BAB 13

4.3K 135 1
                                    


Niel masih tak bisa melupakan apa yang telah terjadi diantara dirinya dan sang istri, ditambah pesan singkat yang diterima nya pada hari keberangkatannya ke London.

Pemberontak

Sampai jumpa

Hanya dua kata, tapi efeknya segila ini, apa ini pertanda? Tidak! Niel tak ingin tenggelam dalam buaian perasaan sepihak, andai malam itu Mara tidak dalam keadaan setengah mabuk, Niel yakin dirinya tak mungkin bisa merasakan hak nya sebagai seorang suami, dan naasnya ia menginginkan nya lagi, sial.

" Kau melamun Niel?"

Suara sang Mama, membuat Niel sedikit mengalihkan fokus pikirannya.

" Ah, sedikit Mom, hanya---"

Seperti seorang ahli, tatapan Adel berubah, ia sadar kedatangan tiba-tiba sang putra dua Minggu lalu, bukan hanya untuk perjalanan bisnis dan lainnya, ini seperti seseorang yang sedang kabur?

" Mom tidak melihatmu menelfon Mara? Apa kalian bertengkar? Atau---"

" Kami baik-baik saja Mom, kami hanya sibuk mengurus pekerjaan masing-masing, Mom bisa menghubunginya dan bertanya, tak harus aku bukan?"

Ya, inilah sang putra. Entah apa yang disembunyikannya kali ini, cepat atau lambat ia pasti akan mengetahui nya.

" Oke, Mom percaya padamu" 

Setelah kepergian sang Mama, Niel kembali bergelut dengan pikirannya, mencoba mengambil inisiatif, ia mendial satu nama di hp nya, semoga.

" Hallo?"

Mengetahui telfonnya diangkat beberapa detik setelahnya, Niel membisu. Seakan semua rangkaian kata yang ia susun menguap begitu saja. Ia merindukan suara ini.

" Hallo, Niel? Kau disana? Aku sedang berkendara, jadi---"

"Aku pulang besok, sampai jumpa!"

Niel dengan cepat memutus sambungan telfonnya dan menepuk dadanya singkat.

" Ayolah, kau bukan remaja tanggung! Astaga!"

Bahkan debaran di dadanya tak kunjung usai, setelah ia memutus sambungan telfonnya. Rasanya aneh, saat secara sadar dirimu merindukan seseorang, seperti ini kah?

Tak ingin berlarut-larut pada perasaannya yang tak karuan, Niel mulai fokus pada beberapa tumpukan yang harus ia selesaikan malam ini, karna Niel tak menjamin kewarasannya masih terjaga bila dirinya tak secepatnya melihat istri cantiknya segera.

***

Mara masih terus tersenyum samar, tanpa ia sadari, tingkahnya tak luput dari perhatian seorang Sisil.

" Ehem!"

Sisil kembali berdehem untuk kesekian kali nya, tapi nihil! Sang sahabat tak kunjung kembali pada kesadaran optimalnya, tak mungkin ada dedemit diluar sana, yang berani merasuki sosok yang bahkan akan lebih menyeramkan dibanding dedemit itu sendiri, di saat kehilangan kontrol nya. Contohnya seperti saat ini, bisa-bisa Sisil menghubungi RSJ terdekat! Kan nggak lucu.

" Ma! Mara!"

Panggil Sisil sembari mengguncang bahu sang sahabat itu.

" Ah! Ya? Kenapa?"

" Kebakaran dan banjir bah sekalipun, nggak akan mungkin buat Lo sadar! Nyawa Lo ilang kemana yang setengah, karna gue yakin! Lo lagi nggak baik-baik aja sekarang, jadi---"

" Niel bilang, dia pulang besok!"

Senyum menyelidik Sisil muncul segera.

" Terus, Lo terbayang-bayang sama malam pertama Lo yang sensasional itu, bener kan? Makannya Lo senyum-senyum sendiri, ngaku Lo?"

Ms. Vs Mr.(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang