21. Obsesi

17.8K 1K 3
                                    

Cinta tanpa obsesi itu bullshit!
-
-
-

"Kenapa gak panggil gue?" tanya Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa gak panggil gue?" tanya Nathan.

"Gak sempet kak. Lagian juga aku bisa kan ngatasin sendiri," bangga Yuranne.

Nathan meletakkan kapas berisi alkohol tersebut dan mulai menatap Yuranne, "Walaupun Lo bisa, tapi gue ada. Lain kali kalo ada apa-apa harus bilang ke gue, katanya gue jagoan Lo." ucap Nathan sambil lanjut mengobati Yuranne.

Mereka sekarang sedang berada di UKS. Selepas Nathan menggendongnya dia langsung membawanya kesini dan mengobatinya.

"Gue kaget. Pas anak-anak bilang Lo dirundung sama Risa, gue kira Lo ga bisa ngelawan." ucap Nathan.

"Bisa lah, Yuranne gitu loh. Aku ngga boleh lemah, pacar aku aja kuat." ucap Yuranne sambil menampakan gummy smile nya.

Nathan tersenyum dan mengusap rambut Yuranne pelan, "Pacar gue emang hebat, tapi lebih baik Lo manfaatin keberadaan gue." ucap Nathan.

"Ngga ah. Aku jadi pacar Kakak kan bukan mau manfaatin." jelas Yuranne.

"Kenapa mau?" tanya Nathan.

Yuranne mengerutkan keningnya. Nathan paham dengan ekspresi Yuranne pun menghela nafasnya pelan, "Kenapa mau jadi pacar gue?" jelas Nathan

"Kenapa mau jadi pacar Kakak?" ulang Yuranne yang diangguki Nathan.

Yuranne mengangguk paham, "Karena sayang." jawab Yuranne.

"Ngga cinta?" tanya Nathan dengan menatap Yuranne sedikit tajam.

"Bukan ngga cinta, tapi belum. Kakak sih nembaknya kecepetan, untung aku udah sayang." jelas Yuranne.

"Kenapa nerima kalo belum cinta?"

"Karena cinta tumbuh karena terbiasa. Aku kan udah sayang sama Kakak, bentar lagi juga cinta." jelas Yuranne.

"Gue udah cinta sama Lo." ungkap Nathan.

"Kenapa bisa Kakak cinta sama aku?" tanya Yuranne heran.

"Karna Lo. Lo bikin gue jatuh cinta." singkat Nathan.

Yuranne hanya diam sambil menatap ke arah mata tajam Nathan. Selalu tenggelam, seperti dalamnya air namun dia masih bisa menyelam.

"Aku udah cinta sama Kakak." ungkap Yuranne.

"Plin-plan."

"Ngga kok, emang udah dari lama cintanya. Tadi cuma nguji Kakak aja." jelas Yurane.

"Hm, terserah."

Nathan menatap Yuranne dalam, "Gue selalu kagum sama ciptaan Tuhan yang satu ini." puji Nathan.

Yuranne tersenyum malu. Dia tak biasa dipuji oleh laki-laki selain keluarganya.

Nathan terkekeh pelan melihat wajah malu Yuranne, "Candu. Ekspresi Lo selalu bikin gue terpikat." ungkap Nathan.

"Gue selalu pengen jadi penyebab muka malu-malu Lo,"

"Gue selau pengen jadi penyebab muka merah Lo,"

"Gue selalu pengen jadi penyebab Lo bahagia."

* * *

"Risa, Risa. Lo udah nyakitin milik Nathan, milik Axebra. Jadi, hukuman apa yang pantes buat Lo?"

"Gue cuman ngasi tau! bukan nyakitin!" seru Risa.

"Lo udah nampar Yuranne, Risa." tekan Juan.

Sekarang, masih berada di kantin dengan Risa yang dilingkari para inti Axebra.

"Itu dia yang salah! bukan gue." ucap Risa.

"Dari mana letak kesalahan Yuranne?" tanya Ezra.

"Dia udah berani ngambil milik gue." tekan Risa.

"Risa, Lo tau dari dulu Nathan bahkan sama sekali gak ngelirik Lo. Jadi gimana bisa dia jadi milik Lo?" tanya Ezra.

"Gue yang duluan deketin Nathan! Gue yang duluan suka sama Nathan! Tapi kenapa anak baru itu yang dapetin Nathan!?" teriak Risa.

Mata Risa yang semulanya tajam perlahan meredup, "Apa gue salah, pengen milikin apa yang gue suka?" lirih Risa.

Juan menatap Risa prihatin, "Lo gak salah, perasaan Lo juga gak salah. Yang salah perlakuan Lo, Lo berlaku seakan-akan Nathan milik Lo. Lo boleh suka sama siapapun, asal masih batas wajar, Risa." ucap Juan.

"Lo cuman obsesi, Risa." ungkap Jordan.

"Cinta tanpa obsesi itu bullshit! Lo ga mungkin cuman ngerasa cinta tanpa niat memiliki!" seru Risa.

Risa benar. Namun tingkat obsesi nya tidak bisa dikatakan wajar.

Siapa saja yang mendekati Nathan, pasti akan dirundung oleh Risa dan antek-anteknya. Bahkan tak segan untuk mengeluarkan siswi tersebut dari Galaksa. Tentu saja itu sudah keterlaluan.

"Lo bener, tapi sikap Lo udah gak wajar, Risa. Lo cantik, banyak cowo baik yang mau sama Lo," ucap Jordan.

"Kalo Lo beneran cinta, Lo harusnya biarin orang yang Lo cinta bahagia sama pilihannya,"

"Ikhlas emang ga mudah, tapi apa salahnya mencoba?"

"Manfaatin waktu dengan baik. Jangan buang-buang waktu buat hal yang nggak pasti." ucap Jordan sambil menepuk pelan bahu Risa lalu pergi meninggalkan mereka.

"Tumben-tumbenan tuh si Jordan bijak. Itu artinya Lo masih bisa perbaiki diri Lo. Jordan mau Lo berubah." jelas Juan.

Risa masih termenung memikirkan perkataan Jordan. Dia seakan ditampar oleh kenyataan, kenyataan bahwa dia mengejar hal yang tak pasti.

Juan menepuk pelan bahu Risa, "Sekarang gunain waktu Lo dengan baik. Axebra mungkin maafin Lo. Tapi, kalo sekali lagi Lo ngusik Queen Axebra, jangan harap bisa liat dunia." ucap Juan lalu pergi menyusul Jordan.

Kenzo hanya menatap Risa datar, lalu berlalu menyusul Jordan dan Juan.

* * *

"Lo emang ga bisa di kasi tau." ucap seseorang.

"Ga semuanya kaya gitu!" seru yang satunya lagi.

"Lo udah buta." cemooh nya.

^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

Hallo nori's

Jangan lupa vote n komen!❤️

Babay:>

NATHANIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang