01

74.2K 3.4K 53
                                    

Suasana sore ini cukup menenangkan, langit cerah dan angin berhembus pelan membuat orang-orang senang untuk berada di luar rumah.

Seperti saat ini, di sebuah taman terdapat sosok gadis kecil yang duduk sendiri di sebuah ayunan kayu yang ada di taman.

Rambutnya sepunggung tergerai indah, wajahnya imut dan cantik. Matanya berbinar menatap orang-orang yang berada di taman itu.

Dia adalah Zoya Adeline, gadis berusia 9 tahun yang sangat cantik dan cerdas.

Matanya menangkap sebuah keluarga yang bermain bersama, terlihat sangat bahagia. Kapan Zoya akan merasakan itu? Zoya juga ingin.

"Zoya pengen punya papa sama mama kayak temen-temen" ucapnya lugu.

Zoya menunduk menatap kedua kakinya.

"ZOYA!"

Zoya menoleh menatap wanita paruh baya yang berlari kecil kearahnya. Dia adalah bunda Zafira, ibu dari anak-anak seperti Zora.

"Ada apa bunda?"

"Pulang yuk, yang lain udah nunggu loh"

"Zoya masih pengen disini bunda"

Bunda Zafira tersenyum lalu mengusap kepala gadis kecil itu dengan lembut.
"Kenapa hmm?"

Tatapan Zoya beralih kedepan "Zoya suka liat mereka" tunjuknya kearah dua anak kecil yang bermain dengan orang tuanya.

Bunda Zafira merasa tercubit hatinya, ia juga merasa sedih melihat Zoya. Orang tua mana yang tega menelantarkan putri yang sangat cantik seperti Zoya. Apalagi ia menemukan Zoya dalam keadaan masih bayi, dengan sebuah kertas bertuliskan Zoya Adeline. Karena itulah, ia memberi nama Zoya Adeline.

" Bunda udah masak enak kesukaan Zoya loh, kan besok Zoya juga sekolah.. emang Zoya gamau ketemu temen-temen?"

"Zoya ndak suka temen! Temen Zoya jahat!" Ucap Zoya tegas.

"Siapa yang bilang?" Tanya bunda Zafira dengan lembut.

Mata Zoya memanas dan berkaca kaca.
"Temen itu suka buat hati Zoya sakit bunda.... Zoya ndak punya papa sama mama, mereka ketawain Zoya. Zoya ndak suka temen, temen itu jahat"

Hiks hiks

Zoya menangis sambil menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan. Tanpa menunggu, bunda Zafira langsung memeluk Zoya erat dan mencoba menenangkan gadia kecil itu.

"Tenang ya sayang.... kan temen Zoya yang ada di panti nggak jahat ke Zoya" ucap bunda Zafira terus berusaha menenangkan Zoya.

*****

Di sebuah mansion, tepatnya mansion keluarga Dexter.  Terlihat tiga orang lelaki sedang serius membicarakan suatu hal.

Keluarga Dexter adalah sebuah keluarga yang terselimuti oleh bayang-bayang kegelapan dalam hati mereka. Semenjak hilangnya permata kecil yang baru saja hadir di dunia, membuat cahaya keluarga Dexter menghilang seketika.

Semua di kerahkan untuk mencari permata kecil yang selama ini hilang, namun tak ada hasil. Entah bagaimana caranya, musuh keluarga Dexter sangat pandai menyembunyikan informasi.

Hal itu membuat keluarga Dexter merasa frustasi, dan sang ibu dari permata kecil itu pun hingga jatuh koma sampai saat ini.

Para putra keluarga Dexter menjadi sosok yang dingin tak tersentuh, seolah tak mempunyai belas kasih dan hati nurani. Mereka telah dibutakan oleh kejahatan satu manusia, dan menganggap semua orang tidak ada yang bisa dipercaya.

Jika orang lain tega menculik bayi mungil yang baru saja lahir ke dunia, bagaimana mereka tidak tega untuk membunuh siapa pun yang mengusik ketenangannya?

Damian Aarzie Dexter, Putra pertama keluarga Dexter yang saat ini mejadi CEO di sebuah perusahaan besar milik keluarganya, meski memiliki usia yang sangat muda tak membuatnya kesulitan dalam memimpin perusahaan. Wajahnya yang sangat tampan, tegas dan memiliki aura yang kuat membuat banyak gadis ingin mendekatinya dan Usianya yang baru 19 tahun membuat tak sedikit para pengusaha dan pebisnis ingin menjodohkan puteri mereka dengan Damian. Namun, sebelum hal itu terjadi Damian akan menghancurkan siapa pun yang berani bersikap lancang seperti itu.

Sudah genap sembilan tahun, adik yang ia tunggu kelahirannya hilang bak ditelan bumi. Dari usianya yang masih 10 tahun saat itu, hatinya bertekad akan membunuh siapa saja dalang dibalik perginya sang adik. Dan dari kejadian itu pula, lahir jiwa psycopath dalam diri Damian.

Giorgino Xeev Dexter, putra kedua keluarga Dexter yang saat ini berusia 16 tahun, dan ia menunggu adiknya kembali, jika sang adik masih tak kembali ia bersumpah akan mencari nya sendiri dengan usahanya sendiri.

Damian dan Gio adalah putra dari Jhonatan Dexter dan Elina Zoeyja Dexter.

Saat ini Elina masih terbaring di rumah sakit dengan alat bantu untuk bertahan hidup, semua menunggu kesadaranya dan juga menunggu permata kecil mereka.

Jhonatan memiliki adik bernama Felix Healzar Dexter yang merupakan seorang duda anak satu.

Putranya bernama Calvin Alvarez Dexter, remaja berusia 13 tahun.  Istri Felix meninggal saat melahirkan Calvin, namun Felix tak pernah menyalahkan Calvin karena semua terjadi atas kehendak Tuhan. Felix sebagai seorang ayah juga menyadari bagaimana menjadi Calvin yang saat itu masih terlalu kecil dan tumbuh besar tanpa kasih sayang ibu.

Calvin masih sempat merasakan kasih sayang dari Elina-istri Jhonatan yang pada saat itu masih sehat.

Calvin yang pada saat itu berusia 4 tahun, merasa senang sekali karena akan menjadi abang. Namun, hal buruk terjadi dan sempat membuat Calvin benar-benar merasa sedih. Anak lelaki polos itu sampai menyalahkan diri sendiri, karena menganggap bahwa dirinya adalah penyebab dari perginya sang adik.

"Mama pelgi gala-gala Calvin, sekalang dedek bayi juga pelgi pasti gala-gala Calvin kan papa?"

Calvin yang pada saat itu masih kesulitan dalam menyebut R, memberikan pertanyaan polos untuk Felix.

Pertanyaan itu terkadang masih terbayang dibenak Felix sampai sekarang.

"Jadi, kenapa?" Tanya Jhonatan menatap Felix.

Kini di ruang keluarga itu hanya ada tiga lelaki yaitu Jhon, Felix dan Damian.

Felix menghela nafas pelan.
"Aku ingin tau, sampai kapan kita akan mencari?"

"Sampai berhasil" jawab Damian tegas menatap Felix dengan datar.

"Tap-"

"Putraku benar, aku akan terus mencari putriku sampai ketemu. Atau bahkan waktuku seumur hidup, ku habiskan untuk mencarinya" potong Jhonatan tegas.

"Tapi bagaimana dengan kak Elina? Kita juga harus memikirkan kondisinya, yang utama saat ini adalah kesembuhan kak Elina" balas Felix tenang.

Bukan bermaksud apa-apa, ia hanya ingin masalah ini selesai satu persatu. Dan yang utama adalah kesembuhan kakak iparnya, Felix hanya khawatir apabila Elina menjadi tak terurus karena koma terlalu lama. Ia bermaksud untuk mencari setelah kakak iparnya sembuh.

"Adikku juga utama! Sama seperti mommy!" desis Damian.

"Jangan harap aku akan menghentikan pencarian ini meskipun sementara!" Lanjutnya dengan tajam lalu pergi dari sana.

Jhonatan menatap kepergian puteranya dengan perasaan campur aduk, ia beralih menatap Felix.

"Aku tau kau bermaksud baik, tapi aku setuju dengan Damian. Pencarian ini tidak akan pernah berhenti meskipun sedetik" ucap Jhonatan.

Felix hanya menganggukan kepalanya.
"Ku harap, Zoya cepat ditemukan"

Zoya? Ya, permata kecil keluarga Dexter adalah bayi perempuan yang sangat cantik dan imut bernama Zoya Adeline Dexter.

BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang