"Mulai sekarang, Lo harus jadi babu gue."
* * *
Ini kisah yang menceritakan tentang Bos dan sang Babu. Kisah tentang Nathaniel Johanes dan Yuranne Zannira.
Kesalahan yang tidak disengaja Yuran...
Senja ternyata memiliki makna tak terkira, dimana dia meyakinkan bahwa seindah apapun yang datang pasti akhirnya akan pergi. -nonanori - - -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah kamar dengan nuansa gelap, terdapat sepasang kekasih yang masih terlelap. Mereka tidur dengan damai, seakan baru pertama kali merasakan tidur dengan lelap.
Gadis yang berada di bawah tindihan si lelaki mulai mengernyit dan menghalau anak rambut yang menghalangi penglihatannya.
Melihat ke atas meja dan melihat jam weker yang menunjukan pukul 16:48.
Dilihatnya ke arah dadanya, ternyata kepala kekasihnya berada di atasnya. Pantas saja terasa agak pegal.
Melihat lekat-lekat pemandangan yang membuat jantungnya berdebar. Tampan. Hidung mancung, alis tebal, rambut yang tebal bergelombang. Apakah itu cukup menggambarkan, betapa tampannya sang kekasih.
Tersenyum pelan, lalu mulai menyingkirkan poni rambut si lelaki dan memandangi nya. Dia mulai menepuk pelan pipi sang kekasih.
"Kak, bangun." ucap Yuranne dengan suara serak khas baru bangun tidur.
Nathan mulai mengerjapkan mata nya pelan. Saat nyawanya sudah terkumpul, dia mulai melihat ke atas dan melihat kekasih cantiknya. Nathan tersenyum dan menidurkan kepalanya kembali di dada Yuranne.
"Kok tidur lagi. Bangun, Kak" ucap Yuranne dengan sesekali menepuk kepala Nathan.
"Tumben banget gue tidur nyenyak, bentar dulu." ucap Nathan dan mulai menduselkan kepalanya di dada Yuranne.
"Geli, bangun gak!" seru Yuranne.
Nathan menatap malas Yuranne lalu mulai mendudukkan dirinya di atas kasur. Mengumpulkan nyawanya sejenak dan mulai berjalan ke arah kamar mandi guna mencuci wajah nya.
Yuranne pun mulai mendudukkan dirinya dan memainan hp nya sebentar.
Dia mulai ingat, kalau makanan yang tadi dia buat belum di makan. Pasti sudah dingin.
Yuranne langsung bergegas ke arah dapur dan melihat, benar saja, makanannya sudah dingin dan keras. Dia membuat nasi goreng.
Yuranne langsung mencari-cari bahan makanan yang bisa di makan. Namun belum sempat mencari, tangannya sudah ditarik oleh Nathan.
Nathan membawa Yuranne menuju ke arah sofa dan mendudukkannya disana.
"Sekarang, gak usah masak," ucap Nathan lalu mengusap rambut Yuranne, "Gue mau ngajak Lo ke pantai." ucap Nathan.
Yuranne membola antusias, "Beneran!?" seru Yuranne yang dingguki Nathan.