13. Gadis lucu

3K 64 6
                                    

Visual Angkasa aku ganti lagi.

Menurut kalian, foto yang di mulmed cocok nggak jadi Angkasa?

Selamat membaca 😼❤.

***

"Lo kenapa sih, Del? Udah kyk orang kesetanan gitu?" celetuk Tiara heran.

Pasalnya, tidak biasa seorang Adelia sudah mengemasi barang barangnya sebelum bel pulang berbunyi.

"Nggak usah bacot deh lo. Ini semua gara gara lo tau, nggak!" balas Adelia kesal setengah mati.

"Hellowwwww, Adelia Armaghan Adijaya. Emangnya gue ngapain, hah?" kata Tiara mengubah ubah nama Adelia dengan marga Angkasa.

"Lo pikir aja sendiri! Pokoknya, semua yang terjadi sekarang ini. Biang keladinya lo!" sarkas Adelia menggebu gebu.

Tiara mengeryit tak mengerti, gadis berambut sebahu dengan warna sedikit kecoklatan itu menatap Adelia kesal. Salah dia apa coba? Perasaan dari tadi, selepas balik menemui Angkasa. Adelia jadi uring uringan nggak jelas. Udah mirip banget kyk orang gila, pikir Tiara.

"Wait wait wait, ada hubungannya sama kak Angkasa?"

"Bodo, ah! Jangan sebut sebut nama dia di depan gue!"

"Heh, bego. Lo tuh kenapa sih? Kalau cewek normal, kalau cuma ngeliat foto kak Angkasa pasti langsung meleleh. Apa jangan jangan lo nggak normal, Del!"

"Lo yang nggak normal!!" balas Adelia ngegas, bernada jutek.

"Idihh! Temen lo kenapa, Jen?" Tiara menarik rambut belakang Jenni yang duduk di bangku depan bersama Kiara.

"Ara, lo tuh ya! Nggak ush jambak kan bisa!" kesal Jenni membuat Tiara menyengir kuda.

"ASTAGAAA, SEBUAH KEJADIAN LANGKA SEORANG ADELIA AURELIA PUTRI ZAHRANA UDAH GANDENG TAS NYA SEBELUM BEL SEKOLAH BUNYI!" Kiara menutup mulut, takjub. "WOW!"

Adelia memutar bola mata malas. Memang kenapa, sih? Salah ya, beres beres sebelum bel pulang sekolah berbunyi? Lagi pula, jam terakhir di X1 IPA 2 kosong. Jadi, bebas dong Adelia mau ngapain aja!

"Adel, gimana kalau hari ini kita nonton? Kayaknya seru deh." Jenni bersuara, "Atau nggak, kita shooping atau ke kedai ice cream gitu.

Adelia menggelengkan kepalanya, "Gue nggak bisa. Maaf, ya."

"Yah, Del, sekali sekali gitu." Kiara menunjukkan raut muka kecewa. Tapi, Adelia tetap menggeleng. Adelia bukan anak dari keluarga ekonomi seperti mereka bertiga yang bebas menghambur hamburkan uang. Bahkan, untuk sekedar jalan jalan saja Adelia harus berpikir dua kali.

"BIAR ARA AJA YANG TRAKTIR! IYA KAN, RA?" Kiara ini, udah minta traktir, ngegas lagi ngomongnya.

"OGAH, ANJIR! LO KATA GUE ATM BERJALAN?!" Tiara membalas tak santai, "Lo aja sana, yang traktir. Lo kan tiap jalan jalan nggak pernah keluar uang. Selalu kak Samuel yang bayarin. Jadi, sekarang lo yang bayarin kita."

"Itu, kalau keluar sama dia aja, pinter!" kata Kiara.

"Iyaa. Tapi kan, jalan jalannya tiap minggu nggak bangkrut apa kak Samuel?" celetuk Jenni.

"Gue juga udah nolak kali, tapi Samuel nya aja yang maksa. Dan senang hati gue terima." Kiara membalas dengan mengibaskan rambut ke belakang.

"Dih, enak di lo nggak enak di dia." Adelia bersuara, membuat Kiara cemberut.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang