BAB 6

7.6K 206 0
                                    


Entah apa yang harus Jo lakukan saat ini. Jujur saja Ia tak pernah tau bahwa pada kenyataannya bos sekaligus sepupunya itu begitu semunafik ini, ya katakan saja ia salah menilai, lalu adegan apa yang tengah ia saksikan sekarang.

" Pulang!"

Ucap Niel penuh penekanan.

" Mira, apa kau dengar suara mengesalkan itu?"

" Ya?"

" Hahaha lupakan, mungkin hanya pendengaran ku yang bermasalah!"

Miranda hanya dapat melirik sang suami Jo yang tepat berada disampingnya dengan wajah bertanya-tanya, dan kalian tau apa yang Jo berikan sebagai jawaban? ia hanya menaikan bahu tanda tak mengerti.

" Kau masih bersandiwara seperti ini?"

Niel dengan cepat menarik lengan Tama kasar.

" Apa yang kau lakukan, pemaksa?"

" Pemaksa? Lalu kau sendiri? apa yang kau lakukan di tempat penuh pria beberapa saat lalu?"

" Pesta lajang, apa lagi?"

" A-apa lagi? kau bilang! Jangan lupakan kalau status lajang mu akan berakhir besok!"

" Karna itu, aku harus melakukan hal yang biasa kebanyakan orang lakukan!"

" Kau wanita seorang diri Mara, dan---"

Belum selesai kalimat yang Niel ucapkan, sosok disampingnya secara mendadak berdiri dan berucap.

" Cukup! Aku pulang!"

Tanpa sepatah kata pun Tama yang sudah muak berada berdekatan dengan manusia sejenis seperti Niel tanpa pikir panjang menarik lengannya dengan paksa, memberi senyuman manis pada dua sosok yang sedari tadi bahkan seperti tak ada hawa kehidupannya.

" Aku pergi dulu, bye! "

Dengan langkah seribu Tama pergi secepat yang ia bisa dari tempat itu saat itu juga.

*****

" Apa!"

Teriakan Sisil berhasil membuat gendang telinganya berdengung.

" Iya gue harus apa coba?"

" Gila!"

" Ya gue rasa emang gue udah gila"

" Bukan lo, tapi calon laki Lo, nih lihat!"

Tunjuk Sisil pada benda persegi panjang yang tengah dipegangnya dan terpampanglah berita terbaru saat ini.

Pewaris kekayaan Baneet and Thomson Mr. Daniel Kavkael Baneet mengumumkan pernikahannya secara tiba-tiba.

Sial, keparat gila

Tanpa menunggu aba-aba, Tama dengan cepat menekan nomer yang ia yakini milik pria yang sebentar lagi akan bersetatus sebagai suami 6 bulannya itu.

" Apa Kau gila?! Mr.Baneet?"

" Temui aku di apartemen, aku kirim alamatnya."

Sambungan telfon berakhir begitu saja. Sial!

" Aku pergi!"

Ucap Tama cepat pada sosok yang kini bahkan masih fokus pada tablet di tangannya.

Tak perlu menunggu pagi hari untuk kembali menemukan wanita yang sialnya mulai mengusik relung hati terdalamnya.

" Kau sudah datang"

Niel bahkan tak perlu repot-repot berbalik dari posisinya yang sedang menyesap segelas wine ditanganya dan menghadap penampakan kota di malam hari itu.

Ms. Vs Mr.(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang