Hari pun berganti, kini lima tahun telah berlalu. Zoya yang dahulu berusia 9 tahun dan menangis di taman, kini berusia 14 tahun dan sedang melangkahkan kakinya melewati lorong kelas.
Zoya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan imut. Otaknya cerdas, dan bahkan ia mampu mendapat beasiswa untuk bersekolah di DHS. Sebuah sekolah ternama yang sepertinya sangat mustahil bagi orang seperti Zoya untuk masuk disana. Namun, ia mampu membuktikan bahwa dirinya bisa.
Ini adalah hari pertamanya, tanganya meremat tas ransel yang ia bawa. Para siwa-siswi berbisik yang menurut Zoya itu bukan sebuah bisikan karena ia jelas mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Gila imut banget, murid baru ya itu?"
"Iya sih, tapi beasiswa"
"Heem bukan dari orang kaya"
"Imut banget, cantik lagi"
"Alah percuma kalik, cuma murid beasiswa pasti nanti juga di bully"
"Biasanya murid beasiswa gini nih, suka cari muka gitu sama guru-guru"
"Iya tuh bener"
Zoya menundukkan kepalanya, ia sama sekali tidak berfikir begitu.
"Zoya kan udah punya muka, buat apa nyari" gumamnya pelan.
Dirinya mengambil beasiswa ini karena ingin memiliki masa depan yang bagus dan mendapat pekerjaan yang layak nantinya.
Duk
Ia meringis pelan saat merasa dahinya menabrak sesuatu yang keras. Zoya masih menunduk, terlihat kaki seorang siswa.
"m-maaf, Zoya ndak sengaja"
Siswa yang mendengar suara Zoya hanya berdecih dan berjalan melanjutkan jalannya.
Zoya menghela nafas, sepertinya sekolah disini sangat menyeramkan.
Langkah Zoya pun berhenti di depan ruang guru, ia mengedarkan pandangannya. Ia tak berani masuk, tapi jika tidak masuk apa yang harus ia lakukan sekarang.
Tak lama, seorang guru wanita keluar. Mata Zoya berbinar karenanya.
"Pagi bu" sapa Zoya ramah.
"Pagi, kenapa disini?"
Zoya tersenyum "Emm ini Zoya bu"
"Saya bu Erna, dan saya tidak kenal kamu" balas bu Erna.
Zoya menggaruk pipinya "Eee.. Zoya itu murid baru"
"Ooohh... anak beasiswa itu?" Tanya bu Erna remeh.
Zoya mengangguk kaku.
"Kamu masuk kelas x ipa 1. Jangan buat ulah, atau beasiswa kamu saya cabut"
Zoya mengangguk cepat "Zoya ndak nakal kok buk"
"Yasudah sana, nggak usah manja pake dianter segala!" usir bu Erna sambil mengibaskan tangan.
Zoya mengangguk lalu pamit untuk menuju kelas, ia semakin gugup. Guru disini juga sama, tidak baik. Hanya bunda Zafira yang baik.
Setelah sampai di kelas x ipa 1, Zoya mengetuk pintu dan masuk.
"Kamu murid baru itu?"
Zoya mengangguk sebagai jawaban.
Guru dihadapannya tersenyum "Saya bu Firda, guru matematika. Dan kamu silahkan memperkenalkan diri dulu"
Zoya mengangguk lagi, kemudian menatap semua murid yang ada di kelas.
"Hai~ Kenalin nama Zoya itu Zoya Adeline" ucap Zoya, ia bingung harus bilang apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS (TERBIT)
FanfictionZoya tidak pernah memperhitungkan tentang kisah hidupnya yang berubah 180° dari sebelumnya. Berawal dari, masuk ke sekolah yang baru, membuat Zoya tak hanya dikelilingi teman lelaki yang tampan namun asal-usulnya pun terkuak. Zoya yang ternyata memi...