33. Bertolak Belakang

1.5K 35 2
                                    

"kita bukan teman, kita bukan musuh, kita hanyalah orang asing dengan banyak kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kita bukan teman, kita bukan musuh, kita hanyalah orang asing dengan banyak kenangan."
-Angkasa Armaghan Adijaya-

┈ ،، ʚĭɞ ⁺

"Lo sering kesini, Dam?"

Pertanyaan itu tercetus begitu saja dari bibir Adelia. Gadis cantik dengan mata bengkak itu menatap sendu ke arah danau indah di hadapannya.

Adam yang tengah melamun langsung mengalihkan pandangan ke arah Adelia. "Gue sering ke sini kalau lagi sedih, Del. Disini sepi, lo bebas mau luapin emosi lo." balasnya, sengaja ia membawa Adelia ke tempat favoritnya terlebih dahulu sebelum mengantarkan gadis itu kerumah.

"Lo kenapa? Ada masalah sama Angkasa?"

Tepat sasaran, Adelia seketika mengalihkan pandangannya pada Adam. "Kok lo tau, Dam?"

"Gue tau semua tentang lo, Del." Adam membalas serius.

Adelia terdiam, hembusan angin sore meniup rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai. "Salah, ya? Kalau gue sakit hati waktu direndahin sama ayah kandung dia?"

"Gue emang bukan orang kyak mereka, Dam. Tapi..."

"Sttt, semua itu cuma alasan, Adel." ucapan Adelia terpotong ketika jari telunjuk Adam menutup bibirnya. "Orang kalau dasarnya nggak suka, bakal terus cari alasan buat jelekin kita."

"Dia bilang cuma Fara yang pantas buat kak Angkasa." balas Adelia lesu.

Adam mengernyit, "Faranatasya?"

"Iya, Dam. Gue bingung kenapa mereka kelihatan sedekat itu? Sampai papa nya pun kenal siapa Fara."

"Fara sahabat kecil Angkasa, Adel. Lo nggak tau?"

Adelia spontan menghentikan aksinya untuk melempar batu kedalam danau, "Sahabat? Kenapa gue nggak pernah tau?"

Adam mengedikkan bahu tak tahu, "Hanya 20% dari kehidupan Angkasa yang lo ketahui. Sisanya, mungkin lo nggak akan pernah tau."

"Dia predator Adelia. Lo tau itu, bukan? Hidupnya abu-abu, dan lo udah terjerat masuk dalam perangkap dia."

"Engga, dia nggak seburuk itu Dam." Adelia menggeleng pelan. Dia memang baru mengenal Angkasa, tapi laki-laki yang menyandang gelar sebagai ketua Alaska itu bukan seorang predator.

"Lo hati-hati sama dia, Del. Gue takut lo jadi nggak aman waktu sama dia." tutur Adam serius. Lelaki itu mengambil alih satu tangan Adelia untuk di genggam. "Gue nggak bisa ngeliat lo sedih apa lagi terluka."
Ucapan itu berhasil membuat Adelia memandang aneh ke arah Adam. Hari mulai petang, udara memang dingin, tapi hawa disekitar mereka justru terasa panas. Kicauan burung-burung kecil disekitaran danau pun tak mau kalah, menjadi alunan merdu kala itu.

"Del, salah nggak kalau gue sayang sama lo?" ucap Adam tiba-tiba.

"Hah?" beo Adelia tak percaya. "Dam, maksud lo sayang dalam hal apa?"

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang