"Mulai sekarang, Lo harus jadi babu gue."
* * *
Ini kisah yang menceritakan tentang Bos dan sang Babu. Kisah tentang Nathaniel Johanes dan Yuranne Zannira.
Kesalahan yang tidak disengaja Yuran...
Kamu akan selalu menjadi pemenang, termasuk menjadi pemenang dalam hati ku - - -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak.. Kapan mau berangkat." rengek Yuranne.
Yang di ajak bicara oleh Yuranne hanya diam berpura-pura tidur.
Nathan. Sedari tadi, laki-laki tersebut tak mau beranjak dari pelukan Yuranne. Posisinya, Yuranne terlentang di ranjang dan Nathan yang memeluk pinggang Yuranne.
"Kak.." rengek Yuranne sekaligus memohon.
Nathan memandang lemah pada Yuranne, "Gue kayaknya sakit deh, kita gak usah kesana, ya?" bohong Nathan. Yang sebenarnya adalah Nathan yang tidak ingin beranjak dari tempat ternyamannya.
Yuranne menatap Nathan dengan mata menyipit, "Sakit katanya. Mana ada orang sakit bisa meluk sekenceng ini, sampai bikin sesek nafas." sindir Yuranne.
Nathan hanya menatap pura-pura polos pada Yuranne.
"Harus jadi.. Harus jadi.." rengek Yuranne lagi.
Nathan memberengut, "Lo tuh, susah banget ya, nurutin ucapan gue?" tanya Nathan menatap lemah pada Yuranne.
"Kapan gue janji?" tanya Nathan dengan mata malasnya.
"Ya.. Pokoknya harus jadi." ucap Yuranne kekeh.
"Gue cancel aja deh job nya. Gue pengen sama Lo dulu." ucap Nathan manja.
Yuranne mendelik, "Loh. Main cancel-cancel aja!" seru Yuranne.
Nathan menatap malas Yuranne, "Kerjaan- kerjaan gue, kenapa Lo yang ngatur." ucap Nathan.
"Aku kan pacar Kakak." ucap Yuranne sambil menatap Nathan marah.
"Baru juga pacar, belum jadi istri. Jangan ngatur-ngatur gue." ucap Nathan menyakitkan. Yuranne dibuat murung oleh perkataan Nathan.
"Kalok Lo mau, kita bisa nikah sekarang biar Lo sesuka hati ngatur gue."
Yuranne langsung menatap malas pada Nathan.
-o0o-
Akhirnya, Nathan mengalah. Bukan mengalah sebenarnya, namun menepati ucapannya.
Dia mengajak Yuranne ke tempatnya bekerja, sebab rengekan Yuranne selalu terdengar di telinganya. Akhirnya dengan setengah raga dan jiwa dia mengajaknya kesini.
"Seneng?" ucap Nathan menatap Yuranne malas.
Yuranne tak menghiraukan tatapan malas Nathan, karena sangat senang permintaannya dituruti.
"Seneng banget!" seru Yuranne tersenyum lebar. Nathan yang tadinya dengan raut malas juga ikut tersenyum dibuatnya. Yuranne memang positif vibes.
Nathan mengacak pelan rambut Yuranne, "Ini sekali dan terakhir. Bahaya buat Lo kalok keseringan kesini." ucap Nathan.