22. Ikhlas

14.7K 992 46
                                    

Mengikhlaskan itu bukan tentang menghapus. Tapi melepaskan
-
-
-

Di taman belakang, ada seorang gadis yang sedang duduk termenung dibawah sejuknya pohon bertiup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di taman belakang, ada seorang gadis yang sedang duduk termenung dibawah sejuknya pohon bertiup.

Memikirkan perkataan seseorang, memikirkan perasaan, menenangkan hatinya agar tidak berpindah haluan.

Namun, hatinya sudah terlanjur ingin berpaling. Dia sudah lelah, lelah berjuang disaat orang yang dia perjuangkan tengah memperjuangkan orang lain.

Hatinya mengatakan, jika dia harus berpaling dan tidak menjadi duri dalam hubungan seseorang. Namun, logikanya mengatakan jika dia harus tetap berjuang, sebab yang menyukainya terlebih dahulu adalah dirinya.

Terlalu fokus dengan pemikirannya, sampai-sampai tak melihat ada seorang lelaki ikut duduk disamping gadis tersebut.

"Risa." panggil nya pelan.

Dia, Jordan.

Risa tetap diam, namun dia mendengar jika Jordanlah yang memanggilnya. Mungkin mencoba untuk memberinya sedikit pengertian.

"Gue tau Lo sakit, tapi ga baik trus-trusan mikirin sesuatu yang buat Lo makin sakit." ucap Jordan.

"Lo ga pernah tau apa yang gue rasain, Dan." ucap Risa singkat. Mata nya tetap menunjukkan kekosongan, keputus asaan yang kentara.

"Ngerasain cinta untuk pertama kalinya. Gue pikir, gue bisa dapetin dia. Ternyata ngga semudah itu." ucap Risa sambil terkekeh hambar.

"Gue cantik, gue juga kaya. Apa yang Nathan liat dari cewe polos itu?" tanya Risa pelan.

"Nathan bukan nyari cewe yang cantik. Bukan juga nyari cewe yang kaya. Tapi, dia nyari cewe yang bisa bikin dia nyaman." jawab Jordan pelan sambil memejamkan matanya guna menikmati sejuknya angin.

"Emangnya, selama ini dia ngga nyaman sama gue?"tanya Risa lirih.

Jordan membuka matanya pelan, lalu menutupnya kembali, "Sikap Lo yang suka seenaknya malah bikin Nathan muak." jawab Jordan menyakitkan.

"Gue cuman pengen Nathan jadi milik gue. Oke, gue sadar sikap gue keterlaluan. Tapi, itu tanda cinta gue kan, masa Nathan ga liat ketulusan gue?" ucap Risa pelan yang diakhiri pertanyaan.

"Nathan cuman liat obsesi dimata Lo." ucap Jordan singkat namun berhasil mengenai hati Risa.

"Kalo Lo beneran cinta, Lo harusnya ikut bahagia kalau Nathan bahagia. Walaupun bukan sama Lo."

"Lo harus ikhlasin dia."

Risa diam, apakah benar yang dikatakan Jordan. Bahwa dia hanya obsesi semata.

"Ngga mudah bagi gue untuk ngehapus nama Nathan di hati gue." ucap Risa sambil memejamkan matanya.

"Mengikhlaskan itu bukan tentang menghapus. Tapi melepaskan." ucap Jordan.

NATHANIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang