18. Camping (2)

2.3K 67 6
                                    

Vote, comment, sama share cerita ini ke temen-temen kalian.

┈ ،، ʚĭɞ ⁺ ⑅

Memasuki area hutan, Adelia bersama dengan ketiga temannya menelusuri hutan sesuai dengan petunjuk yang di tempel di pohon-pohon. Tak sedikit petunjuk yang mengecoh mereka, jadi harus bener-bener memakai logika.

Penerangan pun sangat minim, hanya ada cahaya bulan yang mengikuti mereka dan sinar senter yang mereka bawa.

"Ihh, kayak gini pasti kalau sama doi seru!" Tiara membuka suara, membuat ketiga temannya menoleh. "Apalagi sama modelan kayak kak Angkasa. Huaaa udah pingsan gue kyknya!"

"Lebay!" cibir Adelia kesal. Bisa-bisanya dalam kondisi kayak gini, Tiara malah memikirkan hal semacam itu.

"Huaaa, tapi bener juga! Gue juga mau woyy, pengen uwu kayak Adel!" balas Kiara heboh.

Adelia menggeleng pelan, ia lebih memilih fokus dengan jalannya. Ini adalah kali pertama Adelia memasuki hutan, asik sih, tapi... Horor juga.

"Bayangin, Del. Lo masuk sini bareng kak Angkasa, terus kalian jalan sambil gandengan." belum selesai acara menghalunya, Kiara sudah mencak-mencak nggak jelas.

"Halu nya lancar ya, bund," kata Jenni pada Kiara.

Tiara berdehem, hendak melanjutkan konten halu Kiara, "Abis gitu, waktu di tengah-tengah jalan, Adel ngeluh capek. Kak Angkasa diam bentar, terus langsung jongkok deh di depan Adel, sambil bilang. Naik, biar gue gendong."

"HUAAA, so sweet nya pangeran Garuda Indonesia!" Jenni malah ikut-ikutan.

Adelia langsung menoleh pada Amanda yang berjalan disebelah kirinya, "Ish! Apaan sih, lo?!!"

Bisa-bisanya Adelia di jadikan peran dalam konten halu mereka. Kan dia jadi ngebayangin gimana rasanya. Eh, maksudnya ngebayangin rasanya masuk hutan bareng anak iblis. Serem kali, ya?!

"HUAAA, GUE PENGEN UWU!!" teriak Kiara tak tahu tempat, "Tolong buat orang-orang yang punya pacar, jelasin ke gue tutorial cari pacar, please!"

"Kiara, lo kalau mau teriak-teriak lihat tempat dong!" Jenni langsung menjitak kepala Kiara, "Mau lo di gangguin penunggu hutan disini karna suara cempreng lo itu?!"

Kiara langsung menghentikan langkah, "Ihh, Jenni! Jangan ngomong gitu dong!"

"Udah deh, jangan ngomong yang aneh-aneh! Ayoo!" Adelia menarik lengan Kiara agar kembali berjalan.

Langit terlihat semakin gelap, entahlanya sudah pukul berapa sekarang. Hawa dingin terasa sangat menusuk lapisan kulit, membuat Adelia langsung merapatkan jaket tebal yang ia gunakan.

Hening, mereka menyusuri jalan setapak tanpa banyak bicara. Adelia sendiri terlihat fokus pada jalannya. Di temani sunyi dan suara-suara kecil dari hewan di sekitar mereka.

"Kok gue merinding ya?" ucapan Tiara sukses membuat ketiga temannya melotot.

"Heh, jngn ngadi-ngadi lo!" Jenni mendorong pelan tubuh Tiara.

"Tau ah, mending lo diem aja!" tambah Kiara.

Memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket, entah kenapa Adelia ikut merinding juga. Jujur, satu hal yang paling dibencinya adalah sesuatu yang berbau horor, Adelia tidak suka film horor, Adelia tidak suka melihat wajah setan yang burik, dan Adelia juga tidak suka gelap. Tapi, Adelia juga tidak mau melewatkan jungle track kali ini.

"Tapi kok bener, ya? Gue juga merinding." Kiara meremas leher belakang.

Hiks hiks

"Heh, siapa yang nangis?" tanya Jenni bingung, kala mendengar suara tangisan.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang