31. Rumit

1.7K 42 35
                                    

ternyata yang jatuh cinta cuma aku doang, ternyata yang berjuang hanya aku sendirian, dan ternyata, kamu cuma butuh teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ternyata yang jatuh cinta cuma aku doang, ternyata yang berjuang hanya aku sendirian, dan ternyata, kamu cuma butuh teman.
'Angkasa Armaghan Adijaya'

┈ ،، ʚĭɞ ⁺ ⑅

"Cium dulu!"

Tiba-tiba, rasa kesal yang bercampur dengan muak menguasai Adelia. Suasana yang semula dingin, berubah panas dengan secepat kilat. "Gue lagi nggak bercanda!"

"Gue juga nggak bercanda."

"Yaudah, balikin proposalnya!"

"Nggak."

"Balikin, kak!"

"Kalau nggak mau?"

"Yaudah, terserah!" setelah mengucapkan kalimat itu, Adelia melenggang pergi dari loker siswa. Langkah kakinya berlari menjauh, entah pergi kemana. Yang jelas hal itu membuat Angkasa bertanya kebingungan.

Mengapa Adelia sangat sensitif sekarang? Tak ingin membuang waktu, Angkasa segera berlari menyusul Adelia.

┈ ،، ʚĭɞ ⁺

"ADEL!"

Angkasa mempercepat langkah kakinya, Adelia pun sama. Gadis cantik berambut kecoklatan itu terus berlari menelusuri koridor agaknya menghindar. Tapi bagaimanapun juga, langkah kakinya lebih kecil dari Angkasa. Membuat peluangnya untuk menghindar semakin tipis.

"Del, tunggu dulu!" Angkasa meraih lengan Adelia secara tiba-tiba membuat tubuh sang gadis refleks berbalik. Untung saja Adelia dapat menjaga keseimbangan sehingga dahinya tak menabrak dada bidang Angkasa.

"Kenapa sih?" tanya Angkasa to the point.

"LO YANG KENAPA?!" nada bicara Adelia meninggi.

Angkasa menghela napas kasar, mengusap wajahnya pelan mencoba tidak terpancing emosi pada Adelia, "Apa masalahnya?"

Terdiam sesaat, Adelia masih mencari alasan untuk menghindar. "Gue mau ke ruang OSIS, udah ditunggu sama pembina," kata Adelia. Ia berusaha menarik pergelangan tangannya dari Angkasa.

"Gue nggak akan lepasin lo sebelum lo jelasin apa masalahnya." Adelia mendadak kaku mendengar nada suara Angkasa yang begitu dingin. Napasnya tercekat tiba-tiba.

"Jelasin masalahnya!"

"Masalah apa, sih kak? Soal kemarin malem? Iya?!" sarkas Adelia keras, "Harusnya lo sadar apa masalahnya, kak!"

"Gimana bisa sadar kalau lo aja nggak pernah jelasin ke gue?! Gue capek, Del. Jangan nambahin beban pikiran gue. Cara lo marah kayak anak kecil, tau nggak?!"

Adelia tertawa sumbang, "Iyaa, gue emang kyak anak kecil. Kenapa? Nggak suka?"

"Selesaikan hari ini!" Angkasa membalas. Sekuat tenaga ia menahan emosinya agar tidak lepas.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang