Tring!
Lonceng berbunyi begitu pintu yang terbuat dari kaca tersebut ia dorong untuk memasuki sebuah toko yang luasnya hanya sekitar 4x4.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita berpakaian sweater dengan bawahan rok yang membuatnya terkesan feminim. Kedua tangannya berlapis sarung tangan itu sibuk memotongi batang-batang bunga.
"Itu saya sudah pesan sebelumnya, Mba." kata pria di sampingnya lalu kembali menyedot bobanya.
"Oh, yang ini ya?" katanya seraya menunjukan ponselnya. Dennis mengangguk mengerti.
"Btw, Elen kemana?"
Merasa tidak memiliki kepentingan Selina memilih duduk di kursi yang tersedia. Pegal kalau mesti berdiri lama-lama.
"Mba Elen udah gak kerja di sini lagi, jadinya saya yang diminta buat kerja di sini." kata florist tersebut lalu memberikan buket yang sudah pada Dennis.
"Yah sayang banget. Padahal dari kemaren dia ngebet mau ketemu seseorang."
Mendengar itu Selina melirik pada Dennis. Oh ini alesannya cowok itu memaksanya untuk menemaninya kemari dengan diiming-imingi es krim Satiwan. Well, kadang Selina bisa memang semurahan itu.
"Makasih ya."
Selina beranjak dari tempat duduknya kemudian tanpa satu kata pun pergi dari toko bunga tersebut. Namun, sebelum ia bener-bener angkat kaki dari sana ia teringat sesuatu.
Ketukan heels setinggi lima senti itu terdengar nyaring kala Selina mendekat pada penjaga toko yang sedang meminum segelas kopi berlogo kedai kopi bintang dolar.
"Buket lily-nya satu ya."
Senyum sang florist tak terbendung. Bibir tersenyum begitu menyadari siapa gerangan yang dimaksud seseorang ini ternyata eh ternyata Si Mba Model yang seliweran di akun gosip.
"Kak, kalo gak keberatan boleh minta tanda tangannya?"
Selina tersenyum tipis kemudian mengangguk pelan. Diraihnya note book beserta pulpen tersebut kemudian menandatang di dalam sana. Matanya tak sengaja menatap sesuatu, tepatnya di catatan yang bersebelahan dengan tanda tangannya.
14 november.
.
.
."Jangan lama-lama, Sel, gue mau ketemuan dulu sama pacar gue sebelum nganterin lu."
Dennis yang sedari tadi mengomel karena ingin bertemu pacarnya seketika terdiam begitu mendengar tempat yang Selina akan dikunjunginya.
Embusan angin sejuk menyapanya begitu kakinya menginjakan hamparan tanah yang luas. Daun-daun pada pohon besar tersebut meliuk-meliuk mengikuti arah angin. Dipeluknya buket tersebut sambil sesekali menghirup aromanya.
Manajernya memutuskan untuk tetap diam di mobil. Sedari dulu Selina menolak kalau cowok itu ikut, alasannya karena itu merupakan privasinya.
Langkahnya melambat saat indera penglihatannya menangkap sesuatu yang gak seharusnya ia lihat hari ini. Dirinya tak bisa mengontrol diri untuk terpaku dengan sesuatu yang menimpa dirinya. Begitupula dengan Sang Empu di hadapannya yang bergeming di tempat.
Ya Tuhan, hamba ingin es krim kenapa malah ketemu mantan.
"Sel," sapanya ragu-ragu. Sedang wanita berkacamata hitam itu hanya diam tak membalasnya. Ia segera mendekat pada tempat tujuannya yang sebelumnya dikunjungi oleh orang itu.
Kembali matanya menatap sesuatu, bunga lily persis seperti yang ia beli tadi berada di atas batu nisan. Selina hanya memandangnya lamat kemudian menaruh bunganya di sebelah bunga lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs. Mr. Hubby
Fanfiction"pokoknya gue gak boleh kalah dari Jovian!" bahasa, semibaku. ⚠️🔞