Di hari jumat ini Jovian pulang cepat, meluangkan waktunya membawa Sola ke petshop langganan trio gembrot itu periksa, sekedar vaksin atau perawatan lainnya, seperti grooming misalnya. Jovian membawanya ke petshop sekaligus klinik itu untik mencegah sewaktu-waktu itu bukan kehamilan melainkan penyakit seperti Bongbong yang syukurnya bisa selamat.
Jovian menaruh kandang kucing tersebut di jok belakang. Well, mobil Jovian mobil sedan jadi tidak memungkinan di taruh dibagasi belakang.
"Sola, apa daddy ambil cuti ya biar kamu gak sendiri?" tanya Jovian melirik Sola lewat mirror rear view.
"Ini kan pertama kali kamu lahiran. Jadi, daddy harus nemenin kamu kan?"
Oh ya, Jovian memang menyebut dirinya daddy pada kucing-kucingnya.
"Atau kamu mau sama mommy kamu?"
"Meow." Meongan Sola membuat Jovian berdecak kesal. Sola sudah dipihak lawan ternyata.
"Kamu lebih suka sama mommy kamu daripada daddy? Mommy kan tukang ngomel."
Jovian berhenti bermonolog begitu Sola memejamkan matanya. Mungkin kebanyakan kucing akan stress bila kelamaan di jalan, namun Sola sepertinya berbeda.
Perjalanan yang seharusnya ditempuh tiga puluh menit, menjadi dua kali lipat karena macet. Jovian meruntuk dan baru kepikiran kenapa gak pake motor aja, toh tidak begitu jauh jaraknya.
Petshop ini letaknya sangat jauh dari kediamannya dulu, namun setelah menikah dan pindah ke rumah yang baru, petshop ini hanya berjarak tak lebih dari lima kilo meter.
"Tadi saya yang pagi ini telepon." katanya pada—sebut saja—mba-mba front office. Jovian selalu menelepon sebelum berkunjung, entah reserevasi untuk menghindari antrean atau sekadar bertanya tersedia atau tidaknya pelayanan yang ia butuhkan.
Cewek terdiam sejenak memandang cowok dengan setelan terlalu kasual—kolor selutut beserta kaos putih polos—itu sebelum akhirnya tersadar dan mengangguk.
"Di-ditunggu sebentar ya, Mas. Di dalem lagi ada operasi, paling lima menit lagi selesai."
Jovian mengangguk menunggu di ruang tunggu sejenak seraya memberi liquid snack pada Sola. Bibirnya mengulas senyum melihat Sola yang asik menjilati snack tersebut.
Seperti yang Mba FO itu jelaskan, akhirnya Sola dapat di periksa begitu dokter usai menjalankan operasinya.
"Hai," sapanya. Seraya mendekat, Jovian tersenyum melihat cewek dengan pakaian jas berwarna putih yang berada di hadapannya.
"Ini Sola kenapa?" tanyanya seraya mengeluarkan Sola dari kandangnya.
"Hai, kangen sama mommy gak? Kok buang muka sih? Kamu gak mau liat mommy?" Digendongnya Sola dengan lembut kemudian membawanya menuju ruangan pemeriksaan.
"Sola kayaknya hamil deh, Cy. Makanya gue bawa kesini takutnya kejadian kayak Bongbong." jelas Jovian saat Sola sedang di periksa suhunya.
"Iya kayaknya hamil deh." kaya cewek itu memberi diagnosa sementara.
"Ini perlu di-cut dulu gak?"
"Iya, bulunya lumayan tebel."
Akhirnya Sola harus dicukur bulu pada bagian perutnya. Dibantu oleh Jovian yang memegang kaki bagian atas, dokter cantik tersebut mulai mencukurnya dengan alat.
"Sendiri aja lo kek jomblo." ejeknya disela-sela mencukur.
"Bu Dokter Lucy, mohon anda sadar diri, ya." Jovian ejek balik lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs. Mr. Hubby
Fiksi Penggemar"pokoknya gue gak boleh kalah dari Jovian!" bahasa, semibaku. ⚠️🔞