Selamat membaca⚘
"Selamat pagi!""Zoya udah siap ke sekolah" lanjutnya menatap kearah keluarganya dengan senyuman manis.
Setelah kemarin salah satu abangnya bersikeras melarang Zoya untuk pergi ke sekolah, akhirnya Zoya dibiarkan untuk bersekolah. Gio memang aneh, hanya bersepeda apakah harus libur sekolah?. Untungnya ada Elina yang membantu Zoya hingga akhirnya Gio kalah.
Elina mengulum senyum lembut "Sini, duduk disamping mommy"
"Disamping abang"
Semuanya beralih menatap Damian yang hanya menampilkan raut wajah datar, Elina mengangguk sambil tersenyum.
"Jadi, Zoya duduk dimana ini?" Tanyanya menatap Elina dan Damian secara bergantian.
"Sini" ucap ketiga abang Zoya serentak.
Zoya mengerjap menetap ketiga abangnya dengan bingung, ia menggaruk pipi bulatnya lalu melangkah pelan mendekat kearah ketiganya. Ia melirik kursi yang kosong tepat disamping Damian, namun tangannya dicekal dan ditarik oleh Gio. Dengan mudahnya Gio mengangkat Zoya untuk duduk dipangkuan lelaki itu, membuat Damian dan Calvin merasa kesal dengan mendengus pelan.
Zoya mendongak menoleh sedikit kebelakang menatap Gio "Kenapa abang pangku Zoya? Zoya kan berat"
"Berat? Abang nggak keberatan tuh"
"Eumm ... Zoya udah besar harusnya nggak dipangku, iyakan papa?" Ujarnya meminta persetujuan Felix yang malah tertawa kecil.
"Zoya masih kecil"
Mendengar hal itu, Zoya menggembungkan pipinya kesal. Lantas, Gio mengusap surai Zoya dengan lembut.
"Berapa usia Zoya?"
"14 tahun" jawab Zoya pelan.
"Artinya, Zoya masih kecil"
Zoya membuang nafas pelan "Iya-iya, kalian besar kayak raksasa!"
Tentu saja dirinya kesal, orang-orang disekelilingnya selalu mengatakan bahwa dirinya kecil. Zoya ini sudah besar, bahkan sekarang tinggi badannya 147 cm yang artinya sudah naik 1 cm. Usianya masih 14 tahun, artinya tinggi badannya masih bisa naik kan?. Lihat saja nanti, pasti saat usianya sudah 18 tahun tinggi badannya bisa mencapai 160 cm, begitulah fikirnya.
"Apa sekarang putri kita mengatai kita raksasa mom?"
Elina tertawa akan pertanyaan Jhonatan "Kalian raksasa yang menakutkan" jawabnya santai.
"Aku tidak!"
"Hmm aku juga"
Gio memutar bola matanya saat mendengar sautan dari Damian dan Calvin, padahal ucapan Elina ada benarnya juga.
"Sudah, sekarang mulai sarapan!"
"Baik dad"
Satu keluarga itu pun makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara lagi, Zoya pun hanya duduk diam dipangkuan Gio yang sedang menyuapinya. Ia bingung sendiri, kapan abangnya itu akan makan karena Gio hanya menyuapinya saja, tapi ia tidak berani bertanya saat melihat semuanya diam dan fokus pada makanan masing-masing.
Setelah selesai, Zoya dan Calvin berpamitan untuk pergi ke sekolah. Menyalami satu persatu keluarganya dan mengecup pipi mereka. Calvin hanya diam menonton, ia tidak minat melakukan hal itu. Lalu Zoya menggenggam tangan Calvin seraya berjalan keluar dari mansion. Keduanya menuju mobil milik Calvin yang biasa dinaiki.
Calvin membukakan pintu mobil untuk Zoya terlebih dahulu, lalu berjalan memutar dan masuk kedalam mobil tak lupa ia juga memasangkan sabuk pengaman untuk Zoya. Calvin juga meletakkan tas Zoya di jok belakang, agar adiknya itu bisa duduk nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS (TERBIT)
FanfictionZoya tidak pernah memperhitungkan tentang kisah hidupnya yang berubah 180° dari sebelumnya. Berawal dari, masuk ke sekolah yang baru, membuat Zoya tak hanya dikelilingi teman lelaki yang tampan namun asal-usulnya pun terkuak. Zoya yang ternyata memi...