21. Cantik

2.5K 58 3
                                    

Don't forget to vote and comment

Happy Reading
🌻🌻🌻

Happy Reading🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adelia?!"

Gadis dengan surai panjang yang dibiarkan tergerai itu menoleh ketika merasa namanya terpanggil. Seulah senyum tipis terpatri di wajah Adelia. Lalu, ia berdiri hendak menghampiri Bu Sukma di meja guru.

"Mau ngapain si galak manggil-manggil lo?" Tiara sedikit berbisik kepada Adelia.

"Nggak tau, minggir lo! Gue mau lewat," balas Adelia membuat Tiara langsung mendengus.

"Silahkan, tuan putri!"

Adelia hanya terkekeh pelan menanggapi ucapan Tiara yang terdengar sangat terpaksa. Gadis itu langsung menghampiri Bu Sukma yang ada di meja guru.

"Iya, Bu! Ada apa?" tanya Adelia dengan nada sopan.

"Akhir tahun ini akan ada olimpiade kimia tingkat nasional. Dan sekolah kita terpilih untuk mewakili wilayah Jakarta." Bu Sukma mengambil napas sejenak sebelum kembali berujar, "Adelia mau bantu sekolah ini untuk maju dalam ajang itu?"

Adelia tersenyum simpul, "Hmm, saya boleh mikir-mikir dulu, Bu?"

Bu Sukma mengangguk pelan menanggapi ucapan Adelia, "Segera kabari ibu, ya?! Saya sangat berharap kamu mewakili SMA Garuda Indonesia seperti tahun lalu, boleh?"

"Diusahakan Ibu."

"Tenang aja, Del. Nanti kamu nggak sendiri kok. Adam bakalan jadi partner kerja kamu," tambah Bu Sukma membuat Adelia kembali mengangguk.

"Iyaa, Bu. Saya permisi," balas Adelia kemudian kembali duduk pada bangkunya.

Sudah tidak kaget lagi jika Adelia selalu mendengar nama si ketua OSIS itu disebut untuk menjadi partnernya. Sejak awal, Adelia dan Adam memang selalu menjadi partner kerja dalam olimpiade.

"Baiklah, pelajaran hari cukup. Jangan lupa kerjakan tugas kalian! Minggu depan di kumpulkan!" pamit Bu Sukma lalu pergi ke luar kelas.

"ADELLLLL!!!" pekik Kiara kencang membuat seisi kelas langsung menatap ke arahnya.

"Mulut mercon kagak bisa diam lo, ya!!" kesal Vino pada Kiara.

"Terserah gue dong, mulut-mulut gue!"

"Siapa juga yang bilang mulut Adel!"

"Nggak usah bawa-bawa nama ayang beb gue!" timpal Bima sambil mengerlingkan mata pada Adelia.

Duduk di depan murid pandai seperti Adelia adalah sebuah anugerah bagi dua lelaki yang merupakan bagian dari Alaska itu. Gpp dapet ocehan dari mereka, yang penting contekan lancah mah, okee!!

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang