Ms. Vs Mr.(End)

BAB 19

Sudah 2 Minggu berjalan, segala cara, semua informasi, bahkan setiap sudut telah ia telusuri, tapi nihil. Niel tak dapat menemukan dimana keberadaan sang istri, ia masih tak mengerti, dengan maksud dan tujuan apa? pria bernama Prasbian itu membawa pergi sang istri, bahkan sang ayah mertua, hanya dapat mengucap maaf, karna tidak menceritakan kejadian bertahun-tahun silam itu.

Aditya Abrata, menceritakan semua hal yang terjadi saat Mara masih duduk di kursi sekolah dulu, tentang anak lelaki yang memusuhi putrinya dan berujung pada lamaran tak terduga dari seorang Mahendra, dan mengetahui hal itu bukanlah cinta yang tulus, dengan berat hati Aditya menolaknya, sampai bertahun-tahun setelahnya, apa ini balasan? kenapa harus sang putri? dan bukan dirinya?

Baik keluarga besar Geralds&Abrata, Baneet&Thomson, tak dapat menemukan jejak seorang Tamara, Adel yang tak dapat membiarkan sang putra terus-menerus hilang harapan, mengupayakan segala cara, agar mereka dapat menemukan keberadaan sang menantu, sampai sebuah telfon masuk, merubah segala harapan itu.

Dengan mata kepalanya, Adel melihat sang putra mencoba melacak seseorang di sebrang sambungan telfon itu, sampai suara yang teramat mereka kenali tengah memaki diujung sana, mereka kenal siapa pemilik suara itu, tapi ketika sang putra memanggil nama itu, sambungan telfon terputus, bahkan jejak sambungan hilang seketika, dari radar pengintaian mereka, di titik ini, Adel merasa, kekayaannya tak dapat membantu sama sekali, inikah keadilan hidup?

Semua telah mereka kerahkan, tapi sampai hari ke 17, tak ada satu titik terang yang menghampiri, tak pelak, sedikit demi sedikit, sinar terang di mata setiap sosok dalam ruangan itu meredup, Nindira yang selalu memeluk sang ibu mertua, Aditya bersama sang ayah dan anggota besar empat keluarga, mereka disana, menunggu kabar yang harusnya mereka dapatkan hari ini, dalam kecemasan itu, Niel menemukan titik terang, dimana lokasi terakhir tempat Mara di bawa, Niel sedang menuju kesana, awalnya Adel meminta putranya pergi bersama Jo atau beberapa orang pria yang memang telah ia sewa, tapi anak itu tetap tak mau ditemani.

Dan benar, firasat seorang ibu tak pernah salah, tepat 1 jam sejak kepergian sang putra, dering ponsel nya berbunyi, ada nomer asing disana, dan saat sambungan itu ia angkat, seluruh tubuh dan raganya serasa ditarik paksa. Sang putra tunggal telah mengalami kecelakaan besar, dimana tiba-tiba mobil yang dikendarai oleh Niel dihantam secara bersamaan oleh dua mobil dari dua arah, dan dapat dipastikan bagaimana keadaan Niel, hari itu Niel dinyatakan koma, dengan cedera parah dikepalanya. Layaknya badai kedua, keluarga besar itu kembali terpuruk.

Hari demi hari berlalu, sampai satu bulan berlalu, dan mereka menemukan titik terang disana, orang-orang suruhan dari keluarga besar itu, berhasil menemukan keberadaan Prasbian, hal ini tak luput dari bantuan besar yang diberikan oleh ayah Prasbian Mahendra, Arman Mahendra. Pria paruh baya itu, meminta maaf, karna dirinya tak dapat mencegah tindakan anaknya itu.

Tapi? seakan takdir tak memihak kepada mereka, disana, di sebuah pulau kecil di negara Swedia, hanya ada seorang Prasbian, pria itu tampak tak ingin hidup, ia hanya pasrah, ketika diamankan dan akhirnya, dimasukan ke dalam penjara, segala sesuatu yang dapat membawa mereka pada keberadaan seorang Tamara akhirnya terpecahkan, dan hari itu, semua keluarga berduka, dari hasil penyelidikan, dan bukti kuat cctv disekitar pulau, terekam detik-detik, saat pria yang di yakini adalah Prasbian, mengejar wanita yang berlari kencang, dan saat pria itu berhasil menangkap wanita itu, wanita itu kembali memberontak dan menjatuhkan dirinya ke laut, pria itu pun ikut menjatuhkan dirinya ke laut, tapi sialnya, ia kembali seorang diri, tanpa sosok wanita itu.

Melihat dan menganalisis, itu terjadi satu Minggu yang lalu, mereka mencoba mencari informasi, mungkin ada laporan ditemukannya seorang wanita, atau panggilan telfon dari seorang yang bernama Tamara, namun sayang, setelah hari itu, Tamara seolah menghilang dari kehidupan mereka.