16. ketua OSIS

1.3K 70 0
                                        

Mahesa, Galang, Sean dan Bimo kembali ke markas dan Yura dan Gita juga ikut.

"Gw ga nyangka Niko bisa gitu" gumam Yura

"Dari awal gw emang udah yakin kalau Niko itu ga baik" tambah Gita

"Terus kenapa setuju bantuin dia ?" Tanya Sean

"Katanya kalau Alea ga Dateng dia bakal di habisin sama temannya" jawab Gita

"Niko kaya aneh deh kok dia bisa terobsesi gitu sama Alea padahal mereka baru kenal" ucap Yura

Gita berfikir sejanak berusaha menangkap maksud dari ucapan Yura.

"Jangan jangan sebelum Rain meninggal Niko sempat ketemu sama Rain terus Niko nganggep kalau Alea itu Rain" ucap Gita

"Gw juga mikir gitu" balas Yura

"Bim Gimana?" Tanya Galang

Bimo saat ini sedang mengotak Atik laptopnya di sudut sana ia sedang mencari informasi dan latar belakang Niko.

"Aneh" gumam Bimo

"Kenapa?" Tanya Mahesa

"Kok gw ga bisa lacak latar belakangnya ya" ucap Bimo

Sontak mereka berdiri menghampiri Bimo dan melihat layar laptop Bimo

"Gw rasa dia juga punya hacker deh. Niko nge blokir semuanya jadi gw ga bisa lacak apa pun"

Mereka menghembuskan nafas pasrah mereka tidak mendapat informasi apapun tentang Niko.

***

Di saat semua kembali ke markas Dilan malah membawa Alea ke rumah pribadinya. Dilan menarik tangan Alea masuk ke dalam mereka naik tangga ke lantai atas lalu masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Dilan.

"Dilan tangan aku sakit"

Alea meringis kesakitan karena Dilan mencengkeram pergelangan tangannya dan menarik Alea dengan paksa. Saat sampai di dalam kamar mandi Dilan mengambil sower dari tempatnya lalu menghampiri Alea.

Ia menarik tangan Alea yang telah di pegang oleh Niko saat di tempat konser tadi bahkan saat di tepi pantai tadi, Dilan sontak menyiram tangan Alea menggunakan sower sembari menggosoknya. Tangan Alea yang tadinya di cengkram kuat oleh Niko hingga memerah dan sekarang di siram dengan air dingin malah makin perih di tambah Dilan menggosoknya.

Sementara Dilan yang melihat Alea meringis kesakitan langsung menghentikannya ia melempar sower itu ke sembarang arah lalu membelakangi Alea.

Setelah itu Dilan kembali menoleh menatap Alea yang menunduk ia menarik tangan Alea dengan lembut lalu membawa Alea ke dalam pelukannya sembari mengelus kepala Alea.

Beberapa menit kemudian Dilan melepas pelukannya. Ia mengusap pipi Alea lalu tangannya turun ke leher Alea. Dilan menarik Alea lebih dekat dan langsung menyatukan bibirnya dan bibir Alea ia mencium Alea hingga melumatnya, sedangkan Alea sama sekali tidak menghindar ia malah membalas lumatan dilan.

Ciuman itu berlangsung lama membuat mereka berdua kehabisan nafas hingga mereka sontak berhenti sembari dahi mereka yang tetap menyatu.

Merasa tak cukup Dilan malah mengajak Alea basah-basahan di bawah sower yang menyala, pancuran air dari atas membasahi mereka berdua lalu Dilan mencium tangan Alea yang terasa sakit di buat olehnya setelah itu melumat bibir Alea posesif sembari mengalungkan tangannya di pinggang Alea, sementara Alea mengalungkan kedua tangannya di leher Dilan. Di bawah pancuran air mereka berciuman sembari basah basahan.

***

Di pagi hari Alea masih tertidur pulas namun sinar matahari yang masuk dari jendela mengganggu tidurnya sontak Alea membuka matanya perlahan, terlihat Alea sedang mengenakan pakaian Dilan ia membuka selimut yang menyelimuti tubuhnya lalu turun dari kasur menuju kamar mandi. Setelah mencuci muka Alea keluar berniat mencari Dilan.

Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang