31

19K 1.6K 78
                                    

Selamat membaca⚘⚘
.
.
.

Elina senantiasa menggenggam tangan mungil Zoya, menatap gadis itu yang masih memejamkan matanya. Sedih? Tentu saja, ia tak pernah membayangkan akan ada hal seperti ini. Ia tau, tadi Zoya sangat ketakutan. Ia tau bahwa Zoya melawan Theo itu tidak sepenuhnya memiliki keberanian, tubuh putrinya terlihat bergetar. Yang ia harapkan sekarang adalah semoga kedepannya baik-baik saja. Semoga keluarganya selalu bahagia dan tidak ada yang pergi.

"Mommy istirahat ya, mommy pulang aja sama daddy dan papa. Biar kita yang disini jaga Zoya"

Elina beralih menatap Damian yang berdiri dekatnya "Kita?" Tanyanya.

Damian mengangguk pelan "Aku, Gio dan Calvin"

"Tapi-- mommy masih mau nunggu Zoya" lirih Elina.

"Mommy juga harus istirahat, sekarang udah malem" saut Calvin yang disetujui oleh Gio dengan sebuah anggukan kepala.

"Cal, gue sama El mau pamit pulang. Udah malem soalnya" Ucap Reno pelan mengalihkan atensi semua orang.

Calvin mengangguk "Hmm thanks"

"Iya kalo gitu eee kita pamit pulang ya tante, om dan om" ucap Reno sedikit bingung sendiri dengan ucapannya.

"Iya, makasih ya. Dan maaf kalo kalian takut karena kejadian tadi" balas Elina tersenyum ramah.

"A-ah itu nggak kok tante, nggak masalah. Kita nggak takut sama sekali, udah biasa"

Eline mengangguk sedangkan El berdecih pelan, tidak takut? Lalu siapa yang ingin masuk ke kolong meja?.

Reno dan El pun pergi keluar meninggalkan ruang rawat Zoya.

Kini, Calvin kembali menatap Elina "Mom juga harus pulang, kita nggak mau mommy ikut kecapekan"

Damian dan Gio mengangguk membenarkan ucapan Calvin. Lalu Damian menatap tajam Jhonatan dan Felix, ia berniat mengkode kedua pria paruh baya itu untuk membawa pulang Elina.

Jhonatan pun menghela nafas dan berjalan kearah Elina "Ayo kita pulang, biar mereka disini"

"Tapi--"

"Besok kita kesini lagi, kamu juga butuh istirahat, Elina"

Elina mengangguk pelan lalu menatap ketiga putranya "Kalian jaga Zoya ya"

"Tentu"

"Pasti, mommy tenang aja"

"Siap"

Elina pun berdiri, seketika Jhonatan menggenggam tangannya. Sementara Felix tentu saja sendiri mengikuti keduanya, biasalah dia kan duda.

Kini di dalam ruangan hanya tersisa Calvin, Damian dan Giorgino. Ketiganya dilanda keheningan, hingga Gio bersuara.

"Aku akan tidur bersama Zoya"

"Tidak!" Ucap Damian dan Calvin serentak.

Gio mengangkat sebelah alisnya "Kenapa? Kalo Zoya tidur sendiri pasti kedinginan"

Damian berdecih sinis "Aku putra pertama, biar aku yang tidur didekatnya"

"Tidak ada yang tidur dengan Zoya, karena Zoya akan terganggu!" Ucap Calvin tajam "Apa kalian buta? Zoya seperti ini karena kelelahan, jadi jangan membuatnya semakin lelah" lanjutnya seraya berjalan kearah sofa dan duduk disana.

"Tumben sekali kau bisa berfikir dengan baik"

"Tidak usah memancing emosiku, Gio!"

Gio mengeraskan rahangnya "Aku lebih tua darimu!"

BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang