19. Perihal perasaan?

2.5K 62 2
                                    

Vote sama comment nya jangan lupa,Share cerita ini ke temen-temen kalian ya! 🤗💜

Selamat membaca☠️💜

┈ ،، ʚĭɞ ⁺ ⑅

Kegiatan berlanjut, setelah kejadian kemarin, untungnya Adelia tidak apa-apa membuat teman-temannya bisa bernapas lega.

Iya, mungkin fisiknya baik-baik saja, tapi untuk jantung sepertinya bisa dipertimbangkan kembali.

Hari ini, adalah hari kedua pelaksanaan kegiatan camping oleh seluruh siswa-siswi SMA Garuda Indonesia. Kegiatan pagi hari di mulai dengan senam pagi, kemudian dilanjutkkan dengan latihan fisik atau PBB dan di akhiri dengan kegiatan outbond, lomba dan beberapa game dari panitia.

Tepat pukul tujuh, mereka sudah berkumpul mengitari api unggun. Malam ini akan di adakan upacara api unggun dan renungan malam. Entah itu merenungkan kesalahan yang disengaja ataupun tidak. Merenungkan perjuangan kedua orang tua mereka dan beberapa hal lainnya, yang membuat suasana berubah menjadi haru.

Acara di pandu oleh seorang anggota OSIS yang mahir dalam membaca puisi. Ketenangan dan kebersamaan sangat terasa di antara mereka.

"Kar Kar, kok gue gk bisa nangis kayak yang lain?" celetuk Arkan secara tiba-tiba. Abikara yang awalnya memejamkan mata, refleks membukanya.

"Karena lo gk punya hati!" balas Abikara enteng tanpa melirik Arkan.

"Lo juga kagak nangis, nyet!!" Arkan menabok punggung Abikara cukup kuat hingga sang empunya meringis.

"Enak aja, gue nangis!"

"Mana? Kering gitu muka, lo!"

"Nangis dalam hati."

"Bangsat. Mana bisa?" Arkan refleks mendorong Abikara membuat tubuhnya oleh ke arah Evan.

"Woi setan, gue panggilin pasukan monyet gue, lo ya!" Evan berusaha mengecilkan suaranya.

"Sok atuh, panggil sana! Nggak bakal dateng juga," balas Arkan pada Evan.

"Nantangin pangeran monyet, lo!!"

Evan memposisikan diri dengan duduk bersila, kedua tangannya diletakkan di atas paha. Lelaki itu lantas memejamkan mata.

"Ooooo monkeyuuuuu come heree, help me makan si Arkan!"

"Lo ngapain, setan?!"

Evan berdecak tanpa membuka matanya, "Sshhtt, gue lagi semedi!"

"Oooooooo beruk—"

Andreas yang merasa terganggu langsung menoyor kepala Evan, "Kagak bisa diem! Mau lo, gue tinggal sama pasukan monyet lo disini?!"

"Alhamdulillah, gas aja, Dre! Ikhlas gue! Ikhlas denga sepenuh heart," timpal Evan lagi.

"Ini anak belum ngerasain sunat dua kali, makanya masih kayak bocah!" kata Arkan berapi-api.

"Ya habis anjir kalau dua kali!" balas Abikara.

"Lohh, apanya hayoooo?!"

"Batang pohon, kan! Jangan mikir aneh-aneh lo!!" timpal Abikara dengan malas.

"Batang pohon apa batang ajaib warna coklat, Kar?"

"GOBLOK!!"

"Halah, ngomong gitu tapi tiap malam nonton. Sok polos lo, Kar!" kata Andreas pada Abikara.

"Astaghfirallah, kamu ini berdosa banget!!" kata Abikara.

"Si Abikara kan kalem," kata Samuel ikut nimbrung.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang