11

33.4K 2.4K 50
                                    

Selamat membaca
.
.

Kini Damian membawa Zoya ke taman rumah sakit, disana Damian berusaha menenangkan gadis kecilnya itu.

"Sttt... jangan menangis okey"

Zoya mendongak menatap Damian dengan penuh air mata, membuat Damian merasa sakit.

"Kenapa bang Gio jahat? Zoya ndak suka pukul pukul gitu, pasti bang Calvin sakit. Tadi hidung bang Calvin berdarah, Zoya juga sakit disini" ungkap Zoya dengan jari yang menunjuk kearah dadanya.

Damian mengusap air mata Zoya.

"Abang Gio itu nggak jahat baby, dia lagi marah. Nanti pasti baik lagi" ucap Damian selembut mungkin.

Namun didalam hati, Damian mengumpati Giorgino. Ia akan memberikan pelajaran untuk bocah tengik itu.

"Tapi bang Gio serem, Zoya takut"

Bagi Zoya, wajah Gio tadi sangat menyeramkan. Tidak ada ekspresi bercanda dan Zoya tau itu. Abang keduanya itu benar benar marah, tapi apa salah bang Calvin. Padahal menurut Zoya, abangnya yang paling baik adalah Calvin.

"Apa bang Calvin punya salah ke bang Gio ya bang?" Tanya Zoya yang sudah berhenti menangis.

"Tidak"

"Tapi kenapa bang Gio pukul abang kesayangannya Zoya?!"

"Kesayangan?" Tanya Damian dengan nada rendah.

Zoya mengangguk lugu.

"Iya abang, bang Calvin kan kesayangannya Zoya"

Damian menurunkan Zoya dari pangkuannya, pemuda itu meletakkan Zoya di kursi dan pergi tanpa sepatah kata apapun. Zoya jadi bingung sendiri sekarang.

"ABANG!"

Zoya melengkungkan bibirnya kebawah, ia sudah berteriak sekeras mungkin tapi abang pertamanya itu tetap berjalan tanpa menoleh kearahnya. Kenapa dirinya ditinggal sendirian disini?! Zoya menangis sekarang.

"Huaaaaa abanggg"

Zoya menangis sendirian, miris sekali. Hingga seorang anak kecil menyodorkan permen berbentuk bintang kearahnya. Tangisan Zoya seketika berhenti, gadis itu menatap bocah lelaki pendek yang saat ini menatap dirinya dengan polos.

"Kakak cantik jangan nangis lagi, nih Zio punya permen. Enak loh" ujarnya memberikan permen yang masih terbungkus itu.

"Kok bisa tau enak?"

"Kan Zio udah makan"

"Jadi permen ini bekas Zio ya? Ihh jorok, Zoya bilangin dokter loh biar disuntik"

Bocah itu menepuk keningnya, menatap Zoya dengan aneh.
"Kakak cantik bodoh ya" tuding bocah itu.

Zoya melototkan matanya "ZOYA PINTER!"

Bocah itu menutup kedua telinganya dengan jari telunjuk, wajahnya menatap Zoya kesal. Begitupun dengan Zoya, gadis itu juga menatap bocah itu seperti menantang.

BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang