" Astaga!"Adel tak dapat membungkam mulut, kala ia di kagetkan oleh sosok yang merupakan putra tunggalnya sendiri. Bagaimana tidak? Ia tak tahu menahu bahwa hasil dari penjara hukuman yang diberikan Jo, akan setragis ini.
Kemana perginya putra tampannya? Terlalu banyak kerutan di dahi, warna kehitaman pada area bawah matanya, bulu-bulu halus yang mulai memanjang diarea dagu, serta mata sayu yang mengisyaratkan seberapa kerasnya sang putra memaksimalkannya untuk tetap terbuka di tengah malam. Sangat amat mengenaskan!
Awas saja kau Jo! Batin Adel berucap.
" Sorry Mom, apa---"
Belum sempat Niel menyelesaikan kalimatnya, sang Mama sudah lebih dulu menarik lengannya dan mendudukkan sang putra di salah satu kursi.
" Kau baik-baik saja, Mom rasa, Mom harus membuat perhitungan dengan Jo! Beraninya anak itu membuatmu terkurung hampir dua Minggu di ruang kerja. Awas saja kalau dia meminta ijin liburan"
" Aku baik Mom, hanya butuh sedikit istirahat, dan---"
" Tidak, kau bukan hanya butuh istirahat! Mom sudah menyiapkan Jet pribadi kita, kau bisa kembali pulang sekarang, agar besok kau sudah bisa menemui menantu Mama!"
Niel terdiam, apakah Mamanya memang seperhatian ini? Bahkan dirinya memang sudah ingin kembali pulang, satu bulan lebih Niel berusaha sekuat hati dan pikiran untuk menekan rasa rindunya, dan kini selesai. Dirinya tak bisa lagi, berlama-lama berada disini.
Adel tersenyum lepas, saat ia menyaksikan sang putra telah lepas landas untuk kembali ke Indonesia. Langkah kakinya terhenti tepat saat seorang ajudan di samping kanannya memberikan sebuah map. Sorot matanya menerawang, ada sesuatu yang tak dapat Adel jelaskan, dengan satu tarikan napas, ia kembali berbalik, memohon agar sekembalinya Niel pada sang istri tidak menambah beban di hatinya.
" Selidiki menyeluruh semua aset yang berhubungan dengan Mahendra Groups"
Bukan hal baru bagi seorang Adel untuk mengusut tuntas segala sesuatu yang berpotensi merusak impian indahnya, sudah susah payah ia dan adik iparnya mencari pendamping se-sempurna Tamara, jangan harap ia berbelas kasih kepada oknum-oknum di luar sana yang masih menyimpan harapan pada menantunya.
***
" Apa ini nggak keterlaluan sayang?"
Ucap Dion was-was, pasalnya terhitung dua Minggu berjalan ia selalu memastikan setiap tindakan sang istri, dan saat ini mereka sedang berada di sebuah peresmian galeri milik salah seorang kawan lama sang bos, yang tak salah namanya adalah Prasbian Mahendra.
" Nih, kamu gendong Geo dulu, aku mau memantau Mara"
Sedikit bergeser dari posisi berdirinya, Dion dengan telaten menerima sang putra dalam gendongan tangannya, sembari menimang.
" Aku nggak ikutan, kalau tiba-tiba suami bos kamu itu datang!"
Melirik sekilas, Sisil tersenyum hambar. Dirinya kembali berfokus mengamati dua sosok tak jauh darinya, mereka terlihat serasi, dalam artian sebagai mitra, kalau dibandingkan dengan suami yang dimiliki Tamara, Sisil hanya bisa menarik napas berlahan.
Kalah jauh lah!
Dalam keasikannya, dia sedikit bersenandung, begitu banyak keanehan, pasalnya sikap uring-uringan sang bos, hilang entah kemana? Apa sang suami memang se-cuek ini? Bahkan Sisil bisa menjamin, Tamara tak pernah membawa Hp nya ke kantor selama dua Minggu belankang ini. Mencurigakan!
" Mana ada sih, suami punya istri cantik, seksi, dan nggak ngebosenin, gitu aja masih ditinggalin! Nah apa kabar Gue? Bisa-bisa cerai duluan deh itu"
Sisil bergumam, tanpa memutus pandangan matanya dari dua sosok di depannya. Sampai tatapan matanya bertemu dengan Tamara, wanita yang sedari tadi tersenyum cerah disamping pria bermarga Mahendra itu. Tapi, tunggu! benar, kalau ia melihat ke arah sini, tapi seakan tak menghiraukan lambaian tangan dari nya, tatapan itu berisyarat, jika itu milik orang lain. Lalu dengan batin berkecamuk, Sisil mengikuti arah tatapan dingin dan rindu mungkin?
Dan tada!
![](https://img.wattpad.com/cover/306171932-288-k618845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Vs Mr.(End)
Ficción GeneralSexy? pasti! cantik? jangan ragukan! Ia terlahir sebagai sosok bersendok Emas! menjadi satu-satunya wanita pemegang dua bahtera kekayaan, tak pelak membuat Tamara Abrata Geralds menjadikan dirinya sebagai prefectsionis sejati. Tamara lebih akrab di...