mungkin?

" Lo beneran nggak ada sesuatu sama suami hot Lo? Ini bukan sembarang suami loh, ini edisi terbatas sepanjang masa, dan Lo santai aja kek ngantri di warteg?"

Mara hanya sedikit menaikkan kedua alisnya saat dengan tiba-tiba Sisil yang ia ajak keluar untuk sekedar melepas penat itu bertanya sesuatu tentang suaminya, dan kenapa ibu muda ini sedikit ngotot?

" Geo nggak papa di tinggal berdua aja bareng Dion? Kantong Asi Lo cukup kan? Lo--"

Ucapan Mara terhenti  setelah Sisil menaikan tangan kanannya tepat di depan wajahnya, lah buset.

" Gue rasa Lo bener-bener buta deh, atau suami Lo aja yang masih terlalu waras buat nggak nerkam wanita se-seksi Lo?"

" Apa?"

Ucap Mara cepat

" Lo udah pernah ciuman?

Imbuh Sisil

Tak ada jawaban dari Mara, diam berarti iya. Bagus!

" Kalau lebih dari ciuman?"

Tambah Sisil mulai memojokkan Mara

" Ya--"

Respon agak lambat, tapi malu-malu, berarti sudah, Sisil mulai bersemangat.

" Berarti Lo udah buka segel dong? Gimana? Performanya? Nagih?"

Mendengar kalimat yang diucapkan Sisil, Mara dengan cepat membungkam mulut sang sahabat, bisa gila Mara dibuatnya, mana ini tempat umum.

" Lo gila, ya nggak mungkinlah!"

Mendengar itu, semangat yang beberapa saat lalu sempat bergejolak mendadak mati begitu saja, Ayolah, Sisil bahkan akan langsung menyodorkan dirinya dengan suka rela tanpa syarat, bila memiliki suami seperti Daniel Kavkael Baneet, dan naas nya, wanita di hadapannya ini begitu pemalu untuk menyodorkan dirinya.

" Lo serius?"

Tanya sisil cepat

" Emm"

Mara menjawab sembari mengangguk.

" Nggak mau gitu, di elus, di timang, di--"

Sepontan Mara tersedak oleh minumannya sendiri, ada apa dengan sahabatnya ini? Dan buru-buru memotong kalimat yang tengah diucapkan Sisil.

" Kenapa Lo mesti bahas gituan sih ke gue?"

" Lo nggak pernah nyadar ya? Suami Lo itu harus Lo iket Mara, nggak cuma kena pelet cantik Lo aja, tapi juga harus ada sodoran jatah ranjang, gima--"

" Tunggu! Kenapa harus? Lagian gue nggak mikir buat bener-bener jadi istri yang nyodorin diri!"

Mendengar itu, Sisil hanya memandang Mara senduh, entah apa yang harus ia ucapkan lagi, agar wanita lempeng ini sadar, seberapa menggodanya sang suami, belum lagi kejadian beberapa Minggu lalu saat sang mantan kekasih seorang Daniel nekat mendatangi Mara.
Untung saja wanita yang ia tau bernama Sofia itu sadar diri, dan berlahan mundur, tapi bagaimana bila ada sofia-sofia lain diluar sana? Ia tak ingin sahabatnya ini kembali terpuruk seperti beberapa tahun silam.

" Oke, gue nyerah! gue nggak paham lagi isi pikiran kalian, yang istri sok nggak mau, yang suami lebih nggak tau diri!"

" Lah Lo kenapa Sil?"

" Gue nggak papa,  tapi ya? Lo nggak ada niatan buat bikin teman sebermain nya Geo? tega Lo!"

Mara kembali memijat pelipisnya pelan, kenapa jadi membahas tentang peranakan sih, bukannya niat awalnya dia ingin menikmati waktu luang bersama sang asisten ini?

Ms. Vs Mr.(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang