30

19.5K 1.6K 26
                                    

Selamat membaca⚘
.
.
.

Ketiga pria berbeda usia sedang berjalan cepat melewati lorong rumah sakit, mereka adalah Felix, Damian dan Giorgino. Wajah ketiganya menampilkan ekspresi datar dan juga aura yang membuat sekitarnya merinding. Apalagi Gio yang tangannya terdapat noda darah, tentu saja itu darah Theo. Ia tidak sempat membersihkan diri, karena yang ada difikirannya saat ini adalah Zoya. Begitupun dengan Felix dan Damian.

Mereka melihat kearah Calvin lalu Jhonatan dan Elina. Lantas mereka segera menghampiri ketiganya.

"Bagaimana dengan Zoya dad?"

"Masih diperiksa" jawab Jhonatan pelan.

"Apa memeriksa begitu lama? Apa yang mereka lakukan didalam sana?!"

Reno yang ada disana melongo mendengar perkataan Gio, apakah dia tidak sadar? Dia saja baru datang dan mengatakan lama? Ck ck... mereka yang menunggu dari tadi saja duduk diam dan sabar.

Felix menghela nafas "Kita harus menjaga Zoya, Theo mengatakan, dia ingin membunuh Zoya"

Calvin dan Elina langsung mendongak menatap Felix.

"Dia? Siapa?"

"Aku--- tidak tau"

Calvin berdiri menghampiri Felix "Bagaimana papa tidak tau?! Harusnya papa bergerak menyelidiki, bukan seperti ini!"

"Papa akan menyelidikinya, karena Theo belum mati"

"Apa?! Harusnya dia mati! Aku, aku tidak mau putriku dalam bahaya!" Saut Elina menggunakan nada tinggi.

Jhonatan langsung mengusap pipi Elina "Tenanglah, putri kita akan selalu baik-baik saja. Aku berjanji"

"Aku takut... aku tidak mau kehilangan Zoya"

"Kita tidak akan kehilangan Zoya, karena Zoya akan baik-baik saja"

"Iya, mommy tidak perlu khawatir. Aku akan menjaganya" saut Damian penuh keyakinan.

"Tadi aku nyaris membunuh pria itu, tapi papa menghentikanku mom. Karena pria itu tau siapa dalang dibalik penculikan Zoya"

Elina beralih menatap Gio yang sedang menatap lurua kedepan, ia melihat tangan Gio yang terdapat darah.

"Bersihkan tanganmu Gio, apa kau akan berpenampilan seperti itu didepan Zoya?" Tanya Elina lembut.

"Aku akan membersihkannya, tapi-- sebelum itu aku ingin mengatakan sesuatu" ucap Gio beralih menatap kearah Calvin "Maafkan aku"

Calvin menatap Gio.

"Maaf, selama ini aku menghindar. Aku tidak benar-benar membencimu, Calvin. Aku hanya marah dan setiap melihatmu, aku melihat mama"

Mata Calvin memanas, ia berjalan kearah Gio dan langsung memeluknya.

"Hanya kau yang tidak pernah memelukku" gumam Calvin memejamkan matanya.

Gio membalas pelukan Calvin "Maafkan aku" ucapnya.

Calvin melepas pelukannya "Kau mengotori bajuku?"

Gio terkekeh "Sedikit"

Damian tersenyum tipis melihat keduanya, Felix juga merasa senang karena sekarang Gio dan Calvin membaik. Begitupun dengan Elina dan Jhonatan, mereka juga merasa senang.

Cklek

Pintu terbuka, lalu keluarlah seorang dokter pria. Lantas mereka semua berjalan menuju dokter itu, dengan tatapan tidak sabar.

BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang