23

842 118 19
                                    

Malam ini, sibuklah Suzy sendirian karena Krystal pamit sebentar untuk beli makan malamnya. Sedangkan Jisoo di rumah. Dia ada urusan mendadak.

Kepala noleh ke luar jendela. Wanita ini melamun, memikirkan omongan Rose kemarin.

Ceklek!!! Pintu terbuka. Krystal kembali dengan cepat karena dia nggak mau ribet beli makanan ataupun pilih-pilih. Karena kepikiran terus sama Suzy yang di tinggal sendiri.

" Mau Kak?" Tawar Krystal dan Suzy tersenyum sambil memberi gelengan pelan.

" Kamu nggak capek?" Tanya Suzy.

" Nggak!" Jawab Krystal sambil gigit bumbu instan mie.

" Apa Jisoo ada masalah?"

Krystal menguyah pelan sambil memperhatikan Suzy di ranjang.

" Apa Jisoo belum cerita?" Tanyanya balik. Suzy bingung. Jelas dia memberi gelengan.
.

.

.

Duduk aja di sofa kamarnya. Jisoo menoleh ke belakang lihat pelayan menyiapkan packing beberapa koper, memasukkan baju-baju dan keperluan Jisoo ke dalam.

Wanita ini nunduk. Dia memperhatikan chat room dengan nama Lili🤍 tertera. Lisa juga masih mengetik, lama banget dan itu mungkin karena sinyal.

" Lusa pergi. Nanti ortu Krystal menjemput." Jelas Mama Kim selama anaknya pendiam, kurang aktif dan tersenyum di rumah.

" Apa Krystal di rumah sakit?" Tanya Mama.

" Iya~"

" Pergilah lagi kesana. Suzy pasti mencari. Berhentilah memegang hp. Sedari tadi Mama lihat kamu pegang hp terus."

" Iya Mama~~" Manut Jisoo. Meletakkan benda itu di meja sofa, kemudian berlalu ke kamar mandi untuk bersiap ke rumah sakit lagi.

Ting!!! Chat dari Lisa akhirnya masuk.

Kamu mau jalan besok?
Mendadak banget.
Tapi bisa kok.
Apa yang nggak buat Chu hehe...
Lili🤍

.

.

.

Lisa tersenyum kekeh. Dia bekerja di kafe sendiri, sesekali memperhatikan layar hp yang menyala, menampakkan foto Jisoo yang tersenyum manis sambil memegang gulali saat di karnaval waktu itu. Habis naik bianglala. Senengnya kebangetan si Chu kalau Lisa ajak naik itu.

" Haha... cantik." Gumamnya.

•••

Suzy terdiam. Dia mengangguk pelan, menyadari banyak hal jika mereka sudah besar dan pasti ada waktunya untuk nggak bareng-bareng lagi. Apalagi Jennie juga udah duluan pergi ke New Zealand. Pendidikan disana, ikut Daddy Kim.

" Lusa kemungkinan aku pergi sama Jisoo. Kakak jaga diri baik-baik ya." Kata Krystal. Memegang lengan Suzy yang mengangguk pelan.

" Kalau udah sembuh, nanti Kakak susul kami kesana."

" Pasti."

Senyuman saling terlempar. Krystal duduk di tepi ranjang Suzy. Memegang tangan Suzy lalu dia urut pelan agar bisa cepat bergerak dan lemas tanpa kaku.

°°°

Rose membuka matanya. Dia tersenyum lega kemudian berbalik, jalan keluar gereja.

Saat berdiri di depan motornya, mata Rose melihat ada pesawat melintas malam ini menuju bandara Incheon. Dia teringat oleh Jennie. Akhirnya membongkar isi hp lalu terduduk di pinggir parkiran sebentar. Mengirimkan sesuatu yang dia ketik panjang.

Dari raut wajah terlihat jika Rose mencurahkan isi hatinya. Dia tenang duduk sendiri disana, daerah gereja yang sepi banget malam ini.

----

Ting!!

Layar hp menyala. Dari kejauhan, Jennie datang menggunakan piyama setelah habis mandi.

Dia terduduk di tepi kasur. Melihat ada chat singkat dari Rose namun di tambah oleh vn terkirim sekitar 7 menit.

Akhirnya Jennie dengarkan.

" Kamu baik-baik aja disana? Aku harap iya. Emm... maafin aku. Gara-gara aku kalian jadi hancur banget bahkan Suzy. Aku juga minta maaf buat kamu khususnya. Karena aku jadikan kamu penengah. Aku tau kamu nggak nyaman tapi ini emang salah aku. Aku itu bodoh kalau soal perasaan. Tapi aku berusaha keras. Untuk sekarang dan seterusnya, aku akan memperbaiki semuanya. Kamu bisa cari seseorang yang cocok buat kamu. Bisa mencintai dan tulus nggak kayak aku. Makasih buat semuanya Jennie. Mungkin kalau nggak ada aku, kalian tetap bareng tanpa masalah. Maafin aku...maaf~~"

Jennie menatap lamun ruang kosong di depannya. Diapun memejamkan mata sambil meremas rambut dan masih memegang hp.

Sesakit itu di tinggal? Tapi mau bagaimana lagi? Masa remaja bukan hanya menikmati kebahagiaan. Tapi sakit di hati perihal terjebak perasaan dan cinta.

" Hah~~!" Jennie membuang panjang nafasnya. Mulutnya terbuka sedikit untuk menenangkan hati yang terasa tertusuk-tusuk sekarang.

" Ihhh!!!" Marahnya. Tertidur di kasur, memukul-mukul bantal untuk melampiaskan sakit hati.

.

.

.

Rose membuka lebar matanya. Dia mengemudi motor dengan santai, pikirannya selalu pada Jennie karena mungkin emang menyakitkan. Tapi mau bagaimana lagi. Bodohnya Rose melakukan kesalahan buruk. Kalau bisa, dia ingin mengulang waktu dan memperbaiki segera!

.

.

.

Ceklek!! Pintu terbuka. Rose mengangkat pandangannya, melihat Suzy yang memperhatikan dari ranjang.

Suzy tersenyum. Melihat Rose datang lagi, mengangkat rantang masakan ibu Park.

" Sudah makan malam?"

" Belum."

" Itu makanan siapa?"

" Punyaku."

" Kenapa nggak dimakan?"

" Karena aku tau kamu datang bawa makanan enak buatan ibu."

Rose tersenyum kekeh. Dia membongkar isinya dan mata melirik tangan kanan Suzy yang memegang sendok.

" Sudah bisa gerak?"

" Aku mencoba untuk nggak lemah." Jawab Suzy.

" Jangan di paksa."

" Kata dokter, aku harus paksa sakit ini agar nggak terlalu manja."

Rose terdiam. Dia menatap Suzy yang diam memperhatikan.

" Aku juga mau suap kamu. Kita sama-sama suapan." Lanjut Suzy dan Rose tersenyum malu sambil mengangguk. Terduduk di tepi ranjang Suzy, memegang rantang yang sudah dia tuangkan nasi bercampur lauknya.

Rose menyodorkan suapannya. Suzy membuka mulut dan dia gantian menyuapi Rose yang manut, membuka mulutnya.

" Enak?"

" Mhh!!"

" Haha~~" Tangan Rose mengelus rambut Suzy. Menatap lama dan memandangnya tanpa harus letih dengan senyum yang merekah.

" Aku bakal disini, nemenin kamu terus...sampai kamu sembuh." Kata Rose dan Suzy mengangguk pelan. Melirik sesekali Rose yang nunduk, bersiap untuk menyuapi lagi.






TBC

80⭐

2 chapter lagi, maybe...

Park My Love 6 | F4 Girl's ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang